Nana terbelalak kaget melihat baju yang dibelikan oleh Bim begitu banyak. Setelah Bim sampai di kamar.
“ Neng kan Cuma butuh 1 Kang Bim, kenapa banyak benar belinya,” sanggah Nana.
“pantas jadi lama,” protes Nana lagi.
“untuk gunta-gantinya. Ini hadiah dari akang buat Neng,” sahut Bim.
Akhirnya Nana menggunakan baju putih bawahan polkadot hitam. Nana merasa cocok dengan baju itu, di tambah sepatu kets putih yang pasti mahal melihat merk-nya.
“Kang Bim sudah jadi orang sukses ya, bisa beliin Neng barang barang mewah ini, banyak lagi,” gumam Nana lirih.
“Alhamdulillah neng, akang sudah berkecukupan sekarang, tapi nasib akang tidak sebaik rejeki akang,” tanpa sadar Bim mulai mengeluh.
“Semalam akang mabuk berat, sering seperti itu kang?” tanya Nana penuh kekhawatiran.
“baru kali itu akang mabuk, tak sengaja akang memergoki istri selingkuh dengan sahabat akang sendiri,” tanpa Tedeng Aling Aling, Bim menceritakan kegetiran hidupnya pada Nana yang sudah dianggap saudaranya.
“Ya ampun, teganya, punya suami baik seperti malaikat gini, masih saja kurang,” protes Nana sengit. Bim jadi tersenyum pahit melihat Nana yang begitu empati.
"Sudahlah Nana..... jangan dibahas lagi, menambah luka lama akang kambuh lagi," protes Bim.
"Maaf ya kang," dengan penuh penyesalan Nana tulus meminta maaf.
"Nana.... siang ini, kita pindah ke villa akang saja, nanti Nana bisa tinggal disana. Oh iya, anak Nana sekarang tinggal di mana?"
"Di kontrakan Kang, semenjak mamah tahu saya kabur karena dihamili juragan mamah marah besar, tapi tidak bisa menuntut apa apa karena kami orang kecil, akhirnya mama dan adik hengkang dari rumah itu, ikut neng di Cianjur sekarang," Nana menjelaskan.
"Kalau begitu, lusa kita ke rumah Neng, nanti mamah, adik dan anak neng biar tinggal di villa semua ya." Mendengar itu hati Nana terhibur dan tetesan air mata tiba tiba jatuh karena kebahagiaan yang diterimanya.
Nana takjub melihat villa Bim yang besar dan indah. Di belakang ada kolam renang dan kicauan burung dari taman belakang, terdengar sangat merdu. Andai Bim suami aku, alangkah sempurnanya hidup, Nana hanya menghayal.......
Seperti janji Bim, akhirnya mereka menjemput mamah kekontra kan Nana di Cianjur kota.
Rumah 3 petak yang terletak di gang sempit, cukup tertata. pohon yang ditanam di pelataran pun terlihat terawat, ini menandakan pemiliknya rajin.
"Assalamualaikum....
mamah....coba tebak, neng bawa siapa?" dengan semangat karena gembira Nana berteriak dari luar, ketika melihat mamahnya sedang membersihkan salah satu pot di teras rumah. Mamah Nana sambil tersenyum dan mengulurkan tangan untuk bersalaman pada Bim, langsung menyelidik dari ujung kepala sampai ujung kaki. Gelengan kepala menunjukan mamah tidak kenal. Nana jadi tersenyum simpul dan berceloteh
"tuh kang, siapa yang kenal coba, akang tuh sudah berubah total, jadi kasep pisan."
"Saha ari kitu neng," tanya mamah yang artinya siapa kalau begitu neng?
"kang bimbim mah, yang sering kerumah yang suka kasih neng bunga di pelataran bunga," jawab Nana spontan
"masya Allah, mani kasep pisan. Mamah jadi tidak kenal sama sekali. Kang bimbim.. gimana kabarnya? " dengan sangat antusias mamah menarik tangan bimbim untuk dipersilahkan duduk di teras karena didalam tidak memungkinkan, karena hanya ada kasur untuk tidur itupun dibawah lantai.
"baik mah, mamah sehat juga ya." mamah mengangguk mengiyakan. Nana pergi ke dalam untuk mempersiapkan penganan untuk Bim.
" Tinggal dimana sekarang?" tanya mamah kemudian.
"Di jakarta mah, kebetulan di cipanas ada villa dan ketemu nana disana." Bersamaan Nana keluar dengan 3 cangkir teh dan penganan yang dibelinya tadi di jalan.
"Mah, kang Bimbim ini mau kita tinggal di Villanya, neng sih setuju aja, tinggal mamah mau tidak?" Neng menjelaskan.
"Kalau mamah sih terserah Neng saja. Kalau neng setuju, mamah sok ikut saja."
Akhirnya Nana memutuskan untuk pindah dan kebahagiaan Bim dengan bisa membantu Nana yang dulu dikasihinya, membuat melupakan kepedihannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments