03. Semua Mata Tertuju Padanya

Pagi itu seperti hari-hari biasanya, matahari baru saja menampakan dirinya, dengan taburan cahaya keemasan, menyapa jiwa-jiwa yang masih dikandung badan. Sinar hangatnya mampu memberikan secercah harapan bagi insan yang mendamba akan kasih sayang.

Setiap hari minggu pagi, di kawasan Pondok Pesantren Nurul Iman Kota Tangerang di adakan nya rutinitas pengajian mingguan. Khusus untuk ibu-ibu, dan calon - calon ibu juga, tentunya pasti ada. Bahkan nenek-nenek pun tak mau ketinggalan, ikut serta memeriahkan pengajian tersebut.

" Kenapa sih, khusus ibu-ibu? "

" Yaah, jawabannya cukup sederhana. Karena yang paling antusias dalam pengajian itu adalah ibu-ibu !"

Sedangkan untuk bapak-bapak, kalau di ajak ke pengajian pasti saja cari-cari alasan. Nggak sempat lah, lagi sibuk lah, lagi kurang enak badan lah, berbagai macam alasan di kemuka kan.

" Ayo siapa, yang suka begitu kalau di ajak ke pengajian. ???

Namun kali ini yang memberi materi pengajian bukan lah Ustadz H. Furqon seperti biasanya, selaku pendiri dan pengasuh Pon-Pes Nurul Iman. Beliau sedang ada urusan yang tidak bisa di wakilkan, sehingga tidak bisa memimpin pengajian, dan akhirnya beliau mau tidak mau harus mewakilkan pada saudaranya yang bernama Adin Ahmad untuk menggantikannya sementara dan kebetulan dia sedang berkunjung kerumahnya waktu itu, oleh karena itu Ustadz H. Furqon meminta kesediaan adiknya untuk mengisi acara pengajian, sekaligus untuk melatih dan membiasakan diri dan mengasah kemampuannya dalam menghadapi dan menyikapi berbagai problem - problem yang timbul di kalangan masyarakat umum. Adin Ahmad ini adalah adik ipar dari Ustadz H. Furqon. Sedang istrinya bernama Ustadzah Qonita Mutiah atau lebih sering di panggil Umi Tiah yang merupakan kakak perempuan dari Adin Ahmad.

Seperti biasanya sebelum acara pengajian di mulai, para jama'ah ibu-ibu melantunkan sholawat dan puji-pujian sambil menunggu teman-temannya yang lain yang belum datang. Kali ini yang memimpin sholawatan adalah Ibu Diana yang mempunyai suara merdu, sering di panggil dengan 'Mpok Dian' karena dia masih cukup muda dan cantik, usianya sekitar 26 tahun. Namun sungguh kasihan sekali nasib yang menimpanya, 2 tahun yang lalu dia terpaksa harus rela menyandang gelar yang paling di takuti oleh kaum wanita, dengan gelar 'JANDA MUDA' ia menjadi Janda karena suaminya pergi untuk selama- lamanya dan takan pernah bisa kembali lagi, karena sudah berbeda alam, ia merupakan sosok wanita yang tegar dan kuat menerima segala cobaan, menjalani lika-liku manis pahitnya kehidupan. Sekilas, eh . . . bukan ! Mungkin beberapa kilas, kalau kita dengarkan suaranya itu, mirip seperti vokalis Group Qasidah EzzurA Kak Makhi namanya yang suaranya Masya Allah halus, lembut dan merdu, EzzurA ini merupakan regenerasi dari Nasida Ria.

" Sobat semua pasti tahu kan ! Group Qasidah Nasida Ria?''

Sebuah Group Qasidah yang mulai eksis di tahun 1.975 hingga tahun 2.000 an. Bahkan sampai sekarang pun lagu - lagunya masih bisa sering kita dengarkan. Kalau kita puter lagu- lagu dari Nasida Ria, seolah-olah kita merasa dibawa kembali ke zaman dahulu, ingat masa - masa kecil dulu, ingat dengan permainannya, ingat dengan canda tawanya, ingat dengan lingkungannya yang tenang, televisi pun jarang, apalagi smartphone seperti sekarang ini, handphone pun belum ada, paling banter adanya telephone, itu juga jarang ada yang punya, kalau pun ada itu di Wartel yang cukup untuk merogoh kocek kita, dan ada juga telephone umum yang di sediakan oleh pemerintah, biasanya ada di tempat - tempat yang ramai di kunjungi orang, lokasinya di pinggiran jalan, untuk satu kecamatan paling ada 1 unit, yang mau memakainya pun juga harus ngantri dengan antrian yang cukup panjang, kayak orang yang lagi menunggu antrian pembagian sembako di kelurahan.

"Assalamu A'laikum ! "

"Wa'alaikum Salam Warahmatullahi Wabarakatuh, mari silahkan Pak Ustadz masuk ! " jawab jama'ah ibu-ibu pengajian mingguan Majelis Ta'lim Nurul Iman, dengan serentak menjawab salam dan mempersilahkan Bapak Ustadz H Furqon, untuk memasuki Majelis Ta'lim.

" Ehhh.... Sebentar ! Pak Ustadz kok suaranya beda, yaah ! terdengar masih sangat muda !? " selidik ibu-ibu jama'ah pengajian saling kasak kusuk, karena suaranya tidak begitu familier di telinga ibu-ibu dan lagi sosoknya belum terlihat semua, masih terhalang tembok.

" Terima Kasih ! " terdengar sahutan dari luar, sambil memasuki pintu masuk majelis, dan kini menampakan sosoknya yang masih sangat muda dan tampan.

Dengan kerendahan hati, serta diiringi senyuman yang ramah, Orang yang mengucapkan salam tadi, menangkupkan kedua tangannya di depan dada, sebagai sapaan salam, sambil melangkahkan kakinya memasuki majelis ta'lim itu, dan segera menuju tempat yang telah di sediakan di bagian depan.

" Deg !

" Deg !

" Haaaaaah !!!"

Berpuluh-puluh pasang mata, saling melotot, mulutnya ternganga lebar melihat sosok pemuda yang tampan rupawan. Yang kini memasuki ruangan majelis ta'lim. Sontak saja suasananya menjadi semakin riuh dan gaduh, yah maklum saja, namanya juga ibu-ibu, apalagi ibu-ibunya masih pada muda-muda, meskipun sudah punya suami masing-masing, tetap saja kalau melihat wajah baru nan tampan rupawan, semuanya jadi salah tingkah, apalagi ibu-ibu yang biasa ngumpul di Arisan, yang kerjaannya suka ngegosip, dan ngomongin orang, meskipun mereka rajin ikut pengajian tapi kadang - kadang omongannya sering keceplosan.

Ada yang bersorak sorai, ada yang bersiul, ada yang kasak kusuk, ada juga yang penasaran meminta jawaban dari teman-temanya, namun semuanya sama tidak bisa menemukan jawaban, ada yang sengaja batuk-batukan, ada yang berdehem, entah itu keselek atau memang tenggorokannya kering, ada yang bergumam, ada juga yang bertanya langsung tanpa ba bi bu lagi, hingga suasananya mirip seperti pasar saking ramainya, membuat sang Ustadz jadi terkesima dan salah tingkah, wajahnya memerah seperti tomat direbus, kecut menahan rasa malu, sang ustadz pun bingung di buatnya entah dia harus menangis atau tertawa diapun tak tahu, melihat reaksi ibu-ibu yang menurutnya terlalu narsis itu.

" Ehh,Siape elo tong, tuampan banget dah !?" celetuk ibu-ibu yang memakai baju merah, namanya 'Mpok Aidah' rupanya dia tidak bisa menahan diri lagi untuk segera bertanya dan mengetahui jawabannya, siapa kah gerangan sesungguhnya, orang yang dipercayakan oleh Ustadz H Furqon untuk menggantikannya.

Belum juga terjawab pertanyaan itu, ada lagi suara yang terlontar padanya.

" Ehh, elo tong, udah punya bini ape belon ?"

" Ade noh keponakan ibu, yang lagi nyari - nyari laki, mau ape ndak ibu jodohkan ame die?" celetuk ibu Halimah istrinya pak RT dari kampung sebelah dengan logat betawinya yang campur aduk.

Mendengarkan pertanyaan - pertanyaan itu Sang Ustadz Muda gelagapan dibuatnya. " Pertanyaannya kok gini amat, yaah ?! " gumam dalam hatinya, mau di jawab dia bingung, kalau tidak di jawab takutnya di anggap sombong.

Hening, . . . . Untuk sesaat suasana benar - benar terasa hening, semuanya diam menyimak dan memandangi pemuda itu, menantikan apa yang akan di katakan oleh pemuda tampan itu.

" Beliau adalah adikku, dari Kota Serang, Nama Ustadz Adin Ahmad ! Beliau hari ini kebetulan mempunyai waktu luang, sehingga Abah Ustadz menugaskannya untuk mengisi kajian pada pagi ini !" jawab Umi Tiah, yang baru saja memasuki ruangan itu, ketika melihat suasananya menjadi gaduh.

" Ohhhh !"

" Pantesan Guaanteng bener, ternyata adiknya Umi toh, hehehe '?! " jawab semua jama'ah ibu-ibu dengan penuh kekaguman, akhirnya mereka tahu siapa sosok pemuda didepannya itu.

Dan ada sepasang mata cantik, milik seorang gadis muda yang sedari tadi memandangnya tanpa berkedip, setelah mendengarkan penjelasan dari Umi Tiah kini matanya terbelalak semakin lebar, dia kaget mendengar identitas pemuda itu, detak jantungnya pun bedegup - degup dengan cepat, seperti ingin meloncat loncat, karena ia sangat mengenal suara dan rupa wajah itu, walaupun penampilannya sedikit berbeda dari biasanya, dan sekarang terlihat lebih tampan dan alim, dengan balutan kemeja putih, dengan bawahan sarung dan memakai peci hitam yang membuat disposisinya semakin terlihat gagah dan penuh wibawa, walaupun nampak sederhana, tapi memancarkan karisma yang agung, memberikan kesan yang alami dan menyejukan hati, bila ada orang yang memandangnya.

Terpopuler

Comments

Jurni Mali

Jurni Mali

mataku tertuju pada syifa pak ustad

2024-10-05

4

Nining Cibuah

Nining Cibuah

Suksesss kawaaan/Moon/

2024-10-02

7

Mae suroh

Mae suroh

suksess bang/Good/

2024-09-29

16

lihat semua
Episodes
1 01. Di Sangka Tukang Ojek
2 02. Nasihat Dari Orang Yang Berilmu
3 03. Semua Mata Tertuju Padanya
4 04. Pesona Ustadz Yang Tampan
5 jangan lupa tinggalkan jejakmu
6 05. Banyak Hati Yang Cemburu
7 06. Jawaban Yang Memuaskan
8 07. Padahal Masih Betah
9 08. Momen Salting
10 09. Di Candain Umi Tiah
11 10. Pengajian Bulanan
12 11. Semua Jamaah Dibuat Penasaran Olehnya
13 12. Kejadian Yang Tak Terduga
14 13. Sholat Olahraga Khusus
15 14. Manfaat Sholat Dan Air Putih
16 15. Ustadz Tampan. Pria Idaman
17 16. Santap Malam Bersama
18 17. Pak Kades Yang Usil
19 18. Undangan Ceramah Agama
20 19. Syifa Fauziyah Sakit
21 20. Curahan Hati Syifa
22 21. Curahan Hati Para Wanita
23 22. Kunjungan Silaturahmi
24 23. Semua Tamu Datang Berkunjung
25 24. Kecelakaan
26 25. Kabar Buruk
27 26. Rumah Sakitpun Dibuat Gempar Olehnya
28 27. Lagi-lagi Dibuat Heboh Oleh Pesonanya
29 28. Pemilik Rumah Sakit Datang
30 29. Sholat Berjamaah & Doa Bersama
31 30. Operasi Dan Dahsyatnya Doa
32 31. Ketika H. Syukri Berbicara
33 32. Mimpi Buruk
34 33. Ustadz Yang Lupa Ingatan
35 34. Kekhawatiran Sang Kakak Dan Dilemanya
36 35. Dokter Cantik dan Masa Lalunya
37 36. Dokter Cantik Yang Cerdik
38 37. Mencari Solusi
39 38. Cerita Umi Tiah "Awal Pertemuan"
40 39. Cerita Umi Tiah "Memimpin Do'a"
41 40. Cerita Umi Tiah "Didekati Gadis Pujaan"
42 41. Cerita Umi Tiah "Yuyun"
43 42. Curhatan Seorang Puteri
44 43. Menyatakan Perasaan
45 44. Mengikat Tali Hubungan
46 45. Obrolan Ditengah Malam
47 46. Hari-hari Bahagia Bersamamu
Episodes

Updated 47 Episodes

1
01. Di Sangka Tukang Ojek
2
02. Nasihat Dari Orang Yang Berilmu
3
03. Semua Mata Tertuju Padanya
4
04. Pesona Ustadz Yang Tampan
5
jangan lupa tinggalkan jejakmu
6
05. Banyak Hati Yang Cemburu
7
06. Jawaban Yang Memuaskan
8
07. Padahal Masih Betah
9
08. Momen Salting
10
09. Di Candain Umi Tiah
11
10. Pengajian Bulanan
12
11. Semua Jamaah Dibuat Penasaran Olehnya
13
12. Kejadian Yang Tak Terduga
14
13. Sholat Olahraga Khusus
15
14. Manfaat Sholat Dan Air Putih
16
15. Ustadz Tampan. Pria Idaman
17
16. Santap Malam Bersama
18
17. Pak Kades Yang Usil
19
18. Undangan Ceramah Agama
20
19. Syifa Fauziyah Sakit
21
20. Curahan Hati Syifa
22
21. Curahan Hati Para Wanita
23
22. Kunjungan Silaturahmi
24
23. Semua Tamu Datang Berkunjung
25
24. Kecelakaan
26
25. Kabar Buruk
27
26. Rumah Sakitpun Dibuat Gempar Olehnya
28
27. Lagi-lagi Dibuat Heboh Oleh Pesonanya
29
28. Pemilik Rumah Sakit Datang
30
29. Sholat Berjamaah & Doa Bersama
31
30. Operasi Dan Dahsyatnya Doa
32
31. Ketika H. Syukri Berbicara
33
32. Mimpi Buruk
34
33. Ustadz Yang Lupa Ingatan
35
34. Kekhawatiran Sang Kakak Dan Dilemanya
36
35. Dokter Cantik dan Masa Lalunya
37
36. Dokter Cantik Yang Cerdik
38
37. Mencari Solusi
39
38. Cerita Umi Tiah "Awal Pertemuan"
40
39. Cerita Umi Tiah "Memimpin Do'a"
41
40. Cerita Umi Tiah "Didekati Gadis Pujaan"
42
41. Cerita Umi Tiah "Yuyun"
43
42. Curhatan Seorang Puteri
44
43. Menyatakan Perasaan
45
44. Mengikat Tali Hubungan
46
45. Obrolan Ditengah Malam
47
46. Hari-hari Bahagia Bersamamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!