Bim pergi kesebuah villa miliknya dikawasan Cipanas, ia ingin menghilangkan kepahitan dan kegetiran dalam hidupnya. Dia kini merasa menjadi seorang pecundang.
Rumah tangga yang telah dibinanya 7 tahun, kini kandas tak berbekas oleh sahabat karibnya sendiri.
Ia masih tak habis pikir, kenapa seorang sahabat bisa menusuk dari belakang, ini sebuah tragedi yang sangat memalukan.
Ia berusaha agar tak satupun menghubunginya selama menenangkan diri, karena itu Hp ia remove untuk sementara selama kekecewaannya belum hilang.
Ternyata sungguh sakit dikhianati oleh orang yang selama ini ia kasihi. Orang yang telah memberinya dua orang keturunan.
⚡⚡⚡
Di hempasnya tubuh yang berotot ke pembaringan yang banyak nostalgia dengan istri yang dikasihinya, tapi kini semua seakan kosong tak ada arti.
Tak sengaja Bim melihat lukisan di dinding yang baru saja di pesan dari seorang pelukis ternama, membuat luka Bim semakin menganga.
Dicabutnya lukisan itu dari dinding dan diinjak injak lukisan itu tanpa perduli lagi uang 150 juta melayang begitu saja. Bim sudah tak ingin lagi melihat wajah istrinya
Bim jadi enggan berada di Villa itu lagi, kepahitannya semakin dalam setelah melihat lukisan itu. Seolah lukanya kini semakin meradang.
⚡⚡⚡
Dipilihnya sebuah hotel yang tak jauh dari Villanya, dia ingin menghabiskan malam yang panjang ini sendirian saja.
Duduk dipojok di sebuah bar dengan wine mungkin bisa menenangkan pikirannya. Dia sudah tak perduli dengan orang orang sekelilingnya.
Sebetulnya minum wine baru kali ini Bim coba, sebelumnya dia sama sekali tak pernah menyentuhnya.
Kekecewaan hidup yang teramat sangatlah yang membuat Bim ingin menghilangkan derita bersama wine.
Baru tiga teguk wine dia minum, kepalanya mulai berat. Ruangan seakan berputar, Bim merasa bisa melupakan segalanya dan setengah botol sudah masuk ke perutnya barang yang dulu diharamkannya itu, kini mulai tak di perduli kan.
Dengan berat di langkah kan kakinya menuju kamarnya tapi mabuk berat membuat semua seakan ikut bergerak, Bim tak bisa lagi menjaga keseimbangannya, dan limbung pas menabrak seorang wanita dihadapannya.
Wanita itu tahu apa yang harus diperbuatnya, karena dia memang seorang ******* yang sering mengantarkan tamunya ke kamar dalam keadaan mabuk.
Dengan dibantu boy room, Nana membukakan pintu kamar yang tadi telah di booking Bim.
Boy room langsung meletakkan Bim dipembaringan nya.
Baru saja Nana ingin memperbaiki posisi tidurnya, tiba tiba Bim muntah di sekujur tubuh Nana.
Membuat Nana harus mengganti bajunya, sementara Nana tidak bawa baju ganti.
Nana harus cepat cepat mengganti bajunya karena pasti akan menimbulkan bau yang tak sedap.
Sebelum mandi, Nana telah menyuruh room boy, untuk membersihkan sisa sisa muntah Bim di lantai.
Nana keluar toilet dengan hanya di balut handuk karena ia tak punya baju ganti.
Lantai pun telah bersih dari muntah Bim.
Bim yang akhirnya tertidur pulas tak menyadari jika Nana juga tidur di bangku dengan hanya terbelit handuk.
⚡⚡⚡
Bim kaget setengah mati melihat seorang wanita tidur di kamarnya tertelungkup di kursi dengan hanya berbelit handuk.
Kesadaran Bim mulai pulih, ia berusaha mengingat kejadian semalam yang samar samar masih diingatnya.
Di bopong nya tubuh mungil itu agar tidur di ranjangnya, karena Bim ingat tak sengaja muntah di badannya.
Belum sampai ke tempat tidur, Nana terbangun. Ia tersenyum tipis pada Bim yang coba membantunya memindahkan ketempat tidurnya.
Tiba tiba Bim kaget melihat wajah yang telah lama tak di jumpai nya itu. Tapi Bim cepat menepis setelah mengingat kembali kejadian kemarin yang telah membuat bathinnya terluka sangat dalam.......
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments