Tubuh Rubby terlihat gemetar hingga dengkulnya terasa sangat lemas. Melihat Sean seperti sedang melihat hantu saat ini. Hantu tampan maksudnya. Bagaimana tidak, Sean berdiri tepat disampingnya dan sesekali melirik ke arahnya.
"Ya Allah. Mimpi apa aku ini? Kenapa bajingan ini malah ada di sampingku saat ini," umpat Rubby dan langsung dibalas oleh janinnya dengan membuat gerakan menendang perutnya membuat Rubby meringis kesakitan.
"Auhhhghh. Sayang. Kenapa menendang perut mama?" lirih Rubby dan terdengar oleh Sean.
"Apakah anda baik-baik saja, nona?" tanya Sean namun Rubby tidak mau menjawabnya. Ia hanya mengelus perutnya yang terasa sangat sakit saat ini.
"Rubby. Ada apa?" tanya Nicole cemas.
"Bayiku sedang bergerak dan menendang ku," bisik Rubby.
"Oh. Bayi yang nakal," ucap Nicole gemas sambil mengusap perut besar Rubby.
"Apakah dia karyawan baru Nicole?" tanya tuan Andrew.
"Iya tuan. Kami ingin bertemu dengan nyonya Broke," ucap Nicole.
"Sebaiknya kalian nanti saja ketemu dengan nyonya Broke karena saat ini nyonya broke sedang ada tamu dengan tuan Hilton," ucap tuan Andrew menunjuk ke arah Sean yang sedang fokus melihat ponselnya.
Pria tampan dengan nama lengkapnya yaitu Xavier Sean Hilton. Akrab dipanggil Sean. Hilton adalah nama ayah kandungnya Sean. Sean yang mendengar itu merasa tidak suka.
"Lebih baik saya yang belakangan ketemu dengan nyonya Broke. Utamakan kepentingan ibu hamil duluan. Silahkan nyonya...!" ucap Sean pada Rubby yang masih tertunduk takut.
"Terimakasih tuan atas kemurahan hatinya. Semoga anda sehat slalu," ucap Rubby dengan suara bergetar.
"Suara itu. Bukankah suara wanita ini sama dengan suara Rubby?" batin Sean seakan merasakan ada ledakan emosi di hatinya. Rasa rindu pada Rubby membuatnya menjadi lemah dan gampang tersentuh pada wanita hamil.
Pintu lift akhirnya terbuka dan langsung menuju ke ruang kerjanya nyonya Broke. Sean juga ikut keluar mengikuti langkah Rubby yang hampir sempoyongan karena terlalu takut berhadapan dengan Sean.
"Nona." Sean reflek memeluk pinggang Rubby dan imbasnya ia memegang perut besar Rubby yang langsung disambut tendangan janinnya pada telapak tangan Sean.
Deggg....
Sean merasakan luapan kerinduan yang amat sangat hingga jantungnya bergetar diikuti bulir bening memenuhi kelopak matanya. Ingin rasanya ia memeluk tubuh Rubby lebih lama karena parfum yang digunakan Rubby sama dengan parfum yang dipakai Rubby di hari naas itu.
"Terimakasih tuan sudah menolong teman saya," ucap Nicole lalu membantu menuntun tangan Rubby menuju meja kerjanya nyonya Broke yang langsung menyambut Nicole dan Rubby dengan sangat ramah.
Sean meminta ijin pada asisten pribadinya nyonya Broke untuk menghubungi Dick.
"Apakah ini karyawan barunya?" tanya nyonya Broke pada Nicole seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Rubby.
"Iya nyonya." Nicole memperkenalkan kedua wanita beda usia itu.
" Saya sudah memeriksa CV kamu, nona Rubby. Di sini kamu belum memiliki pengalaman kerja. Tapi, temanmu Nicole meyakinkan aku kalau kamu gadis yang sangat cerdas saat duduk dibangku kuliah dulu. Dan buktinya terlihat dari nilai ijasah S2 ini," puji nyonya Broke lalu membaca nama belakang Rubby.
"Anaya Rubby Indra Hartarto. Sepertinya aku mengenal nama belakangmu, nona Rubby. Apakah kamu putri dari pengusaha mendiang Indra Hartarto?" tanya nyonya Broke membuat Rubby terhenyak.
"Tidak nyonya. Mungkin kebetulan saja namanya sama karena negaraku rata-rata memiliki nama belakang yang sama," sanggah Rubby meralatkan tebakannya nyonya Broke.
"Oh begitu. Iya juga sih. Mana mungkin putri pemilik perusahaan besar di negaranya malah melamar kerja di negara ini," canda nyonya Broke.
Setelah melakukan interview dengan mengajukan beberapa pertanyaan penting pada Rubby. Akhirnya keduanya mencapai kesepakatan kerjasama sebagai karyawan dan CEO perusahaan besar tersebut.
"Saya tunggu hasil kerja kamu, nona Rubby. Semoga kehamilanmu tidak menganggu aktivitasmu. Selamat bergabung dengan perusahaan ini," ucap nyonya Broke seraya berdiri saat kedua karyawannya pamit kepadanya.
Sepeninggalnya Rubby dan Nicole, kini giliran Sean melakukan pertemuannya dengan nyonya Broke. Keduanya memang mitra bisnis karena Sean memiliki saham di perusahaan tersebut 40 persen.
"Terimakasih tuan Sean sudah mau menunggu dan memberi kesempatan kepada karyawan baru kami untuk melakukan interview langsung denganku," ucap nyonya Broke.
"Tidak masalah bagiku karena pertemuan kita cukup panjang nyonya dan aku tidak tega membuat wanita hamil itu menunggu. Apakah anda tidak masalah dengan pakaian yang dikenakan oleh wanita itu?" tanya Sean.
"Yang aku butuhkan kinerja wanita itu yang didukung kecerdasannya yang luar biasa. Yang lain tidak masalah bagiku karena ia wanita muslimah yang saya tahu selalu menjaga kecantikan mereka dengan menjulurkan pakaian mereka menutupi seluruh tubuh kecuali tangan dan wajah," ucap nyonya Broke.
"Tapi, wanita itu malah menutupi wajahnya dan hanya terlihat kelopak matanya saja. Bukankah itu terlihat terlalu berlebihan?" geram Sean yang penasaran ingin melihat wajah Rubby.
Tapi untuk beberapa kasus wanita yang sangat cantik dengan ketakwaan yang tinggi, mereka memilih untuk menutupi wajah mereka agar lebih nyaman dan tidak akan ada yang menggoda mereka," tutur nyonya Broke.
Sean merasa paham dengan penjelasan mitra bisnisnya itu." Kedengarannya bagus juga. Berarti wanita hamil itu menjaga dirinya hanya untuk suaminya. Aku salut dengan wanita yang memiliki prinsip kuat yang tidak akan tergoda oleh apapun demi menjaga kehormatan nya," puji Sean dengan gaya pakaian wanita muslimah yang sering ditemuinya di beberapa negara muslim yang ia datangi.
Obrolan itu terhenti dan mereka kembali ke tujuan awal untuk membahas bisnis mereka yang dibantu oleh asisten pribadinya nyonya Broke.
Sementara itu, Rubby menangis di dalam kamar mandi yang ada di lobi hotel itu. Ada rasa rindu yang besar pada Sean sekaligus rasa bencinya pada pria yang telah menanam benih di rahimnya hingga membuatnya mengubur masa depannya bersama pria lain.
"Maafkan mama nak karena sudah menjauhkan kamu dengan ayah kandungmu. Kamu hanya milik mama. Apakah kamu tadi senang bertemu dengan ayahmu? Apakah kamu merindukannya, hmm?" tanya Rubby yang langsung direspon jabang bayinya dengan gerakan meliuk di dalam perutnya.
"Ternyata benar kamu kangen dengan ayahmu. Tapi, dia tidak menginginkan mu. Mama juga tidak berniat untuk bertemu lagi dengannya sekalipun mama juga merindukan ayahmu itu. Entah mengapa mama jadi merindukannya," geram Rubby lalu keluar dari kamar mandi.
Rubby harus pulang seorang diri ke apartemen mereka karena Nicole kembali ke ruang kerjanya. Rubby mampir di salah satu toko makanan yang berlebel halal. Ia ingin menikmati makan siangnya di tempat itu.
Tidak lama kemudian pertemuan Sean dan nyonya Broke berakhir. Ia ingin menanyakan beberapa hal tentang karyawan baru nyonya Broke namun ia tidak mau nyonya Broke menjadi curiga kepadanya.
"Apakah wanita bercadar itu sudah punya suami? Ah...! Apa urusanku dengan wanita hamil itu? Mungkin aku terlalu merindukan Rubby hingga gampang sensitif pada wanita hamil yang bernama sama dengan Rubby ku," ucap Sean saat sudah berada di dalam mobilnya dan hendak kembali ke perusahaannya sendiri yang bergerak di otomotif.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments
Ramlah Kuku
kenapa jadi Arsen😁
2024-09-14
3
Eskael Evol
mantul ceritanya thor good job💯👍 ❤🙏
2024-09-13
3
Dewi Anggya
masih terjadi kesalah pahaman
2024-09-12
3