Ana tidak ingin anak- anak nya menderita karna dirinya.
terngiang di ingatan ana hinaan ayah mertuanya.
"mau kau beri makan apa anak anak mu di kampung ana !!! teriakan hinaan ayah mertua nya begitu menyakit kan.
Air Mata ana menetes kembali.ketikavana teringat apa Yang si sulung katakan.
si sulung bingung.
"papa tidak ada,mama sudah tidak kerja lagi,si sulung bingung huarus mencari uang kemana.si sulung berpikir ingin ikut orang orang Minta Minta menjadi pengemis Di jalanan raya sana.
Air Mata ana mengalir deras.
"mas Kamu tidak mikir apa anak- anak mu butuh makan.tega Kamu memutus rezeki anak- anak mu mas.sungguh aku tak rela mas.semoga Kamu bahagia dengan pilihan mu mas.
Ana bekerja apa pun demi kelangsungan hidup anak- anak nya.mana sebentar lagi si sulung sekolah.
Terdengar kabar suami ana mendapat warisan dari orang tua nya.
Ana masih berpikir positive ana tidak pernah bertanya kenapa suami nya tidak mengirim uang nafkah untuk anak- anak nya.
Dan kini ana masih ber pikir baik terhadap suami nya.karna sampai saat ini Sandi belum menceraikan ana.tapi nafkah se sen pun tidak pernah Sandi berikan.bahkan Sandi tidak pernah bertanya kabar anak anak nya bagai mana.
sampai terdengar kabar lagi Sandi membeli rumah Dari Yang warisan tersebut,rumah nya saja bukan tanah nya. Hingga berlangsung beberapa tahun.
Si sulung pun sudah sekolah kini si sulung sudah elas 4 sekolah dasar.
Ana membawa diri dan luka nya.ana bekerja sebagai tki di Malaysia.
Hingga terdengar lagi kabar bahwa rumah yang Sandi beli terbakar habis tak tersisa.katsnya kini mereka hidup numpang dirumah abang nya dari jal** ng tersebut.
Hingga bertahun tahun kembali.ana pulang tapi hanyavsebetar mungkin satu Bulan di rumah lantas ana pergi lagi sambung kontrak.
terdengar lagi kabar Sandi sudah mengontrak lagi bersama anak anak dan jal**ng nya. Tak berselang lama terdengar lagi kabar bahwa rumah kontrakan yang sandi sewa terbakar kembali. Entah nasib apa Yang Sandi terima.
ana masih tetap bertahan dengan kerja nya srbagai tki walaubtetap cibiran dari jiran tetangga dan saodara Yang tidak menyukai ana.
Ana memperbaiki rumah orang Tua nya dan ana pun membangun rumah kecil untuk dirinya Dan anak anak nya.
Selama ana belum pulang rumah ana di tempati oleh anak dan kedua orang tua ana juga keponakanya.
ana sudah pulang beberapa Kali tapi ana bilang masih Ada urusan Yang harus Di selesaikan jadi ana sampai saat ini ana belum pulang lagi.
kedua anak nya sudah selesai kuliah .
ana mulai membeli kambing setiap Bulan nya.walau orang lain Yang ngurus karna ayah ana sudah sepuh jadi tidak bisa ngurus terlalu Banyak kambing yang ana beli.ternysta kambing kambing itu beranak pinak.
pantesan ayah anak ga sanggup ngurus nya.
Ada kabar tidak meng enak Kan lagi.lagi,lagi tentang Sandi untuk ketiga Kali nya mendengar kabar bahwa rumah kosan Yang Sandi tempati kini terbakar lagi.
setelah beberapa bulan dari kabar itu terdengar lagi kabar bahwa Sandi tidak membayar kosan selama tiga Bulan hingga di usir dari rumah kosanya.
Si sulung Akan menikah tapi ana tidak bisa pulang,si sulung meminta ijin pada Sandi untuk menjadi wali tapi Sandi menolak karna calon nya seorang duda beranak tiga.
calon suami si sulung memang jauh Beberapa tahun dengan si sulung yang saat itu sudah berusia 29 tahun.
Bagi ana tidak masalah asalkan calon mantu nya benar benar sayang pada anak nya.
Sandi menolak menjadi wali nikah nya.ana mengijin Kan mereka menikah walau ana tidak hadir hanya melalui sambungan video call.
Ana menangis sedih ana menghibur Dan membesarkan hati anak nya agar tetap sabar dan pesan ana pada sang menantu Yang hanya beda beberapa tahun dari ana.
"tolong sayangi anak mama jangan pernah menyakiti hati Dan perasaan nya apa lagi memukul nya.beri nafkah Yang kayak jangan menyepele kanya. jangan menghina nya.kalau sudah tak cinta pulang Kan kembali pada mama Karna mama masih sanggup memberinya makan." itulah pesan ana pada sang menantu.
tidak ada yang tidak menangis semua menangis mendengar ana ber ucap seperti itu.
"jangan hawatir mama selalu Ada untuk kalian." kata ana pada anak anak nya.
Jangan benci pada ayah mu walau bagai mana pun Dia tetap ayah kalian.itu pesan ana.
18 tahun berlalu begitu saja ana masih tetap bekerja menjadi tki.
ana tidak pernah menyesal mengeluarkan biyaya untuk anak anak nya kuliah. Puluhan bahkan ratusan juta. yang penting anak nya bisa sekolah dan kuliah.
Kini giliran si bungsu Yang Akan menikah I bungsu sudah bekerja Di xxxx. Alhamdulilah ana sudah selesai menyekolahkan keduanya.
Si bungsu sedang sibuk menyiap kan segala nya.termaduk membujuk Sandi untuk menjadi wali nya.
Ketika ana berbincang dengan Sandi melalui via telpon Sandi malah mengeluh.kaki sudah sakit untuk jalan saja sudah gemetar.bshkan Sandi tidak malu mengatakan Belum membayar uang sewa kosan untuk Bulan ini. Baru sebulan Lepas di usir dari kosan nya.
Mendengar cerita Sandi kontan ana tertawa.
"maaf mas itu urusan mu itu pilihan mu.di sini Aku hanya mau Kamu datang menjadi wali nikah si bungsu.atau bila perlu aku minta nomer rekening mu biar aku kasih ongkos nya.untuk kamu seorang bisa aku sangup atau untuk dua orang dengan anak mu yang paling besar.kalau takut nya kamu ga bisa jalan nanti nya.aku Akan kirim uang nya mana nomerbrekening nya." panjang lebar ana berucap agar tidak Salah paham.
"apa sih kamu mah.!! "Sandir mebentak ana
"Kami dari dulu tidak pernah paham mau paham aku.lebih baik bicara Sama anak anak lebih nyambung." kata Sandi ngambek.
"loh kok gitu justru aku sangat paham karna itu aku mengalah.tapi bukan berarti aku bukan kalah.
Aku mengalah banyak Dari mu aku memahami mu.aku tidak pernah menurut mu meminta uang nafkah untuk anak-anak.aku biyaya anak- anak sendiri.sampai saat ini Kau hanya menalak aku tapi kau tak pernah memproses surat cerai ke pengadilan agama.ingat nafkah Dan tanggung jawab Kita pada anak sebagai orang Tua ini sampai Kita mati.apa ksmu tidak takut hukum ahirat mas."
"mas kai ingat kau gancam ku Kai memutus rezeki anak- anak Ku Karna ego mu.aku mengalah mas karna aku masih waras.kini kau menyalakan aku yang pergi dari mu."
ana tertawa kembali tapi tawa Kali ini membuat ujung mata ana ber air.
"mas jawab saja mau datang atau tidak kalau masalah ongkos aku siap membantu.tapi tidak untuk lima orang itu terlalu banyak.cukup kamu dengan anak mu. dua orang cukup aku sanggup memberi kamu ongkos.kecuali kamu takut pada istri mu." begitu banyak anak meluahkan ke geraman nya selama ini.
"ana itu salah mu yang pergi meninggal kan mas. bahkan kau memaksa mas menuliskan surat talak untuk mu." Sandi masih blom terima di Salah kan.
ana tertawa lagi ana merasa lucu apa sandi selama ini tidak punya otak apa isi kepala Sandi.
" mah maklum isi kepala nya taik jadi dia ga bisa mikir. celetuk si bungsu yang sudah geram.
"mas kamu masih tetap menyalah kan aku.jangan sampai aku melaporkan mu mas.satu lagi tolong urus surat cerai ku.siapa tau masih ada yang mau sama aku mas.lantas ana tertawa.
"kau ini." Sandi berteriak Dari sebrang Sana.
"Aku tidak janji aku bis datang,mungkin vedio call saja nanti." ahirnya kata Sandi seolah tak punya rasa bersalah.
"beri kepastian mas si bungsu akan mengurus segera surat surat nya.karna kalau kamu tidak datang kami di sini harus sudah menunjuk wali hakim dan membayar nya.tidak bisa nanti nanti." kata ana lagi menjelaskan.
"aahh entah lah aku pusing saat ini saja aku belum punya uang buat mebayar rumah kosan." lagi lagi itu masalah nya.
Rasanya ana ingin melihat isi hati Sandi seperti apa.apa kah Masih Ada tersinpan nama anak anak ku dalam hati nya.
"sudah lah mah jangan di tekan terus biar nanti bungsu yang bicara lagi.lebih baik mama diam, sudah jangan bicara apa- apa lagi." kata si bungsu.
"ana terdiam membaca pesan begitu Dari si bungsu.ana sedih membaca setiap Kalimat nya.
Sampai saat ini ana diam dan tak lagi ikut campur dalam hal itu.
Sudah beberapa Hari ana diam.
"mamah....
"kok diam kenapa mah..
Si bungsu pun bingung ana tidak lagi membalas pesan si bungsu.
***
cerita ana masih tergantung nanti setelah Ada kabar dark ana author Akan sambung lagi gimàna Sandi datang atau tidak untuk menjadi wali nikah si bungsu.
Sandi mempunyai anak dari perempuan itu anak lelaki tiga orang. Karlta sudah Lulus SMA dan sudah kerja tapi masa iya ga bantu orang tua nya untuk sekedar bayar kosan.
disini ana berjanji setelah anak- anak nya menikah ana tidak mau ikut campur urusan rumah tangga anak anak nya.dan ana tidak akan meminta apa pun dari anak anak nya.
dua Bulan kemudian.
Dari pihak anak baik anak anak ana Dan orang Tua ana juga ipar Dan kakak ana trs mencoba berkomunukasi dengan sandi.segala Cara Dari keluarga ana sanggup memberi ongkos untuk keluarga sandi.namun Sandi menolak nya alasan nanti Kita bicara Kan lagi.
Ana menelpon sang anak.
"gimn neng bisa Di bujuk untuk datang jadi wali tidak biar Kita ongkosin,tidak apa apa kita keluar ongkos Kita mengalah." ana berbesar hati demi anak anak nya merasa Kan apa itu arti kasih sayang seorang ayah.
si bungsu.
"mah kata Apak tidak perlu katanya,sedihah Gini Amat ya pipinya bapak Yang GA pernah sayang Sama kita.kita Di buang begitu saja,Kita tidak Di anggap."tutur si bungsu sambil terisak.
Ana.
"sudah Kalo gitu jangan sedih jangan nangis,apa selalu bilang kalau Apak tidak punya duit,tidak punya kerjaan makan Dan tidur pun numpang Sama orang.tetsoi, Kita sudah berusaha Kita mau ngongkosin tapi,ditolak nya.kita biar Kan saja itu pilihan nya,sanggup hidup susah tidak pernah bersyukur,dan tidak pernah mengingat kalian, walau apak dalam keadaan berada pun.setitik pun apak tidak ingat Sama kalian.dia selalu mengabaikan Kita." panjang lebar ana menenangkan si bungsu.
ana.
"sudah ya jangan terlalu berharap.mama tidakau Kamu makin sedih memikir Kan ini." nasehat ana lagi pada si bungsu
Si bungsu.
"iya mah,tidak ngarepin sih ya siapa tau Dia masih punya hati untuk menyaksikan pernikahan anak perempuan nya Yang bungsu." si bungsu sudah tidak sedih justru Dia tersenyum Dan kembali cuek dengan masalah itu.
si sulung
"iya dek dulu Aja GA mau datang ke nikahan kakak apa lagi sekarang mungkin gengsi,malu ngerasa tidak pernah menafkahi tiba tiba datang kesini untuk menghadiri pesta.ya pasti malu lah APA lagi tidak Ada sumbang sih nya." tutur si sulung sambil terkekeh geli.
Kedua anak ana merasa kecewa pada Sandi Yang keterlaluan.
Hari akad nikah.
ternyata benar saja Sandi tidak datang mungki malu ya.andi tertampar kenyataan bahwa, istri dan anak anak yang Sandi sia sia kan dulu, ternyata hidup nya lebih baik dari pada diri nya. Yang dulu pernah mengancam ana agar jangan mencari rejeki Di Kota nya.dan parah nya ana tidak Di inin Kan tinggal Di Kota nya.sadis sih murut ana ITU karma untuk Sand,hidup sandi dan keluarga nya tidak pernah tenang dan selalu serba kekurangan.
Sandi melalui video call menyerah Kan pada Pak penghulu untuk menjadi wali nikah sang anak.sedih semua hadirin Yang hadir.menangis menyayangkan Sandi mengacuh Kan anak anak Dan istri nya.di saat saat penting Dan sakral seperti ini.
Saat video call Sandi Sandi tidak sanggup memandang wajah ana.sandibselalu membuang muka Mata nya tidak ingin melihat ana.
Saat visldeo cal Sandi berkata" cepetan nih udah blom Apak Ada kerjaan ni mau nyari duit untuk bayar kontrakan udah Dua Bulan GA Di bayar."tak tau malu Sandi membocorkan kesusahan nya.
"waah hebat ya, bagi Kamu Kami tidak penting,ok lah maaf Pak penghulu,bisa Kita lanjut kan.soal nya CEO PT.ANGIN RIBUT ini kata nya Ada keperluan mendesak." sarkas ana pada Sandi.
Sandi tertawa geli mendengar ana bicara seperti itu.
ana hanya menunjuk Kan gelengan kepala. tidak masuk akal,ada seorang bapak Yang sanggup menelantarkan anak anak Dan istri nya. sampai se begini nya.disaat saat hal Yang penting pun justru tega bersikap tidak Adil begitu.
Sandi sempat berkata.
"wah badan si bungsu gemuk ya."sarkas Sandi pada ana masih Di saluran telpon.
"heeyy pasti lah gemuk,Kan kamu tau sendiri anak anak ku aku kasih makan pasir seperti orang tua mu dulu bilang.ha...ha..ha..." ana tertawa ngakak
Sandi terdiam seribu Bahasa.wajah nya tertunduk malu kulit wajah nya merah.
"eehh maaf Aku GA maksud nyindir,cuman kalau anak anaku Kurus nanti kamu ngatain macem macem lagi." seru ana Yang Di ahiri cibiran.
"ya sudahh apak pamit ya, Ada kerjaan ini udah Di tungguin orang." katanya Sandi lagi.
"haha.ha..ha....sandi Sandi." ana hanya menjawab dengan tawanya.
Padahal ana tau kerjaan Sandi apa Dari dulu orang itu hobbymengangur mengharap belas kasih orang.entah apa Yang Di lihat Dari nya hingga pelakor itu mau hidup bersama nya.
Ini Yang Di katakan Sandi gemuk.(oh iya jangan sebar Kan foto ini nanti bisa di denda 100 juta dolar as loh.)
*Istri Sandi menghubungi si sulung.
"rasain ini semua Salah ibu Kamu Yang sudah merebut suami ku.kenapa ibu Kamu pulang Kampung." pelakor mengirim Kan rekaman suara nya masih byk lagi isinrekaman nya Yang terus saja menyudut Kan ana sebagai istri pertama.
Siapa Yang sanggup Di madu,tanpa nafkah lahir batin selama Di madu sandi tidak pernah pulang.kalau pun pulsng hanya untuk mengambil uang ana.hidup perlu uang perlu biyaya.pilihan ana tepat meninggalkan suami sontoloyo seperti Sandi.
Ana semoga hidup mu bahagia bersama anak anak Dan cucu cucu mu nanti.
🙏 support terus kisah ini kisah nyata loh.
❤️❤️❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 26 Episodes
Comments