KESALAHAN YANG FATAL
Mendengar penjelasan seperti sudah cukup untuk Eva bertanya lebih dalam lagi. Wanita cantik dengan rambut panjang lurusnya yang berantakan itu mencoba mencari celah di sana, namun tak menemukannya.
“Berapa lama kalian ada di sini?” tanya Eva yang mulai duduk dengan kedua tangan terikat kebelakang.
“Sudah cukup lama. Mereka masih mencari mangsa lebih banyak.” Jelas wanita berambut pirang yang terlihat pasrah.
Tapi Eva tak ingin tinggal diam di sana. Dijual organ tubuhnya, tentu saja dia tak mau hal seperti sampai menimpa dirinya. Wanita cantik itu menoleh dan memperhatikan para wanita yang nampak ketakutan tersendiri, ada 7 orang termasuk Eva.
“Ka-kau mau membantuku?” ucap Eva sedikit gugup.
“Apa kau buta? Kita semua diikat, apa yang kau harapkan bantuan dari kita?” balas wanita lainnya yang sedikit liar, mungkin karena dia juga diculik membuatnya kesal sendiri.
Eva tak menggubris ucapan wanita itu dan menatap ke wanita berambut pirang yang lebih tenang. “Bisa kau lepaskan ikatan di tanganku? Aku berjanji akan melepaskan mu setelah itu.” Ucap Eva benar-benar memohon.
Tentu wanita itu terkejut penuh arti. Cukup lama dia diam sambil menunduk, sedangkan wanita liar tadi lagi-lagi menyambar bak petir tak diundang.
“Jangan dengarkan dia, kita tidak bisa percaya pada orang asing.”
“SHUT UP... Aku tidak bicara denganmu.” Sentak Eva yang saat ini benar-benar tak bisa sabar, pasalnya ia harus mencari keadilan untuk kakek neneknya yang dibunuh.
Eva kembali menatap ke wanita berambut pirang yang juga menatapnya. “Maafkan aku.. sangat sulit mempercayai seseorang disaat seperti ini.” Ucapnya.
“Aku mohon, aku benar-benar berjanji akan melepaskan kalian semua. Please!!! Aku harus ke kantor polisi, kakek dan nenek ku baru saja di bunuh, aku mohon...” Dengan sangat serius, mata Eva sampai berkaca-kaca karena kecemasannya sendiri.
Siapapun yang mendengar dan melihatnya pasti kasihan. Para wanita di sana juga memiliki urusan sebelum akhirnya mereka diculik tiba-tiba.
“6 jam sebelumnya seorang wanita juga mengatakan hal yang sama sepertimu. Dia bilang akan melepaskan kami dan kami percaya, dia berhasil bebas namun meninggalkan kami semua di sini.” Jelas salah satu wanita di sana mempertegas ucapan Eva.
“Aku berjanji akan melepaskan kalian. Tapi aku tidak bisa menjamin keselamatan kalian setelah bebas dari ikatan ini.” Jelas Eva yang terdengar sungguhan. penjelasan tersebut sudah cukup bagi para wanita di sana menyetujuinya.
Mereka mengangguk bersamaan. “Berbalik lah.” Pinta wanita berambut pirang itu hingga Eva mengangguk dan segera menurutinya.
Kedua wanita tadi sama-sama membelakangi, sebisa mungkin ikatan di tangan Eva mencoba dibuka, meski sedikit kesusahan dan kesulitan namun mereka tak ingin menyerah.
“Cepatlah... Mereka akan datang.” Ucap seorang wanita berambut pendek.
Sambil berdoa dalam hati, wanita berambut pirang itu menunduk mencoba fokus melepaskan tali Eva. Hingga membutuh 3 menit lebih, akhirnya berhasil terbuka.
Dengan cepat Eva melepaskan ikatan di kakinya. Tak cuman itu saja, ia juga memenuhi janjinya dengan melepaskan pengikat di tangan wanita yang sudah membantunya tadi lalu melepaskan yang lainnya juga.
“Thank you.” Ucap wanita liar yang menatap ke Eva. Sambil tersenyum tipis Eva mengangguk kecil.
Tentu saja para wanita tadi mulai berhati-hati dan bersembunyi untuk keluar dari kapal yang masih berhenti di pinggir dermaga. Brak! Oh sial! salah satu dari mereka tak sengaja menendang sebuah tangki kosong hingga menjatuhkan sebuah benda.
“HEY! MEREKA KABUR!” teriak salah satu penjaga yang melihatnya.
Mendengar itu, Eva dan yang lainnya segera keluar dari kapal dan berpencar kemanapun yang mereka bisa. “BERHENTI!!!!” darr! Satu tembakan berhasil mengenai salah satu wanita hingga dia tumbang saat itu juga.
Tentu yang lainnya bertambah ketakutan dan mencoba lari sekencang mungkin.
Eva bahkan tak ingat akan keberadaan tas berdiri dompet, ponsel dan surat-surat pentingnya seperti visa dan paspor. “Ya Tuhan...” Gumam wanita itu yang masih berlari dan dikejar oleh para penjahat tadi.
Sungguh ini adalah pengalaman buruk Eva selain diperkosa.
Di tempat yang sungguh sunyi dan sepi, dermaga yang dipenuhi akan lorong-lorong gelap dan sepi, Eva tak peduli akan bulu kuduknya yang merinding. Saat ini hanya ada keringat dingin saat mencoba lari dari kematian.
“STOP FUCKING BITCH!” teriak para penjahat tadi.
Ketika menoleh ke belakang, Eva tak melihat ke depan bahwa teman dari para penjahat tadi ada di sana menghalanginya. Tentu, Eva terkejut setengah mati dengan napas ngos-ngosan.
Dia terkepung, mencoba waspada akan para pria bajingan itu.
“Kau jalang yang keras kepala dan merusak bisnis kami.” Ucap salah satu pria yang membawa pisaunya yang ia masukan kembali.
“Tangkap dia.” Pintanya hingga dua pria langsung memegangi kedua tangan Eva.
“LEPASKAN AKU!!!” ronta Eva membabi buta. Tak peduli keadaannya saat ini, wanita itu bergerak tak karuan hingga mantel yang dipakai berhasil lepas sedangkan kaos putih berlengan pendek tak sengaja ditarik oleh para penjahat tadi yang hendak meraihnya.
Krakk!! Tentu itu sobek. “KETERLALUAN!!!” Plakk!! Refleks Eva menampar keras pipi pria tadi hingga menimbulkan amarah yang lebih besar dari ketiga orang tadi.
Tak tinggal diam, Eva lari dan menjauh dalam keadaan berantakan. “KEJAR DIA!!!” teriak salah satunya. Sementara dua wanita berhasil ketangkap kembali.
.
.
.
Deru napas mulai terdengar, kakinya pun juga mulai kebas hingga Eva rasanya ingin terjatuh. Darr!! Namun tembakan tadi mengagetkan nya kembali.
Saat Eva berlari, hingga dia melihat dua mobil hitam dengan beberapa pria berjas berdiri di salah satu sudut lorong. Mereka hendak pergi dari sana. Senyuman kecil terukir di bibirnya! -‘Sebuah keselamatan!’ pikir Eva.
“HELP ME!!!” teriak Eva sekencang mungkin sambil melambaikan kedua tangannya ke langit-langit. “HELP ME PLEASE!!!” teriaknya yang mulai berlari.
Seorang pria dengan mantel panjangnya itu hendak masuk ke mobil di saat rekannya yang lain sudah masuk ke mobil. “Looks like something's up! (sepertinya ada sesuatu)!” ucap seorang pria yang berada di kursi pengemudi.
Sementara pria lainnya yang memiliki warna mata grey, masih menatap tajam ke arah sosok wanita yang berlari ke arahnya dengan penampilan lusuhnya hingga keringat yang membasahi wajah cantiknya.
Eva menghentikan langkahnya saat dia melihat sosok pria bertubuh gagah dengan wajah tampan bermata grey, sungguh membuatnya tak terkecoh sedikitpun karena lebih mementingkan keselamatannya saat ini.
“Aku... Aku mohon tolong aku. Beberapa orang... Mereka menculik para wanita dan mereka, mereka akan... Menjual organ kami. Please help me sir.” Ucap Eva dengan napas ngos-ngosan mencoba menjelaskannya sebisa mungkin.
Sayangnya Eva tak tahu bahwa pria yang dia mintai tolong bukanlah pria yang tepat.
Damiano Shaw D'Allesandro— pria itu menatap dengan kerut alis tebalnya dan mata tajamnya. Will yang tadinya ada di dalam pun keluar untuk mengintip lebih jelas.
“Aku mohon, selamatkan aku. Aku tahu kau pasti orang baik.” Ucap Eva mencoba memberikan pujian agar ditolong. Setidaknya begitu.
Mendengar itu tentu saja Will hanya menyeringai kecil. Tak ada jawaban dari para pria tadi, apalagi tatapan tajam dan dingin dari pria di depannya membuat Eva menelan ludah dan sadar hingga melirik, mengintip tepat di belakang pria bertubuh kekar itu.
Sebuah mayat dari seorang reporter masih tergeletak di sana. Deg!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 138 Episodes
Comments
Dewi Oktavia
astaghfirullah seram x,,,moga saya di jauhkan dari nama y mafia🤲
2024-10-03
1
Liiesa Sariie
blm berasa deg²nya
2024-09-09
1
Makaristi
eva pasti sangat panik..
mlh masuk kandang macan 🫢🤭
apakah shaw akan menolong nya tanpa syarat?? 😁😀🫢🤭
2024-09-06
1