Bab 5. Nonton Bareng

Bab 5. Nonton Bareng

POV Author

"Can dimana?"

"Di rumah. Ada apa?"

"Anak-anak lagi ngumpul nih di rumah Bunga."

"Memangnya ada apa?"

"Datang saja dulu kesini! Seru banget nih!"

"Bilang dulu ada apa?"

"Ck, datang saja. Nanti kamu nyesel!"

"Wes, aku kesana. Awas aja kalau tidak seru!"

Menur beranjak dari tempat tidurnya dan berganti pakaian yang lebih pantas untuk di pakai ke luar rumah. Tadinya ia hanya ingin di rumah saja karena sedang datang tamu bulanan. Namun ajakan sang teman pun membuatnya tertarik dan melupakan rasa sakit yang melilit pinggangnya.

Tanpa peduli sang Ibu yang sedang sibuk menyetrika seperti biasanya, ia melewati ibunya begitu saja tanpa pamit.

"Nduk mau kemana?"

"Ibu kenapa sih?! Aku sudah besar Bu, jangan selalu tanya aku mau kemana!"

"Apa salahnya Ibu nanya Nduk?"

"Ya salah lah! Aku tidak suka dan merasa risih Ibu tanya-tanya terus!"

"Nur, Menur...!"

Tanpa memperdulikan ibunya yang memanggil-manggil namanya, Menur Cantika terus melangkahkan kaki meninggalkan rumahnya dan menuju rumah Bunga yang cukup jauh dari rumahnya.

Meskipun hanya berjalan kaki dan tidak memiliki kendaraan, Menur tetap menyanggupi ajakan temannya yang baginya lebih mengerti dirinya ketimbang ibunya.

"Can cepat masuk!"

Salah seorang teman Menur yang memanggil dirinya dengan nama belakangnya yaitu Cantika.

Bukan tanpa alasan pula mereka memanggil Menur dengan nama itu. Nama panggilan itu, Menur yang memintanya karena ia malu di panggil Menur yang terdengar kampungan. Juga parasnya yang cukup cantik itu mendukung teman-temannya memanggil dirinya Cantika.

Tangan Menur ditarik paksa agar segera masuk ke dalam rumah yang bahkan tirai pun di tutup rapat padahal hari masih siang.

Di dalam rumah itu, beberapa teman perempuan Menur sudah duduk melantai di depan sebuah layar putih yang terbentang di hadapan mereka. Juga sebuah proyektor mini yang siap menyala.

"Kok pada duduk melantai?" Tanya Menur dengan raut wajah bingung seraya melangkah mendekati teman-teman yang duduk itu.

"Kunci rapat pintunya Lilis." Perintah Bunga.

"Sudah." Jawab gadis yang di panggil Lilis itu dengan singkat.

Kemudian Lilis ikut duduk di samping Menur.

"Jangan berisik ya, awas saja kalian!"

Ancam Bunga, kemudian ia bergerak mendekati proyektor dan menyalakanya. Tidak lama kemudian, sebuah film dewasa pun berputar dan semakin lama semakin panas.

"Waaa...!!"

"Ssstttt...!!!"

Aura dalam ruangan itu pun seketika menegang dan memanas. Bahkan wajah beberapa anak gadis itu merah padam.

Menur tak berkutik, matanya tak berkedip melihat setiap adegan yang muncul di depan matanya. Degub jantungnya berdebar-debar. Bahkan ia menggigit bibir bawahnya.

Satu jam lebih film dewasa itu pun akhirnya berakhir. Teman-teman Menur cekikikan sesama mereka dan menceritakan ulang adegan yang menurut mereka sangat seru.

"Can, gimana? Seru kan?!"

Menur tidak menjawab apa-apa. Ia masih terbayang-bayang adegan panas yang membuat jantungnya berdebar-debar tak karuan.

"Cari lagi film yang seru Bunga, biar kita bisa nonton bareng kayak gini."

"Halah, kecanduankan kamu? Awas minta praktekin sama Bayu. Hahaha..."

"Kamu yang bikin sesat, Bunga. Hehehe..."

"Loh kenapa aku? Aku cuma menjalankan ide dari Lilis aja kok. Tapi kalian juga pada suka kan?"

Setelah itu mereka saling bercanda, suasana rumah pun kembali seperti sedia kala. Tirai sudah di buka, layar sudah di lipat dan proyektor mini pun di simpan di tempat yang aman.

"Can, kamu beneran tidak mau terima cintanya Tristan?" Tanya Bunga dan di dengar oleh teman-temannya yang lain.

"Tidak." Jawab Menur, singkat.

"Kenapa, padahal Tristan itu ganteng loh?" Tanya Lilis.

"Iya, kapan lagi bisa pacaran sama anak paling ganteng di sekolah kita." Ujar Saras.

"Biar pun ganteng, tapi dia bukan tipe ku. Aku tidak merasakan apa pun padanya."

"Kalau begitu, boleh dong...,aku dekati." Ujar Bunga dengan tersenyum senang.

"Kenapa harus ijin? Dia bukan siapa-siapa aku kok, silahkan saja. Oh ya Bunga, gara-gara baju itu, aku di tuduh mencuri oleh ibunya Jelita." Ungkap Menur.

"Kan baju itu aku berikan padamu, sebagai upah." Kata Bunga.

"Iya, tapi dia itu tidak bilang ke ibunya kalau baju itu cuma baju pinjaman."

"Dia itu memang cari gara-gara. Sepertinya dia iri sama kamu Bunga, dia tidak bisa kayak kamu."

"Iya benar itu!"

"Besok kita kerjain saja di sekolah, gimana?" Kata Saras memberi ide.

"Aku setuju!" Jawab Lilis.

Dan mereka pun merencanakan apa yang akan mereka perbuat di sekolah besok untuk membalas Jelita.

***

Sementara itu, ditempat berbeda.

"Permisi Bu, kenal sama Dewi Sri Rahayu?"

Salah seorang wanita yang berpenampilan anggun menghampiri ibu-ibu yang berjualan di pinggir jalan di area kampung Melati dan bertanya kepadanya.

"Dewi Sri Rahayu, sopo yo?" Ibu pemilik warung malah balik bertanya karena bingung. "Sampean-sampean, apa kenal sama yang di sebutkan Mbak ini?" Tanya Ibu pemilik warung lagi kepada para pelanggan yang sedang duduk ngopi dan menikmati jajanan yang tersedia.

"Dewi Sri Rahayu? Apa bukan si Sri ya, Mbok?"

"Sri mana?" Jawab pelanggan yang lain.

"Itu yang jualan kue setiap hari."

"Lah, iyo. Si Sri itu. Opo jenenge, Dewi Sri Rahayu?"

"Sama-sama ada Sri nya toh?!"

"Lah kalau itu, iya si Sri."

"Tapi dia Janda anak satu."

Para pengunjung itu berbicara antar sesama mereka.

"Apa tidak ada fotonya gitu Mbak?" Tanya salah seorang pengunjung warung yang lain.

"Oh, ada sebentar. Tapi fotonya sudah lama sekali." Jawab wanita tadi.

"Tidak apa, siapa tahu masih bisa di kenali."

Wanita tadi pun mengeluarkan handphonenya dan menunjukkan gambar yang di foto ulang dari sebuah cetakan foto. Beberapa pengunjung warung pun lalu melihat secara bergantian foto Sri yang di cari wanita itu.

"Lah bener iki, Sri yang jualan kue itu." Ujar salah seorang setelah melihat foto yang di tunjukan wanita tadi.

"Alhamdulillah akhirnya ketemu. Apa Bapak tahu Mbak Sri tinggal dimana?"

"Ya tahu, wong tetangga saya kok. Tapi Mbak ini siapanya Sri kalau saya boleh tahu."

"Saya Ranti, adik dari Almarhum suaminya Mbak Sri, Pak." Jawab Ranti.

"Oalah, adik ipar Sri toh. Sek tak habiskan kopi dulu."

Bapak-bapak itu kemudian meneguk perlahan kopinya hingga tandas yang sudah tidak terlalu panas karena ia sudah lama duduk di warung itu. Kemudian ia membayar makanan dan minumannya, lalu mengarahkan wanita yang bernama Ranti itu menuju rumah Sri.

"Ikuti saya saja Mbak."

"Baik Pak."

Ranti memasuki mobilnya, sedangkan bapak tadi menaiki sepeda motornya. Dengan perlahan mereka bergerak menuju rumah sri yang berjarak 1 kilo meter dari warung milik Mbok Yatmi. Dan hanya dalam kurun waktu berapa menit saja, mereka sudah tiba di depan rumah Sri.

"Ini Mbak rumahnya. Maaf saya, tidak ikutan masuk ke dalam yo, saya mau ke sawah dulu."

"Monggo Pak. Terima kasih banyak, sudah di bantu sampai sini."

"Sama-sama, Mbak. Mari..., Assalamualaikum..."

"Wa'alaikumsalam..." Jawab Ranti sambi memandangi sesaat punggung orang yang telah berbaik hati itu berlalu pergi.

Ranti kemudian menarik napas sejenak dan menghembuskannya perlahan.

"Assalamualaikum..."

Bersambung...

Jangan lupa like dan komen ya, terima kasih 🙏😊

Terpopuler

Comments

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

ㅤㅤㅤ ㅤ🍃⃝⃟𝟰ˢ𝐀⃝🥀✰͜͡v᭄ʰᶦᵃᵗ

si menur diem² mau praktik kayaknya

2024-11-03

0

𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🏘⃝AⁿᵘBoy🔰🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅

𝕮𝖎ҋ𝖙𝖆🏘⃝AⁿᵘBoy🔰🍒⃞⃟🦅ᴳᴿ🐅

astaga ini mengingatkan aku pada saat...jeng..jeng jengg /Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/

2024-10-05

2

A͜͡ⁿᵘ Jesslyn 🇵🇸

A͜͡ⁿᵘ Jesslyn 🇵🇸

awal mula tercemar otak menur🤭

2024-09-14

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. Melanjutkan Pendidikan
2 Bab 2. Baju Merah Muda
3 Bab 3. Baju Merah Muda Part 2
4 Bab 4. Salah Paham
5 Bab 5. Nonton Bareng
6 Bab 6. Luka Lama
7 Bab 7. Harapan Baru
8 Bab 8. Musibah Merenggut Nyawa
9 Bab 9. Tempat Tinggal Baru
10 Bab 10. Kilas Balik Masa Lalu
11 Bab 11. Menurut Juga
12 Bab 12. Menur Oh Menur
13 Bab 13. Berantakan
14 Bab 14. Kancil Mencuri Ketimun
15 Bab 15. Curi Pandang
16 Bab 16. Tersesat Di Hutan Dan Bukit Tropis
17 Bab 17. Cobaan
18 Bab 18. Menghindar
19 Bab 19. Gagal Jaga Jarak
20 Bab 20. Rasa Setelah Pertengkaran
21 Bab 21. Goyah
22 Bab 22. Cemburu
23 Bab 23. Mulai Berbohong
24 Bab 24. Main Belakang
25 Bab 25. Nikmat Yang Tak Terbantahkan
26 Bab 26. Pertanda
27 Bab 27. Perubahan
28 Bab 28. Kebohongan Yang Hakiki
29 Bab 29. Ranti Tertipu Lagi
30 Bab 30. Sandi
31 Bab 31. Nasehat
32 Bab 32. Kunjungan Ke Mess
33 Bab 33. Bukti
34 Bab 34. Perang Dingin
35 Bab 35. Tidak Ingin Bertemu
36 Bab 36. Hancur Sudah
37 Bab 37. Sabar
38 Bab 38. Tidak Sendirian
39 Bab 39. Sandiwara
40 Bab 40. Adrian Pratama
41 Bab 41. Ke Rumah Sakit
42 Bab 42. Terciduk
43 Bab 43. Laporan
44 Bab 44. Rencana
45 Bab 45. Telepon Dari Ibu Mertua
46 Bab 46. Pisah Ranjang
47 Bab 47. Tak akan Bisa Kembali Utuh
48 Bab 48. Pindah
49 Bab 49. Hamil
50 Bab 50. Pangeran Berkuda Baja
51 Bab 51. Asisten
52 Bab 52. Bertemu
53 Bab 53. Putus Hubungan
54 Bab 54. Resign
55 Bab 55. Keluarga Yang Sebenarnya
56 Bab 56. Sang Kakak
57 Bab 57. Roda Mulai Berputar
58 Bab 58. Rencana Jual Rumah
59 Bab 59. Bapak Rumah Tangga
60 Bab 60. Terungkap Fakta
61 Bab 61. Pilihan
62 Bab 62. Tamu Kejutan
63 Bab 63. Pernyataan
64 Bab 64. Terima Hasil
65 Bab 65. Kembali ke Kosan
66 Bab 66. Bertemu Mantan
67 Bab 67. Orang Iseng
68 Bab 68. Muka Tembok
69 Bab 69. Cemburu
70 Bab 70. Persaingan
71 Bab 71. Hadiah Ulang Tahun
72 Bab 72. Sudah Telanjur
73 Bab 73. Jatuh Cinta Lagi
74 Bab 74. Ngapel
75 Bab 75. Surprise
76 Bab 76. Lamaran
77 Bab 77. Sakit Tapi Tak Berdarah
78 Bab 78. Selamat
79 Bab 79. Kesulitan
80 Bab 80. Mencuri
81 Bab 81. Baru Sadar Motor Hilang
82 Bab 82. Sidak
83 Bab 83. Dipecat
84 Bab 84. Meninggal
85 Bab 85. Masuk Penjara
86 Bab 86. Duda Dua Kali
87 Bab 87. Jadikan Aku Selingkuhan Mu
88 Bab 88. Cemburu Bukan Pada Tempatnya
89 Bab 89. Agak Lain
90 Bab 90. Sombong
91 Bab 91. Menyesal
92 Bab 92. Besuha Kabur
93 Bab 93. Maaf
94 Bab 94. Lega
95 Bab 95. Memulai Memperbaiki Diri
96 Bab 96. Ngidam Yang Meresahkan
97 Bab 97. Persaudaraan Yang Tidak Bisa Putus
98 Bab 98. Kesempatan Untuk Hidup Lebih Lama
99 Bab 99. Awal Yang Baru
100 Bab 100. Bahagia Untuk Semua (End)
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Bab 1. Melanjutkan Pendidikan
2
Bab 2. Baju Merah Muda
3
Bab 3. Baju Merah Muda Part 2
4
Bab 4. Salah Paham
5
Bab 5. Nonton Bareng
6
Bab 6. Luka Lama
7
Bab 7. Harapan Baru
8
Bab 8. Musibah Merenggut Nyawa
9
Bab 9. Tempat Tinggal Baru
10
Bab 10. Kilas Balik Masa Lalu
11
Bab 11. Menurut Juga
12
Bab 12. Menur Oh Menur
13
Bab 13. Berantakan
14
Bab 14. Kancil Mencuri Ketimun
15
Bab 15. Curi Pandang
16
Bab 16. Tersesat Di Hutan Dan Bukit Tropis
17
Bab 17. Cobaan
18
Bab 18. Menghindar
19
Bab 19. Gagal Jaga Jarak
20
Bab 20. Rasa Setelah Pertengkaran
21
Bab 21. Goyah
22
Bab 22. Cemburu
23
Bab 23. Mulai Berbohong
24
Bab 24. Main Belakang
25
Bab 25. Nikmat Yang Tak Terbantahkan
26
Bab 26. Pertanda
27
Bab 27. Perubahan
28
Bab 28. Kebohongan Yang Hakiki
29
Bab 29. Ranti Tertipu Lagi
30
Bab 30. Sandi
31
Bab 31. Nasehat
32
Bab 32. Kunjungan Ke Mess
33
Bab 33. Bukti
34
Bab 34. Perang Dingin
35
Bab 35. Tidak Ingin Bertemu
36
Bab 36. Hancur Sudah
37
Bab 37. Sabar
38
Bab 38. Tidak Sendirian
39
Bab 39. Sandiwara
40
Bab 40. Adrian Pratama
41
Bab 41. Ke Rumah Sakit
42
Bab 42. Terciduk
43
Bab 43. Laporan
44
Bab 44. Rencana
45
Bab 45. Telepon Dari Ibu Mertua
46
Bab 46. Pisah Ranjang
47
Bab 47. Tak akan Bisa Kembali Utuh
48
Bab 48. Pindah
49
Bab 49. Hamil
50
Bab 50. Pangeran Berkuda Baja
51
Bab 51. Asisten
52
Bab 52. Bertemu
53
Bab 53. Putus Hubungan
54
Bab 54. Resign
55
Bab 55. Keluarga Yang Sebenarnya
56
Bab 56. Sang Kakak
57
Bab 57. Roda Mulai Berputar
58
Bab 58. Rencana Jual Rumah
59
Bab 59. Bapak Rumah Tangga
60
Bab 60. Terungkap Fakta
61
Bab 61. Pilihan
62
Bab 62. Tamu Kejutan
63
Bab 63. Pernyataan
64
Bab 64. Terima Hasil
65
Bab 65. Kembali ke Kosan
66
Bab 66. Bertemu Mantan
67
Bab 67. Orang Iseng
68
Bab 68. Muka Tembok
69
Bab 69. Cemburu
70
Bab 70. Persaingan
71
Bab 71. Hadiah Ulang Tahun
72
Bab 72. Sudah Telanjur
73
Bab 73. Jatuh Cinta Lagi
74
Bab 74. Ngapel
75
Bab 75. Surprise
76
Bab 76. Lamaran
77
Bab 77. Sakit Tapi Tak Berdarah
78
Bab 78. Selamat
79
Bab 79. Kesulitan
80
Bab 80. Mencuri
81
Bab 81. Baru Sadar Motor Hilang
82
Bab 82. Sidak
83
Bab 83. Dipecat
84
Bab 84. Meninggal
85
Bab 85. Masuk Penjara
86
Bab 86. Duda Dua Kali
87
Bab 87. Jadikan Aku Selingkuhan Mu
88
Bab 88. Cemburu Bukan Pada Tempatnya
89
Bab 89. Agak Lain
90
Bab 90. Sombong
91
Bab 91. Menyesal
92
Bab 92. Besuha Kabur
93
Bab 93. Maaf
94
Bab 94. Lega
95
Bab 95. Memulai Memperbaiki Diri
96
Bab 96. Ngidam Yang Meresahkan
97
Bab 97. Persaudaraan Yang Tidak Bisa Putus
98
Bab 98. Kesempatan Untuk Hidup Lebih Lama
99
Bab 99. Awal Yang Baru
100
Bab 100. Bahagia Untuk Semua (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!