02. Nasihat Dari Orang Yang Berilmu

Sementara itu Pemuda tadi yang mengantarkan seorang gadis ke kampus, kini balik lagi ketempat semula di pangkalan ojek, ia masih menunggu sahabatnya dengan setia karena ia mempunyai janji dengannya untuk bertemu di tempat ini dan akan membahas tentang kerja sama antara mereka berdua. Setelah menunggu dalam waktu yang cukup lama akhirnya datang juga orang yang di tunggu-tunggunya itu. Sahabatnya itu bernama Andika orang yang akan diajaknya bekerja sama dengannya. Kini dia merasa sangat bersalah karena telah membuat pemuda itu menunggunya cukup lama hingga hampir 2 jam lebih dan ia merasa tidak enak hati dan segera meminta maaf pada pemuda itu. "Ma'afkan saya bang! Udah membuat abang menunggu lama, saya benar-benar mohon maaf yah!" Kata andika seperti sangat menyesalinya karena sudah membuat sahabatnya itu menunggu untuk waktu cukup lama hingga sampai 2 jam. "Udah, santai aja kali lagian seperti sama siapa aja sih kamu ini? Kita kan sudah mengenal sejak lama dan kamu sudah aku anggap seperti saudaraku sendiri dan aku tahu kamu orang yang jujur dan suka menepati janji kalau pun terlambat sedikit yah gak jadi masalah pasti kamu mempunyai alasannya kan? Udahlah nggak usah dipermasalahkan mari kita bahas tentang kerjasama kita!" Tutur Adin Ahmad panjang lebar. "Yaah, aku tahu tapi abang kan udah menungguku 2 jam loh dan aku masih merasa sangat bersalah sama abang! Bagaimana kalau aku traktir abang aja makan dan minum sepuasnya abang? Sebagai tanda permintaan maafku, hehehe?! Kata Andika cengar-cengir sambil garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal. "Hmmm, boleh juga usulanmu!" Sahut pemuda itu tanpa basa basi lagi karena dia tahu kalau Andika sudah mengatakan begitu, dia pasti tidak akan berhenti membujuknya sampai kapan pun kalau belum di iya kan olehnya. "Oke!! Ayo bang!" Andika bersemangat memimpin jalan di depan karena dia memang sangat hafal tentang seluk beluk kota ini. Makanan dan minuman apa saja yang enak yang biasanya di jual di kota ini dan lokasinya dimana saja yang enak buat di jadikan tempat berkumpul bareng dengan teman-teman, semuanya dia tahu karena memang dia asli penduduk pribumi disini di kota tangerang ini.

* * * * * * * * * * * * * * *

Hari pun berganti hari kini tanpa terasa sudah lima hari terlewati, dia Adin Ahmad berada di Kota Tangerang ini sementara itu ia tinggal di kontrakan yang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah sahabatnya agar lebih mudah untuk menghubunginya. Kadang ia akan mengunjungi rumah kakak perempuannya yang berada di Lingkungan Pesantren Nurul Iman. Kakak perempuannya bernama Qonita Mutiah istri dari Ustadz H Furqon. Beliau adalah seorang sosok wanita yang mulia yang sangat mencintai dan menyayangi keluarganya juga menjadi panutan bagi para wanita-wanita shalihah khususnya kaum ibu-ibu. Beliau selalu bersikap ramah dan lembut terhadap semua orang dan tutur katanya sopan santun serta akhlaknya yang terpuji mencerminkan sosok seorang muslimah sejati.

Di hadapan kakak perempuannya ini, dia masih selalu di anggapnya masih seperti anak kecil yang belum bisa apa-apa, harus diperhatikan segala sesuatunya dan masih butuh perhatian serta kasih sayang darinya meski sekarang dia telah beranjak dewasa namun sifat manjanya akan muncul kembali bila berada didekat kakak perempuannya ini. Setelah saling mengucapkan salam, kakak perempuanya segera bertanya pada nya. "Bagaimana kabarmu dek?" Dan iapun menjawabnya. "Alhamdulillah baik-baik saja kak, seperti apa yang kakak lihat sekarang ini!" Kakaknya merasa bersyukur karena adik kesayangannya dalam kondisi yang baik-baik saja. "Terus bagaimana kabar Abah di sana?" Dijawabnya kembali. "Alhamdulillah Abah juga baik-baik saja kak, oh ya kak Abah nitip salam untuk kakak dan sekeluarga disini dan ini ada sedikit oleh-oleh dariku!" Jawab Adin Ahmad sambil menunjukan barang bawaannya yang terbungkus dengan kardus lalu dia menyerahkannya pada kakaknya. "Wa'alaikum salam warahmatullahi wabarakatuh. Syukur Alhamdulillah kalau Abah baik-baik saja!

Terus apa yang kamu bawa ini toh dek? kenapa kamu harus repot-repot bawa oleh-oleh segala buat kakak?! Dan Kapan kamu sampai di sini dan kenapa kamu nggak kasih tahu kakak kalau kamu mau main kesini?" Cecar kakaknya dengan suara yang halus sambil mengusap-usap rambut adiknya yang hitam lebat itu. "Adik kakak, sekarang sudah besar yaah?!" Puji kakaknya. "Sebenarnya sudah dua hari yang lalu kak! Sekarang aku tinggal di kontrakan lokasinya tidak terlalu jauh dari sini sekitar 30 menitan lah kalau menggunakan kendaraan sepeda motor. Hehehe maaf kak, emang sengaja Adin nggak menghubungi kakak dulu biar jadi suprise gitu loh hehehe... Lagian sekarang Adek kakak kan udah gede masa mau ngerepotin kakak terus sekali-kali boleh dong ngasih kejutan sama kakak hehehe!" Umi Titah tersenyum lucu menanggapi kenakalan adiknya yang katanya udah besar itu. "Ooh, sekarang udah ngerasa gede yah? Terus main surprise-surprise-an segala sama kakak, Ckckck. Terus Kenapa kamu nggak tinggal disini aja nemenin kakak juga bisa bantu-bantu Abangmu mengajar santri serta mengisi kajian-kajian biar ilmu yang kamu peroleh bisa bermanfaat dan berkembang, bukan hanya untuk dirimu saja yang akan dapat manfaatnya, orang lain pun akan mendapat manfaat juga, ilmu itu jangan disimpan terus loh dek gak bakalan berkembang!" Kakaknya mengomeli sambil menasihati adiknya dengan tulus. "Masih ingatkan kata-kata orang bijak yang mengatakan;

"AL I'LMU BILA A'MALIN KA SYAJARI BILA TSAMARIN" Ilmu yang tidak di amalkan bagaikan pohon yang tak berbuah! Perbanyak lah juga kamu bersilaturrahmi kepada para alim ulama agar kamu tahu betapa sedikitnya ilmu yang kamu miliki ini dibanding beliau-beliau yang sudah berpengalaman dalam mencari ilmu juga mintalah doanya supaya hidupmu tambah berkah!" Sambung kakaknya. "Baik kak, nasihat kakak akan aku simpan dalam hati! Kakak memanglah yang terbaik!" Kata Adin Ahmad memuji-muji kakanya sambil memeluknya erat-erat. "Ehm... ehm...! Kayaknya ada tamu dari jauh nih?" Tiba-tiba saja ada suara orang yang berdehem dan menegurnya membuat dia terkejut

Hingga ia melepaskan pelukannya dari kakaknya

karena ia tahu betul pemilik suara itu, dia adalah kakak iparnya. "Hehehe, Assalamualaikum bang!" Sambil cengengesan ia merasa malu sama kakak iparnya. "Wa'alaikum salam Warahmatullahi Wabarakatuh! Antum kenapa cengar-cengir, widih malu yah, lagian bini orang main peluk-peluk aja? Canda orang itu. "Oya Antum kapan datang, kok nggak ngabarin ke Abang?!" Dijawabnya pertanyaan itu. "Baru saja nyampe belum lama ini bang! Hehe maaf Ana nggak mau ngerepotin Abang! Abangkan orangnya super sibuk, hehehe." Sambil melototkan matanya orang itu tertawa mendengarkan gurauan dari adik iparnya itu. "Ngerepotin apanya maksud Antum? Oya, kebenaran sekali Abang mau minta tolong sama Antum boleh nggak, heeeh?!" Adin Ahmad mengerutkan keningnya. "Baru juga datang udah dimintai tolong segala dasar orang ini" Gerutu dalam hatinya tapi ia tak mengucapkannya. "Mau minta tolong apa bang? Sekiranya Ana bisa menolong Abang sebisa mungkin Ana pasti akan usahain!" Tantangnya. "Hari minggu besok Abang ada urusan yang tidak bisa di wakilkan juga tidak bisa di tunda. Abang mau minta tolong sama Antum untuk menggantikan Abang sementara mengisi pengajian mingguan ibu-ibu! Bagaimana apa Antum Sanggup?" Katanya. "Hmmm!" Jawab Adin seolah berat mau berkata Ya atau Tidak. "Kenapa hmmm?" Sahut kakak iparnya. "Ana masih muda dan kurang pantas kayaknya bang kalau harus menggantikan Abang untuk mengisi pengajian para ibu-ibu!" Adin Ahmad mengungkapkan alasannya. "Kenapa kurang pantas? Antum kan sarjana Pendidikan Agama Islam? Apanya yang masih kurang pantas? Antum harus bisa membiasakan diri menghadapi masyarakat luas, ilmu yang bermanfaat itu bukanlah ilmu yang banyak tapi ilmu yang di amalkan oleh si empunya ilmu masih ingat apa yang dikatakan oleh kakakmu barusan?!" Sergah kakak iparnya. "Iya bang, tapi?" Katanya ragu-ragu. " Ahh, Udah sekarang nggak pakai tapi tapian Antum intinya harus percaya diri! Abang yakin Antum mempunyai kemampuan untuk itu makanya Abang memintamu untuk menggantikan Abang sementara dan sebisa mungkin Antum harus tetap jaga ketenangan diri dalam kondisi apapun. Insya Allah semuanya pasti berjalan lancar, Antum adalah generasi muda masa kini! Oleh karenanya Antum harus bisa memberikan contoh yang baik pula, paham!?" Kakak iparnya tidak mau mendengarkan alasan itu, ia ingin mendidik dan membangun karakter adiknya agar terbiasa menghadapi banyak jama'ah dan tentunya itu juga akan baik baginya dikemudian hari. "Iya deh bang!" Seolah terpaksa Adin Ahmad mengiyakan permintaan dari kakak iparnya karena kalau menolaknya lagi pasti akan di ceramahi habis-habisan olehnya. "Gitu dong! Masa katanya udah jadi sarjana kok nggak berani ngadepin ibu-ibu, sarjana apa kalau begitu?!" Sindirnya.

Setelah saling bertukar sapa dan bercerita masing-masing hingga hampir sore Adin Ahmad mohon diri pamit kepada kakak dan kak iparnya. Walau pun terasa berat dan masih menyimpan kerinduan yang mendalam di hati masing-masing, ia berjanji akan sering-sering main kesini apabila ada waktu luang, toh kontrakannya itu juga tidak terlalu jauh dari kediaman kakaknya hanya membutuhkan waktu 30 menit saja bila menggunakan sepeda motornya. Dan selama lima hari itu pula dia sering bertemu dengan gadis yang bernama Syifa Fauziyah, orang yang pernah di antarnya ke kampus waktu itu, kadang mereka berdua bertemu di pangkalan ojek tempat mereka pertama kali bertemu lima hari yang lalu, kadang Syifa menghubunginya untuk di antar ke kampus, kadang pula gadis itu memintanya untuk membelikan dan mengantarkan makanan layaknya GO-JEK saja. Namun sebatas itu sajalah yang mereka lakukan tidak lebih juga tidak kurang.

Terpopuler

Comments

🎧✏📖

🎧✏📖

👍👍💪💪🙏😇

2024-11-14

1

PembacaBudiman

PembacaBudiman

ok lanjutkan ane suka ente bro

2024-09-30

21

Ihsan kamil

Ihsan kamil

aku juga

2024-09-28

19

lihat semua
Episodes
1 01. Di Sangka Tukang Ojek
2 02. Nasihat Dari Orang Yang Berilmu
3 03. Semua Mata Tertuju Padanya
4 04. Pesona Ustadz Yang Tampan
5 jangan lupa tinggalkan jejakmu
6 05. Banyak Hati Yang Cemburu
7 06. Jawaban Yang Memuaskan
8 07. Padahal Masih Betah
9 08. Momen Salting
10 09. Di Candain Umi Tiah
11 10. Pengajian Bulanan
12 11. Semua Jamaah Dibuat Penasaran Olehnya
13 12. Kejadian Yang Tak Terduga
14 13. Sholat Olahraga Khusus
15 14. Manfaat Sholat Dan Air Putih
16 15. Ustadz Tampan. Pria Idaman
17 16. Santap Malam Bersama
18 17. Pak Kades Yang Usil
19 18. Undangan Ceramah Agama
20 19. Syifa Fauziyah Sakit
21 20. Curahan Hati Syifa
22 21. Curahan Hati Para Wanita
23 22. Kunjungan Silaturahmi
24 23. Semua Tamu Datang Berkunjung
25 24. Kecelakaan
26 25. Kabar Buruk
27 26. Rumah Sakitpun Dibuat Gempar Olehnya
28 27. Lagi-lagi Dibuat Heboh Oleh Pesonanya
29 28. Pemilik Rumah Sakit Datang
30 29. Sholat Berjamaah & Doa Bersama
31 30. Operasi Dan Dahsyatnya Doa
32 31. Ketika H. Syukri Berbicara
33 32. Mimpi Buruk
34 33. Ustadz Yang Lupa Ingatan
35 34. Kekhawatiran Sang Kakak Dan Dilemanya
36 35. Dokter Cantik dan Masa Lalunya
37 36. Dokter Cantik Yang Cerdik
38 37. Mencari Solusi
39 38. Cerita Umi Tiah "Awal Pertemuan"
40 39. Cerita Umi Tiah "Memimpin Do'a"
41 40. Cerita Umi Tiah "Didekati Gadis Pujaan"
42 41. Cerita Umi Tiah "Yuyun"
43 42. Curhatan Seorang Puteri
44 43. Menyatakan Perasaan
45 44. Mengikat Tali Hubungan
46 45. Obrolan Ditengah Malam
47 46. Hari-hari Bahagia Bersamamu
Episodes

Updated 47 Episodes

1
01. Di Sangka Tukang Ojek
2
02. Nasihat Dari Orang Yang Berilmu
3
03. Semua Mata Tertuju Padanya
4
04. Pesona Ustadz Yang Tampan
5
jangan lupa tinggalkan jejakmu
6
05. Banyak Hati Yang Cemburu
7
06. Jawaban Yang Memuaskan
8
07. Padahal Masih Betah
9
08. Momen Salting
10
09. Di Candain Umi Tiah
11
10. Pengajian Bulanan
12
11. Semua Jamaah Dibuat Penasaran Olehnya
13
12. Kejadian Yang Tak Terduga
14
13. Sholat Olahraga Khusus
15
14. Manfaat Sholat Dan Air Putih
16
15. Ustadz Tampan. Pria Idaman
17
16. Santap Malam Bersama
18
17. Pak Kades Yang Usil
19
18. Undangan Ceramah Agama
20
19. Syifa Fauziyah Sakit
21
20. Curahan Hati Syifa
22
21. Curahan Hati Para Wanita
23
22. Kunjungan Silaturahmi
24
23. Semua Tamu Datang Berkunjung
25
24. Kecelakaan
26
25. Kabar Buruk
27
26. Rumah Sakitpun Dibuat Gempar Olehnya
28
27. Lagi-lagi Dibuat Heboh Oleh Pesonanya
29
28. Pemilik Rumah Sakit Datang
30
29. Sholat Berjamaah & Doa Bersama
31
30. Operasi Dan Dahsyatnya Doa
32
31. Ketika H. Syukri Berbicara
33
32. Mimpi Buruk
34
33. Ustadz Yang Lupa Ingatan
35
34. Kekhawatiran Sang Kakak Dan Dilemanya
36
35. Dokter Cantik dan Masa Lalunya
37
36. Dokter Cantik Yang Cerdik
38
37. Mencari Solusi
39
38. Cerita Umi Tiah "Awal Pertemuan"
40
39. Cerita Umi Tiah "Memimpin Do'a"
41
40. Cerita Umi Tiah "Didekati Gadis Pujaan"
42
41. Cerita Umi Tiah "Yuyun"
43
42. Curhatan Seorang Puteri
44
43. Menyatakan Perasaan
45
44. Mengikat Tali Hubungan
46
45. Obrolan Ditengah Malam
47
46. Hari-hari Bahagia Bersamamu

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!