Melihat siapa yang datang ular itu terdiam ingin lari pun tidak ada gunanya, ini sama saja merelakan nyawa dengan suka rela tanpa adanya perlawanan.
Medeia menggunakan tubuh aslinya yaitu berubah ke wujud rubah berekor sembilan.
"khkau? ratu rubah Kokoshin ssst? "ujar ular itu tak berkedip sedikit pun.
"lalu kenapa kalau benar? itu belum tentu akan menyelamatkan nyawa mu"ujar Medeia berjalan mendekat.
"j jangan mendekat kalau kau mendekat maka akan ada pertempuram antara klan mu dan klan ku"ancam ular itu.
"kau memasuki wilayah ku memporak porandak kan wilayah ku dan juga meracuni pengikut ku alasan apa yang tidak bisa aku jelaskan pada dewa gunung dan penjaga gunung? "
"Kau masuk ke wilayah ku maka aku juga tidak akan sungkan memakan tubuh munggil mu ini dengan senang hati tanpa menyisakan apa pun"ujar Medeia langsung menyekap ular itu dan menelannya.
"huh bulu putih ku jadi ternodai dengan darahnya enak juga sih hehehehe walaupun hanya sebagai cemilan biasa"ujar Medeia tersenyum licik.
"Yang mulia bagaimana kalau ratu medusa dari klan mereka datang? "ujar Eva.
"soal itu dia tidak akan sampai berani memasuki wilayah ku lagian dia hampir sama tuanya dengan ku sama sama berusia ratusan tahun dia pasti mengenal ku"ujar Medeia membersihkan darah yang berceceran.
"benar jadi apa yang akan anda lakukan? "tanya Eva kebingunggan.
"Menemuinya secara langsung, tutup mata mu kalau kau tidak mau buta"perintah Medeia.
"Baik yang mulia"
Medeia menjentik kan jarinya dan menuntun Eva ke padan pasir di mana para klan Medusa ada di sana. jangan pikir kalau mereka sampai dengan tenang kalian salah besar.
Mereka harus bertarung dulu agar ratu mereka keluar dari wilayahnya hingga medeia tidak akan terkena hukuman untuk hal pembunuhan pengikut.
ia mulai merasakan hawa yang cukup kuat mendekatinya yah dia adalah ratu medusa penguasa gurun pasir.
"Yo sabahat ku Medusa"sapa medeia tersenyum ramah.
"Dasar rubah betina sialan berani beraninya kau membuag kekacauan di daerah ku"kesal Medusa .
"huh bukan kah kau yang membuat ke gaduhan selama aku tidak ada?! "bentak Medeia.
"siapa bilang hah? Aku sibuk melatih diri dalam ruangan ku selama kau pergi aku selalu melakukan pelatihan baru kali ini aku keluar tahu rubah sialan"kesal Medusa.
"coba kau analisa racun ini"ujar Medeia memberikan botol yang berisikan racun ular.
"Eh? Sssst ini kan dia anak dari jenderal petarung ku apa kau membunuhnya? "tanya Medusa memastikan.
"Ya, dia sudah meracuni pengikut ku itu sudah setimpal"ujar Medeia tak bersalah.
"Lupakan saja dia memang suka melakukan hal hal seperti ini, kau apakan dia hah? "ujar Medusa.
"ku jadikan cemilan"enteng Medeia.
"keparat untung kau teman ku kalau tidak dari tadi aku akan membunuh mu"kesal Medusa.
"siapa yang membunuh siapa yang di bunuh itu bukan urusan ku"ujar Medeia.
"kau tidak biasanya datang menemui ku ada keperluan apa kau rubah sialan? "Ujar Medeia.
"Berhenti memanggil ku rubah sialan dasar kau ular bajingan"kesal Medeia.
"Baiklah apa yang kau inginkan dari ku? "ujar Medusa.
"Kau tau kan soal serigala perak peghancur itu? aku ingin kau membantu ku dalam peperangan tidak perlu membawa pasukan cukup kau dan aku"ujar Medeia.
"hemmm nanti akan ku pikir pikir "ujar Medusa mengabaikan Medeia.
"Kalau kau mau tempat mu selamat maka katakan pendapat mu sekarang"ancam Medeia.
"Heh baiklah aku setuju nanti aku kabari ambil sisik ku satu cabut pelan SSSSSTTTTTTTTTTT"teriak Medusa.
"Keterlaluan aduduh ekor ku yang berharga huf... "
"lebay tanda ku ada di bagian leher mu kita bisa berkomunikasi melalu itu tidak perlu menggunakan sisik mu"ujar Medeia.
"rubah sialan coba kau bilang dari tadi aku tidak perlu menyuruh mu mencabut sisik ku sialan memang"kesal Medusa.
"Aku kembali kau perlu beristirahat"
Medeia menjetikan tangannya dan menghilang dari hadapan Medusa. setelah sampai di ruangan Medeia menyuruh Eva untuk memanggil pendeta kepercayaannya Madam.
"panggil Madam ke taman aku ingin mendiskusikan satu hal yang penting dan kau juga datanglah"ujar Medeia memberi perintah.
"Baik ratu"
Medeia berjalan menuju taman kediaman toushan ia sudah lama tidak ada di sini semuanya sudah berubah ia sekarang kehilangan keberadaan ayah, ibu dan adiknya.
"ayah ibu kalian di mana? mengapa kalian memberi ku tanggung jawab sebesar ini? "ujar Medeia menatap kalung pemberian ibunya.
"di mana pun kalian berada aku akan datang untuk mencari kalian sampai di dunia mana pun aku akan mencari kalian"
"adik ku Yanyishin tunggu kakak akan menjemput mu pulang"
"Maaf ratu ku ada apa anda memanggil saya? "ujar Madam yang membungkuk hormat di depan Medeia.
"apa kau tau di mana ayah ibu ku berada? "tanya Medeia.
"tidak ratu, sejak kelahiran anda setelah mendengar firman penguasa gunung mereka segera mengumumkan anda sebagai ratu kami dan saat bulan purnama mereka pun menghilang"
"saya berusaha mencari tahu hingga mendapatkan jejak bahwa ayah anda kini dalam masa kritis di suatu tempat saya dengar tempat itu memiliki suara aliran air "jelasnya.
"bagaimana dengan kabar ibu ku? "tanya medeia.
"tidak ada petunjuk apa pun"ujar madam.
"Aku akan ke dunia baka melihat apakah mereka hidup atau mati"ujar Medeia.
"ratu jika anda ke sana bukannya anda akan? "Panik Madam.
"Aku tahu demi menemukan mereka aku rela melakukan apa pun urusan di sini ku serahkan pada kalian berdua jaga baik baik"ujar Medeia berjalan meninggalkan mereka.
"yang benar saja kalau dia kesana bukan kah sama saja jika ia melanggar peraturan gunung? "ujar Madam.
"Benar, aku khawatir dia akan kembali dengan ke adaan yang sudahlah"ujar Eva menghela nafas ia melihat kepergian Medeia dengan tatapan yang sulit di artikan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
setelah sampai di pintu perbatasan antara dunia yokai dan alam baka medeia mengeluarkan kekuatannya membuka segelan ini membuatnya kewalahan.
dengan mengeluarkan kekuatan yang terbilang besar akhirnya segel pembatas pun pecah medeia memasuki alam baka.
ia menemui sesosok berjubah hitam yang menjaga jalur pelintasan para roh ia bertugas dalam pereinkarnasian.
"hallo tuan"
"...."
"Baik apa kau bisa menjelaskan di mana kedua orang ini sekarang? "
sosom berjubah hitam itu mengangguk medeia merasa senang akhirnya ia bisa menyelamatkan keluarganya.
"ayah mu memang masih hidup tapi juga bisa di katakan telah mati itu di karena kan lukannya terlalu parah sedang kan ibu mu aku pun tidak bisa mencari dia ada di mana"ujarnya.
"sebenarnya ibu ku dimana kenapa kau bahkan tidak mengetahui keberadaannya? "kesal Medeia.
"terimakasih sudah membantu aku akan kembali ke dunia ku"ujar Medeia pamit.
"ugh"
"tidak akan semudah itu nak kau harusnya tau resiko mahkluk dari alan fana jika memasuki alam baka harus mejadi bagian dari alam itu kan? "ujarnya.
"lepaskan!!! "tepis Medeia.
"Aku masuk ke sini sudah tau seluruh resikonya tidak perlu kau jelaskan lagi maka dari itu aku akan mengalahkan kalian semua bagaimana pun caranya"bentak Medeia.
"bagus kalau kau sudah tah ku sarankan kalau kau bersikap baik..... "
Medeia menyerang sosok berjubah itu tanpa basa basi ia tau kekuatannya jauh beda tapi untuk selamat ia harus melakukannya.
"Sialan" umpat Medeia.
"anak yang tangguh tapi itu hanya akan sia sia"ujarnya yang juga menyerang balik.
pertarungan antara mereka membuat alam baka bergetar tempat mereka bertarung hancur menjadi rata.
Medeia sudah kewalahan untuk melawannya ia tidak tau harus melakukan apa lagi untuk melawan.
"kau harus menjadi warga alam baka kami dan mengabdi pada raja Ming"teriaknya sambil menyegel Medeia.
segelannya mampu mengunci kekuatan Medeia dan juga membuat wujud rubahnya menghilang perlahan lahan.
kesadaran Medeia mulai memudar lukanya juga amat parah tidak memungkin ia menang dalam pertarungan kali ini hanya ada rasa putus asa.
Saat Medeia merasa putus asa dengan semangat yang memudar, tanda di jidatnya bersinar terang di ikuti garis biru, kuning ke emasan dan garis merah yang ikutan terang.
Ia merasa energinya kembali pulih bahkan lebih kuat dari sebelumnya, sosok berjubah itu terkejut melihatnya ia langsung hormat dan meminta maaf atas perlakuannya.
"maaf tuan ku"ujarnya.
"ada apa ini? "Ujar Medeia.
"saya tidak tau kalau anda akan datang saya tidak akan melarang anda lagi"
"aku memang tidak mengerti apa yang sedang terjadi tapi aku sekarang tidak ada waktu untuk ini"ujar Medeia langsung pergi meninggalkan sosok berjubah itu.
"tidak di sangka ibunya ternyata wanita kejam itu huh keturunannya kali ini memang luar biasa meskipun ia tidak tau kau siapa ku harap laki laki yang memiliki takdir untuk bertemu dengannya akan memberi tahu keberadaan mu ratu rubah penghancur semesta"
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Medeia berjalan memasuki kediamannya dengan bercakan darah yang memenuhi sekujur tubuhnya.
Evalah orang yang pertama menyambutnya setelah kembali ke alam baka.
"Ratu syukurlah anda kembali anda di penuhi darah saya akan menyiapkan pemandian untuk anda"ujar Eva.
"baiklah aku akan menunggu di sini"ujar Medeia.
"Baik ratu"
saat Eva pergi medeia kebetulan melihat kertas beraroma serigala ia mengambilnya dan membukannya.
Isi surat
Akhirnya kau kembali penguasa toushan jika kau ingin adik mu selamat datang lah ke kediaman kami sendiri maka adik mu akan terjamin keselmatannya
"Surat ancaman kah? untung sudah ku persiapkan"
"hei Medusa bagaimana menurut mu? "tanya Medeia.
"Jangan membuang buang waktu malam ini kita akan berangkat tunjukan kekuatan mu Medeia"
"Tentu kau hanya bertugas untuk membawa adik ku ke tempat aman soal pertarungan biar aku yang urus"
"tenang saja kami bangsa ular tidak pernah ingkar janji"
Medeia memutuskan aliran percakapan mereka ia tau Medusa akan menyombongkan dirinya dari pada mendengarkan basa basinya mending Medeia mencari solusi untuk mencari keberadaan orang tuanya yang masih belum ia temukan.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
malam pun tiba medeia berangkat ke tempat pertemuan mereka ya itu sungai perbatasan antara klan rubah dan klan serigala perak.
jaraknya sangat jauh dari gurun yang mengharuskan medusa menggunakan sihirnya mencari jalan pintas menuju tempat tujuannya.
sungai itu sebenarnya miliki klan rubah tapi sekarang sungai itu menjadi perbatasan wilayah yang otomatis tidak di miliki dengan pihak mana pun.
Medeia sambil menunggu Medusa datang ia menyusup masuk ke sekitara wilayah serigala perak untuk mencari tahu di mana keberadaan adiknya berada.
"sepertinya mereka sudah siap siaga akan kedatangan ku kalau aku masuk terlalu dalam mereka bisa bisa mencium aroma ku cukup mendeteksi jumlah pasukan mereka itu sudah cukup"ujar Medeia menggunakan kekuatan matanya.
mata Medeia dapat menghitung jumlah mereka tapi membutuhkan 2 menit agar lebih jelas dan juga matanya bisa menganilisis serangan musuh dan mendeteksi elemen apa yang mereka miliki.
setelah menganilis medeia pun kembali ke sungai menunggu kedatangan Medusa yang masih belum sampai.
dua jam berlalu akhirnya Medusa sampai dengan raut wajah tidak senang seolah olah tidak ingin melihat wajah Medeia.
"Lakukan tugas mu sana"ujar Medeia sengaja memancing emosi Medusa.
"Sialan baru sampai udah di suruh kau kira aku ini apaan?"kesal Medusa.
"Aku menunggu mu selama dua jam di sini kalau bukan karena aku pandai menyembunyikan bau ku dari tadi aku akan di serang"ujar Medeia sesantai mungkin.
"sebentar lagi aku mau minum haus "ujar Medusa meminum air sungai.
"Sudah puapuas belum? "tanya Medeia.
"Diam kau rubah sialan, heh cepat sanah buat kekacauan tunggu apa lagi"kesal Medusa.
"Hehehe baiklah"
Medeia menampak kan wujud rubahnya dengan ukuran raksasa di hadapan penjaga klan serigala perak mereka tanpa basa basi memulai peperangan dengan Medeia.
ketika medeia sibuk bertarung medusa menyelinap masuk ke berbagai ruangan mencari keberadaan Yanyishin dengan wujud aslinya.
tempat semacam ini bagaikan labirin, klan seiper (serigala perak) sangat mengerti daerah atau wilayah mereka jadi tidak memungkin kan mereka tersesat.
Medeia melawan mereka sudah ada setengah prajurit serigala yang tewas dengan cakarannya yang mampu mencabik cabik tubuh mereka.
Medeia tidak segan segan segan memakan mereka hidup hidup sambil berperang dengan mereka ia tidak peduli apa yang ada di depannya.
jenderal petarung serigala perak kewalahan tidak peduli seberapa keras mereka menyerang jangankan meneteskan darah Medeia pun mustahil bagi mereka.
Apa Medusa bisa di andalkan? Batin Medeia.
"Achiu dasar kau debu sialan jika aku mau aku akan menghancurkan bangunan tua ini dari pada menyelinap masuk menggunakan tubuh asli ku mana lagi debunya banyak banget"kesal Medusa.
Hiks hiks hik
"Ssssstttttt siapa? "Ujar Medusa yang merinding.
"Hoy jangan macam macam kau"kesal Medusa ia takut ia akan di lahab dengan wujud sekecil ini.
Hiks hiks hiks kakak tolong aku
"jangan bercanda tidak baik menakuti orang yang lebih tua dari mu asal kau tau aku ini sudah hidup 6 ratus tahun sudah sakit sakitan begini kau ingin nenek mati karena jantungan? "
Medusa ingin lari secepat mungkin meninggalkan tempat itu tapi kalau ia lari usahanya akan gagal lagi mau tidak mau Medusa memberanikan diri mengintip ke salah satu ruangan kumuh tak terawat itu ia mengintip di bawah celah pintu ruangan itu.
Seketika sekujur tubuh Medusa bergetar hebat melihat sosok berambut merah dengan warna mata merah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Tria Wulandari
lanjut Thor.. semangat.
Putih Abu-Abu 2010
2021-01-07
1
managerBTS#autofb
medusa?ini medusa yg rambut ular itu apa...?yah pokoknya keren.
2020-09-15
1
Pembacaaaa_
next
2020-08-26
1