Beralih Profesi

Hanum mengikuti setiap arahan yang Arya berikan padanya. Diruang pantry yang berada di lantai atas gedung perusahaan MG Modis Fashion Hanum sedang menyiapkan menu sarapan yang hanya di peruntukan untuk satu orang yaitu Presdir perusahaan tersebut.

Hanum tidak menyangka kedatangannya ke perusahaan ini adalah untuk menjadi koki pribadi dari Presdir perusahaan MG Modis Fashion. Ya, Hanum baru mengetahui hal ini saat Arya memberitahukannya job desk pekerjaan Hanum dengan terperinci.

Ia hanya berkerja sebagai pelayan di sebuah resto sebelumnya dan pemilik resto memintanya datang hari ini ke perusahaan ini yang tidak pernah terbayangkan olehnya pemilik resto tempatnya bekerja sebelumnya merekomendasikan dirinya untuk menjadi koki di perusahaan MG Modis Fashion untuk seorang Presdir yang Hanum sendiri tidak tahu seleranya bagaimana.

Masih bingung dengan lamunannya sendiri Hanum tersadar saat suara bel dari interkom berbunyi. Dengan sigap ia menerima panggilan dari interkom tersebut.

"Halo, Hanum Presdir sudah di ruangannya beliau menunggu sarapannya," Ucap Arya diseberang interkom sana.

"Baiklah pak akan saya hidangkan sekarang," Balas Hanum dengan raut wajah sendu.

Bukan tanpa alasan wajah sendu Hanum terlihat, Hanum merasa pria yang bernama Arya itu adalah Gibran pria yang dulu selalu ada untuknya tidak hanya parasnya yang sama suaranya pun sama persisnya dengan kak Gibran.

Apa yang kau pikirkan Hanum mereka orang yang berbeda kak Gibran tidak mungkin melupakan mu, kak Gibran bahkan akan lebih mengkhawatirkan dirimu dibandingkan dirinya sendiri. Sementara pria itu adalah atasan mu saat ini jadi jangan pernah kau berpikir mereka orang yang sama.

Hanum berperang dengan batinnya sendiri sembari menyiapkan sarapan pagi dengan menu sehat untuk presdir.

Hanum membawa nampan berisikan segelas jus jeruk dengan campuran madu, sepiring potongan buah-buahan dan semangkuk oatmeal dengan topping kacang-kacangan.

Tok tok tok

Hanum mengetuk pintu ruangan presdir, namun dibalik ruangan itu tidak terdengar suara apapun hingga membuat Hanum bergumam kesal.

Apa-apaan ini aku sudah tiga kali mengetuk pintu ini kenapa tidak ada respon sama sekali apakah presdir itu tua bangka yang sudah mulai tuli.

Hanum bergumam dalam batinnya, ia merasa kesal karena tidak ada jawaban apapun dari dalam ruangan presdir.

Baiklah aku akan mencobanya sekali lagi, dasar tua bangka awas saja dia tidak merespon kali ini.

Kembali Hanum berperang dengan batinnya mengutuk presdir yang belum ia kenali. Saat bersamaan Hanum malah di buat kaget karena suara pintu yang terbuka dari dalam menampilkan sosok Pak Arya.

Krek krek

"Nona Hanum, silahkan presdir sudah menunggu anda," Ucap pria bernama Arya.

Hanum menganggukkan kepalanya tanda ia merespon pertanyaan pak Arya. Hanum melangkah masuk ke ruang presdir ia tidak melihat ada seseorang di dalam ruangan itu hanya ada dirinya dan pak Arya.

Hanum hampir saja ingin bertanya pada pak Arya kemana presdir yang menunggunya berada, tapi saat mendengar gemercik air Hanum sudah paham bahwa presdir yang sudah menunggunya kini berada di dalam toilet.

Krek krek

Suara pintu toilet yang terbuka menyita perhatian Hanum, tapi ia tidak memiliki keberanian untuk menengok kearah toilet.

"Sudah datang rupanya," Suara dingin pria yang baru saja keluar dari toilet membuat bulu kuduk Hanum merinding.

Tak tak tak

Bunyi sepatu pantofel dari sosok pria yang dipanggil presdir itu sungguh kentara sekali Hanum sampai di muat merinding saat langkah kaki pria itu semakin mendekatinya.

"Ar," Sapa pria yang kini sudah berada dekat dengan Hanum.

"Iya tuan muda," Balas pak Arya.

Tampak pak Arya menyeret langkah kakinya menuju presdir yang berdiri tidak jauh dari Hanum. Sementara Hanum masih tertunduk berdiri di tempat berperang dengan batinnya.

Tuan muda, ku kira dia ini sudah tua bangka tapi kenapa pak Arya memanggilnya dengan sebutan tuan muda

Belum selesai Hanum berperang dengan batinnya, suara bariton presdir itu membuyarkan dirinya.

"Apa aku membayar mu hanya untuk berdiri seperti patung," Ucap pria yang disebut tuan muda oleh pak Arya.

Dengan sigap Hanum menggelengkan kepalanya "Ah, maafkan saya presdir," Hanya permintaan maaf yang mampu Hanum keluarkan dari mulutnya.

"Lakukan tugasmu," Balas cepat suara bariton itu dengan dingin.

Segera Hanum tanpa basa basi menghidangkan menu makanan sehat yang telah ia bawa dengan nampan ia tata di meja di depan sofa. Hanum masih menundukkan kepalanya belum berani untuk melihat sosok presdir yang kini ada di hadapannya.

Sementara presdir yang tadi memperhatikan gerak-gerik Hanum tersenyum tipis tanpa ada yang mengetahuinya. Bahkan assisten pribadi pria yang dipanggil tuan muda itu pun tidak menyadari jika presdir berwajah dingin itu tersenyum tipis.

"Sarapan apa yang kau berikan untukku," Tanya presdir itu tanpa melihat Hanum.

Sontak Hanum yang merasa ditanya menatap kearah presdir dan matanya membulat sempurna, ternyata presdir yang ia sangka tua bangka itu adalah pria tampan berkharisma.

"Sarapan sehat sesuai dengan permintaan pak Arya, pak presdir," Ungkap Hanum dengan hati-hati.

Gila presdir yang ku kira tua bangka mulai pikun ternyata masih muda, pantas saja pak Arya memanggilnya tuan muda. Untung aku tidak terlihat bodoh dihadapan presdir

Hanum bergumam dengan batinnya seakan merasa lega karena tidak membuat kesalahan dan bertindak konyol di hadapan presdir. Tapi, rasa leganya hanya bertahan sebentar saja tatkala ia melihat sang presdir tersedak dan batuk setelah menyuap mangkuk oatmeal yang ia sajikan.

Uhhhkk uhhhkk

"Tuan muda, anda tidak apa-apa," Ucap Arya saat melihat gelagat yang tidak baik dari tuan mudanya.

"Obat" Balas presdir muda itu pada asisten pribadinya.

Arya menatap nyalang pada Hanum, Hanum merasa terintimidasi dengan tatapan tidak bersahabat dari pak Arya. Arya segera menelfon seseorang untuk datang ke ruangan presdir.

"Apa yang kau campurkan didalam oatmeal itu nona Hanum," Tanya Pak Arya dengan nada dinginnya.

"Saya hanya memberikan susu dan topping kacang-kacangan pak Arya," Jawab Hanum tanpa ragu.

"Apa kacang, kau tahu tuan muda alergi kacang bukankah aku sudah memberitahukan mu semua yang boleh dan tidak boleh untuk pak presdir" Balas Arya dengan geram.

"Maafkan saya pak, mungkin saja melewatkan sesuatu yang penting saat anda memberitahu hal itu," Hanum merasa bersalah ia benar-benar melupakan hal penting yang disampaikan Arya padanya saat ke pantry.

"Air" Ucap Presdir dengan nafas yang tersengal-sengal.

"Ini tuan muda," Arya segera menyambar segelas air mineral yang berada tidak jauh dari tempatnya berdiri dan kemudian memberikannya pada majikannya.

Arya kembali menatap Hanum yang kini gemetaran di hadapan dua pria yang ada di depannya saat ini. Arya paham ia terlalu keras bersikap pada wanita cantik itu.

"Nona Hanum, kejadian ini adalah karena kelalaian mu maka kau harus bertanggung jawab" Ucap Arya pada Hanum.

"Hah, baiklah pak Arya saya akan bertanggung jawab untuk kesalahan yang saja lakukan," Balas Hanum dengan wajah sendunya.

...****************...

...****************...

...****************...

Terpopuler

Comments

💫0m@~ga0eL🔱

💫0m@~ga0eL🔱

like+subscribe+dua iklan untuk mu thor 🙏

2024-11-14

1

TAG

TAG

Ayo loh hanum

2024-10-17

0

Reogkhentir

Reogkhentir

Ini lah akibat terlalu menyepelekan sebuah keterangan kalau hanya dibaca sepintas saja....... kelihatanya hal sepele namun nyawa taruhannya

2024-09-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!