"Hem hem, manten baru udah di dapur aja nih pagi-pagi. Gak capek apa?"
Nayra yang sedang membuat nasi goreng, mengulum senyum mendengar pertanyaan absurd dari Stevanie adik iparnya yang baru saja datang. Capek? Iya, tapi itu kemarin saat acara pernikahan, dan pagi ini ia sudah merasa lebih bugar setelah semalaman tidur nyenyak walau hanya tidur di sofa.
"Tadi Bibi sudah larang, Non. Tapi Non Nayra maksa." Sahut ART yang sejak tadi berdiri di samping Nayra. Khawatir anak majikannya itu akan mengadu jika ia membiarkan menantu pertama di keluarga itu bekerja di dapur.
"Gak apa-apa, Bi. Itu namanya istri Solehah." Kata Stevanie sambil tersenyum menatap Nayra, sedang yang ditatap hanya memfokuskan perhatiannya pada nasi goreng yang dibuatnya. Setelah selesai, ia pun memindahkannya ke wadah nasi.
"Nah ini dia, dari tadi Mama cariin rupanya ada di sini." Kedatangan mama Kinan mengalihkan perhatian tiga orang yang berada di dapur. "Mama kira kamu sudah berangkat mengajar." Ujarnya sambil menatap putri bungsunya yang lebih memilih menjadi seorang guru daripada ikut bergabung di perusahaan seperti kedua kakaknya. Darian menjabat sebagai Direktur Utama, dan Stevanno sebagai wakil direktur.
"Belum lah, Ma. Mau sarapan dulu, mana fokus mengajar kalau perut kosong, nanti rok abu-abu kelihatan jadi merah. Ke dapur cari makan, eh lihat istri Solehah lagi bikin nasi goreng." Kekeh Stevanie.
Mama Kinan pun turut tersenyum, perhatiannya berpindah pada menantunya. "Rian sudah bangun?" Tanyanya.
"Belum, Ma." Jawab Nayra.
"Kalau begitu sekarang kamu bangunkan suami kamu, terus kita sarapan sama-sama." Titah mama Kinan.
Nayra mengangguk, ia pun lekas meninggalkan dapur. Sesampainya di kamar, ia langsung membangunkan Darian namun, tak sedikitpun suaminya itu bergerak. Nayra pun duduk di tepi tempat tidur, menatap lekat wajah lelap sang suami.
'Kak, maafin aku. Maaf sudah membuat Kak Rian merasa terjebak dalam pernikahan ini. Walau sebenarnya aku mencintai Kak Rian tapi aku sangat merasa bersalah. Maaf, aku benar-benar terpaksa melakukan ini.' Nayra bergumam, tatapannya tak lepas menatap suaminya. Sorot matanya memancarkan rasa bersalah yang mendalam. Ingatannya kembali pada dua minggu lalu, saat itu ia sangat terpaksa mengambil keputusan yang begitu berat demi uang.
[Kamu mau adik kamu segera mendapatkan pengobatan terbaik, kan? Maka cepat kerjakan apa yang saya perintahkan!]
Nayra menghela nafas panjang setelah membaca pesan singkat dari seseorang yang bersedia membayar seluruh biaya pengobatan adiknya, namun dia harus mengerjakan sesuatu sebagai timbal baliknya. Orang tersebut telah menemuinya beberapa hari lalu dan memberikannya obat untuk memuluskan pekerjaannya, namun dia tak langsung menyetujui. Begitu berat menjalankan tugas yang harus ia kerjakan.
Ia harus menjebak seorang laki-laki dan membuat seolah-olah mereka telah tidur bersama, kemudian meminta pertanggungjawaban untuk dinikahi. Ia bertanya apa tujuannya, namun orang tersebut enggan memberitahu. Ia hanya diminta menyelesaikan pekerjaan dan akan diberi imbalan setelahnya.
Jika itu orang lain, Nayra tidak akan berpikir dua kali, ia sangat butuh uang untuk biaya pengobatan adiknya. Namun, yang menjadi masalah, laki-laki yang harus dijebaknya adalah teman baiknya semasa SMA sekaligus Direktur Utama di perusahaan tempatnya bekerja sebagai cleaning service.
Bagaimana ia akan tega melakukan itu, sementara di saat ia kesusahan mencari pekerjaan baru setelah dipecat dari restoran sebagai pelayan karena sering datang terlambat. Temanya tersebutlah yang menawarkan pekerjaan padanya, meski hanya sebagai cleaning service, namun ia sangat bersyukur.
Tling... Kembali terdengar notifikasi pesan masuk di ponsel Nayra. Masih dari orang yang sama.
[Saya tahu, kamu juga menyukainya, kan? Maka ini kesempatan bagus buat kamu agar bisa memiliki dia. Jadi apalagi yang membuat kamu berpikir, segera kerjakan perintah saya dan adik kamu juga bisa segera mendapatkan penanganan yang terbaik.]
Nayra cukup terkejut membaca pesan berikutnya, darimana orang tersebut bisa mengetahuinya. Padahal, dia tidak pernah menunjukkan rasa sukanya secara terang-terangan, selama ini ia hanya memendamnya karena cukup sadar diri. Apakah orang tersebut memata-matainya?
Nayra menyimpan ponselnya di atas nakas yang terletak di samping brankar tanpa membalas pesan tersebut, kemudian menatap wajah pucat adiknya yang masih belum sadarkan diri.
Tanpa Nayra sadari, orang yang sejak tadi mengirim pesan padanya sedang memperhatikannya dari balik celah pintu ruang rawat adiknya yang tidak tertutup rapat.
"Dek, ayo bangun. Jangan buat kakak jadi takut begini. Kakak gak punya siapa-siapa lagi selain kamu," air mata Nayra menetes. Beberapa jam lalu, Dion adiknya mengalami sesak nafas kemudian akhirnya pingsan di teras rumah. Beruntung ada tetangga yang lewat melihat dan langsung menghubunginya.
Dion mengidap penyakit jantung bawaan. Adiknya yang kini telah berusia 15 tahun itu bahkan tidak pernah bersekolah lantaran penyakitnya dan tidak bisa beraktivitas seperti teman-teman seusianya. Tumbuh kembang Dion pun berbeda dengan teman sebayanya. Selama ini, Dion hanya rawat jalan. Ayahnya yang hanya seorang buruh bangunan dan ibunya tukang cuci gosok tak mampu memberikan pengobatan yang terbaik untuk Dion.
Maka itu ia memilih untuk tidak melanjutkan pendidikannya dan memilih bekerja untuk membantu orangtuanya. Namun, hingga saat ini tetap saja tidak bisa mengusahakan pengobatan yang terbaik untuk adiknya yang jumlahnya tidak sedikit. Belum lagi gajinya yang juga tak seberapa banyak itu harus ikut terbagi untuk kebutuhan sehari-hari dan sewa kontrakan.
Terlebih sekarang, dia harus berusaha sendirian untuk adiknya setelah kedua orangtuanya meninggal 3 bulan lalu karena kecelakaan. Motor yang dikendarai kedua orangtuanya saat hendak menebus obat untuk Dion, bertabrakan dengan sebuah mobil yang pemiliknya berhasil selamat dan melarikan diri.
Tling... Notifikasi pesan masuk di ponsel Nayra kembali terdengar. Dengan gerakan malas ia meraih ponselnya.
[Penyakit adik kamu itu sangat serius, harus segera mendapatkan pengobatan terbaik. Jangan buang-buang waktu dengan banyak berpikir, atau kamu mau tunggu sampai adik kamu tidak bisa tertolong lagi!]
Tangan Nayra seketika gemetar membaca pesan berikutnya. Tidak, ia tidak mau adiknya sampai kenapa-kenapa. Hanya Dion yang ia punya saat ini. Dengan cepat ia menghubungi nomor si pengirim pesan.
Pria paruh baya yang masih berdiri di depan pintu, langsung menjauh tatkala Nayra menelponnya. Beruntung ponselnya mode silent, jika tidak, Nayra akan mengetahui keberadaannya.
"Pak, saya menerima tawaran Bapak. Malam ini juga saya akan melakukannya, tapi tolong jangan ingkari janji Bapak untuk membiayai pengobatan adik saya." Nayra terbata-bata saat mengatakannya, sementara lawan bicaranya tampak menyunggingkan senyum.
"Laporkan setelah pekerjaan kamu selesai, maka saya akan akan langsung mengurus biaya pengobatan adik kamu. Dan ingat, pekerjaan kamu harus bersih, jangan sampai menyeret nama saya. Untuk adik kamu, biarkan dia dirawat selagi kamu melakukan tugas yang saya berikan, saya yang akan membayar biaya rawat inap nya. Tapi jika kamu gagal, maka kamu harus mengganti uang yang sudah saya keluarkan!" Sambungan telepon pun terputus.
Nayra menggenggam erat ponselnya seraya memejamkan mata. Dengan berat hati, ia harus melakukannya demi sang adik. Jika mungkin ini juga jalannya ia bisa bersama dengan laki-laki yang dicintainya dalam diam selama ini, seperti yang dikatakan orang tersebut. Ini adalah kesempatan baginya. Tapi tekad terkuatnya adalah demi uang untuk biaya pengobatan sang adik.
Sementara diluar ruangan, pria paruh baya tersebut kembali mendekat mengintip ke celah pintu. Ia dapat melihat Nayra yang tampak menyeka air mata. Beberapa saat memperhatikan, ia pun kemudian bergegas pergi meninggalkan rumah sakit.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 28 Episodes
Comments
Puji Ustariana
kenp nayra gak blg ke darian ya? SS percakapan kamu nay trus ksh tau darian siapa tau darian mw bantu
2024-08-30
0
Septiyani Hasanah
wah jangan" ini mlh yg ngejebak di mertuanya biar Rian ga jalin hub ma cewek incetannya karena tau cewek itu ga baik.& dia tau Naira baik & suka ma rian
2024-08-28
0
Dwi Rustiana
wah² siapa nie tua Bangka yang udah bkin gara2 minta dislepet emang
2024-08-28
0