"Cepat katakan dimana aku bisa menghentikan nya.?" tanya Ronald dengan keras pada nyonya Melisa
"Hahaha... Jangan harap aku akan memberi tahumu, sampai mati pun aku tidak akan pernah mengatakan nya" Jawab nyonya Melisa yang masih kekeuh dengan pendiriannya
Mendengar kata-kata itu rasanya Ronald sangat ingin mencekik lehernya karna ia benar-benar sudah muak dengan semuanya
"Jika kau tak mengatakan nya sekarang juga, maka jangan salahkan aku jika aku mengatakan yang sebenarnya pada tuan Anggara tentang hubungan mu dengan Lusy"
"Kau mencoba mengancam ku.?"
"Tidak, Pantang bagi seorang Ronald Wijaya untuk menekan dengan ancaman" ucap Ronald datar
"Nyonya, sebaiknya katakan segera atau aku akan menyuruh bawahan ku untuk menelpon tuan Anggara agar dia datang kemari untuk menyaksikan semuanya sendiri" Ancam David pada Nyonya Melisa
"Jangan, jangan lakukan itu aku mohon jangan"
"Kalau begitu katakan sekarang.!" desak David lagi
"Di sisi kiri bagian benda itu terdapat dua kabel berwarna merah dan kuning, hanya dengan memotong keduanya secara serentak maka bom otomatis akan terhenti"
"Kau mengatakan yang sebenarnya.?" tanya David untuk memastikan sekali lagi agar tidak terjadi kesalahan karna bagi mereka sangat sulit untuk mempercayai seekor r*bah betina seperti Nyonya Melisa
"Aku sudah mengatakan yang sebenarnya, kalian bisa mencobanya"
"Tapi...-"
"David, sekarang sudah tidak ada waktu lagi untuk bicara, cepat berikan Gunting itu pada ku" Desak Ronald yang semakin panik saat melihat waktu yang hanya tersisa menit terakhir
"Baik tuan". David dengan Cepat memberikan sebuah gunting pada Sang Tuan muda
"David, bawa yang lain keluar" Perintah Ronald saat akan memulai memotong kabel yang di maksud
"Tapi tuan"
"David.! Berjanjilah untuk ku, jika hari ini aku dan Lusy berakhir di sini, tolong perlakukan tuan Danu seperti ayah mu sendiri dan jaga kan baik-baik Grub Wijaya untuk ku"
"Ronald aku mohon tolong jangan katakan itu, kau tidak boleh mati, biarkan aku melakukan nya sendiri" ucap Lusy yang merasa tak terima dengan apa yang dikatakan Ronald pada David
"David cepat Pergi.!". Bentak Ronal dengan sangat keras
Meski bimbang dengan apa yang harus di perbuat nya namun David tak punya pilihan selain pasrah dan pergi dari tempat itu seperti yang di perintahkan oleh tuannya
Dan selanjutnya
...----------------...
Di Rumah sakit
"Dokter, bagai mana keadaan tuan muda dan Nona Lusy?" tanya David yang merasa cemas
"Tuan David anda tenang saja, tuan muda akan baik-baik saja, beliau hanya pingsan akibat terlalu terkejut dengan kejadian yang beliau alami, akan tetapi untuk nona Lusy..."
Dokter itu tak bisa berkata-kata untuk sesaat
"Dokter apa yang terjadi pada nona Lusy.?" tanya David yang semakin khawatir
"Tuan, sebenarnya Nona lusy, dia..."
"Dia kenapa dok, jangan bertele-tele katakan dengan jelas atau kau akan kehilangan pekerjaan mu saat ini juga" bentak David yang mulai terbakar emosi
"Tuan, Sebenarnya untuk saat ini nona Lusy sedang mengalami koma, kami menemukan begitu banyak luka di tubuhnya yang sepertinya luka itu di sebabkan oleh pukulan yang sangat keras seperti bekas cambukan"
"Apa...?!"
Suara seseorang dari dalam ruangan terdengar sangat terkejut dengan apa yang dikatakan oleh Dokter barusan
"Tuan muda, anda sudah bangun" Ucap David yang terkejut saat melihat Ronald yang sudah berdiri tegak di belakang Sang dokter dengan pakaian pasien yang masih melekat di tubuhnya
"Jelaskan padaku apa yang terjadi pada kekasih ku.?" tanya Ronald yang seolah menolak percaya
David memberikan kode pada Sang dokter agar meninggalkan dirinya dan Ronald berdua saja, sesaat setelah kepergian sang dokter
"Tuan muda, seperti nya sebelum kedatangan kita untuk menyelematkan nona, Mereka terlebih dahulu menyiksanya hingga mengakibatkan banyak luka serius pada nona Lusy"
"David, aku ingin kau mengurus semuanya hingga tuntas, Putus kan semua yang berkaitan dengan keluarga Anggara, aku ingin mereka semua hancur dan merasakan akibatnya sama seperti penderitaan yang telah mereka buat pada Lusy"
"Baiklah Tuan, aku akan mengurus semuanya sampai tuntas, namun sebelum itu tuan sebaiknya tetap istirahat terlebih dahulu karna tubuh tuan masih belum pulih total"
"Tidak, aku hanya ingin menemani Lusy, Tolong antarkan aku padanya"
"Baiklah"
Meski dengan rasa terpaksa David hanya bisa mengiyakan apa yang diinginkan oleh tuan muda nya itu
Di sisi lain...
PLAK, PLAK. Dua kali tamparan yang cukup keras telah mendarat di kedua belah pipi seorang wanita paruh baya yang saat ini tengah menangis tersedu-sedu berlutut dan memohon kepada suaminya untuk tidak mengusirnya dari rumah
"Mas aku mohon jangan usir aku dari rumah ini mas, aku sangat menyayangi kamu dan Naina putri kita, Hanya rumah ini satu-satunya tempat tinggal ku, aku mohon mas, Huaaaa a a..."
Suara rintihan pilu dari seorang Melisa yang kini telah tak berdaya
"Diam kau wanita j*lang, bisa-bisa nya selama bertahun-tahun ini aku telah ditipu oleh mu, sekarang pergi kau dari rumah ku atau aku akan meminta penjaga keamanan untuk menyeret paksa kau keluar dari sini" Bentak Tuan Anggara yang semakin terbakar emosi
"Paa, papa kenapa papa usir mama, pa jangan usir mama pa, aku sayang mama, aku gak mau jauh dari mama" teriak Naina yang baru saja datang entah dari mana
Naina langsung berlari ke arah sang mama dan memeluknya sambil menangis
"Naina apa yang kamu lakukan, lepaskan dia dan biarkan dia pergi dari rumah ini"
"Paa, memangnya mama salah apa sampai harus di usir kayak gini pa" tanya Naina yang memang belum mengetahui apa yang terjadi
"Naina dia tidak hanya melakukan kesalahan bahkan perusahaan kita terancam bangkrut akibat perbuatannya yang telah menyinggung seseorang yang dekat dengan tuan Ronal,-
Sebaiknya kamu lepaskan dia dan biarkan dia pergi sebelum kita benar-benar akan berakhir"
"Tidak paa, sampai kapanpun aku gak akan biarin mama ningalin rumah ini" ucap Naina dengan tegas membantah keinginan papanya
Tiba-tiba Naina teringat apa yang dibahasnya dengan sang mama dari sejak jauh-jauh hari, Naina sebenarnya mengetahui tentang penyekapan Lusy yang di lakukan oleh ibu nya, akan tetapi ia hanya diam dan tak mau mengatakan apapun seolah ia memang tak mengetahui apa-apa
"Naina, beraninya kamu membangkang sama papa hah.?" Ucap Tuan Anggara yang semakin tersulut emosi
"Pa aku gak membangkang, tapi mama ngelakuin itu semua demi aku.!" ucap Naina yang seketika membuat tuan Anggara terdiam
"Demi kamu.?- apa maksud mu Naina?" tanya tuan anggara yang seolah tak mengerti
.
.
.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments