Setelah merasa pulih dari rasa kecewa, Bim memutuskan pulang ke rumah. Bim kangen dengan buah hatinya yang sudah 4 hari ini ia tinggalkan tanpa kabar berita. Bim pun ingin menyelesaikan urusannya menceraikan istrinya.
"Papa datang..... teriak Enggar senang melihat kedatangan papanya. Ia meloncat loncat kegirangan. Begitu pula muti, ia langsung memeluk papanya erat, seakan tak mau lepas.
"Bapak sudah pulang, " dengan tergopoh- gopoh mbok Nah membawakan barang belanjaan yang dibeli Bim di Cianjur. Pak Aceng dan Pak Udin Pun turut membantu membawakan koper kedalam rumah.
"Pak, kemarin ibu mau kerumah tapi mbok cegah sesuai instruksi, Muti dan Enggar pun mbok jaga agar jangan sampai lihat mamanya ke sini, takutnya kalau sampai lihat terus ikut nanti mbok yang salah," lapor mbok Nah pada majikannya.
"Ya Mbok, terima kasih ya, sudah menjaga Muti dan Enggar. Juga sudah memegang amanah. Mbok sudah saya anggap orang kedua selain mamah," sambil mencium tangan mbok seperti kebiasaan Bim setiap bepergian lama.
Mbok Nah ikut Bim lebih dari 7 tahun, sebelum Muti lahir. Dulu bertemu Mbok Nah waktu Bim dan Lina istrinya sedang makan di restoran. Seorang penjambret merampas tas Lina dan kemudian seorang bocah SMP, menyengat kaki penjambret dan penjambret itupun jatuh tersungkur dan akhirnya tas itu kembali lagi. Kini bocah itu sedang bersekolah di Magelang sebagai calon perwira dikemudian hari. Joko sedang di didik di Akmil sebagai mahasiswa tingkat 2.
Joko adalah anak mbok Nah. Kala itu Joko tak ingin menerima jasa dari Bim ketika tas istrinya kembali lagi. Tapi waktu itu Joko hanya minta pekerjaan buat Ibunya yang baru saja ditinggal meninggal suaminya yang hanya seorang kuli panggul.
Melihat karakter anaknya yang jujur, tegas dan sopan kala itu, Bim pun menyetujui permintaan Joko. Disaat itulah Mbok Nah mulai bekerja.
Bim kala pertama kali bertemu ibunya Joko memanggil Ibu. Tapi mbok Nah jengah, ia ingin dipanggil mbok saja. Maka mulai saat itu, siapapun memanggil Nah dengan sebutan mbok Nah.
Joko pun ikut dengan Bim. Joko anak yang rajin, ulet dan pemberani. Bim sangat suka. Akhirnya pendidikan SMP yang sempat tertunda satu tahun diteruskan kembali.
Ternyata Joko bukan hanya rajin di rumah, di sekolahpun dia anak yang cerdas dan selalu menjadi juara umum. Bim sangat sayang dan bangga pada Joko. Mereka berdua sudah dianggap keluarga sendiri. karena itu Bim sangat percaya pada Mbok Nah, sehingga tidak ragu meninggalkan anak anaknya pada beliau.
"Pak, kemarin ibu memberikan surat ini pada bapak, karena ibu menghubungi bapak lewat hp susah," Mbok Nah langsung memberikan surat itu pada Bim.
Bim menerimanya dengan malas, tapi akhirnya diterima dan di baca juga setelah penatnya hilang. Bim hanya tersenyum sinis, lalu merobek kertas itu. Kata maaf yang ditulis Lina tak punya arti lagi, karena Bim telah bertekad ingin mengakhiri rumah tangganya.
Mbok Nah yang sedang menyuapi Enggar terlihat dari kaca kamar Bim yang menghadap taman belakang, dengan telaten Mbok Nah menyuapi Enggar, Bim sangat terpukau, Bim merasa terbantu dengan kehadiran Mbok Nah di rumahnya. Bagi Bim Mbok Nah bagai malaikat yang diutus dari langit oleh Allah untuk keluarganya.
Diam diam tanpa sepengetahuan mbok Nah, Bim telah mendaftarkan haji untuk beliau. Bim merasa Mbok Nah layak mendapatkannya, karena Mok Nah lah rumah tangganya terurus.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments