Medeia seorang presedir dari perusahaan royal intertaiment seorang gadis yang memimpin perusahaan pertama di seluruh negara yang bernamakan lengkap Medeia Anggelia Calista.
Ia baru saja selesai menandatangani berbagai kontrak kerjasama dari berbagai perusahaan terkenal dari berbagai negara tentu saja melelahkan.
"Haish jelas sekali kalau kontrak mereka ini hanya akan merugikan perusahaanku, mengesalkan sekali dia pikir aku akan menerimanya? cih meremehkanku yah?! "kesal Medeia mengumpati beberapa dokumen di depannya.
Ia mengebrak meja dengan keras yang membuat sekretarisnya kaget setengah mati.
"Nona presedir apa ada yang salah dengan kontraknya? "ujar Evania sekretaris Medeia.
Medeia mengerutkan keningnya menatap tumpukan kertas yang membuatnya kesal "cih yang benar saja, hubungi semua perusahaan yang mengajukan kontrak kerja sama pada perusahaanku kata kan padanya bahwa perusahaan ini tidak dapat melakukan konseparsi dengan mereka" tegas Medeia.
"Baik nona presedir, maaf malam ini anda ada acara pesta penyambutan dari perusahaan elektronik presedir dari perusahaan elektronik ini mengundang anda" ujar Evania menyerahkan surat itu pada Medeia yang langsung menerimanya.
"Hm.... baik katakan pada tuan muda keluarga Bintara bahwa aku menyetujuinya" ujar Medeia meminum secangkir teh yang ada di atas mejanya dengan pelan.
"Baik nona presedir" bungkuk Evania sopan.
Evania segera mengirimkan pesan ke keluarga Bintara secepat mungkin lalu mengurus urusan sebelum berangkat ke acara bisnis.
Rasa bosan menghampiri Medeia ia benar benar membenci suasana seperti ini ruangan yang begitu sunyi tanpa suara apa pun ia memutuskan untuk keluar.
Ia menerima berbagai sapaan dari karyawannya ia berfikir mungkin saja karyawannya ini merasa lelah terus menerus berada di depan layar laptop seharian begini lagian jam makan mereka sekitar sejam lagi jadi tidak ada salahnya ia memberi mereka waktu extra.
"Kerja kalian akhir akhir ini membuatku puas bagaimana kalau hari ini aku membawa kalian makan bersama? "ujar Medeia ramah tamah.
Para karyawan saling menatap bingung tidak biasanya presedir mereka seperti ini, Medeia tersenyum melihat reaksi karyawannya, sepertinya dia perlu memberikan sedikit perhatiannya.
"Eva, tolong panggil semua dewan dan karyawan untuk datang ke retoran untuk mengadakan rapat perusahaan" ujar Medeia tersenyum licik.
"Segera nona presedir "ujar Eva melaksanakan tugasnya.
"Mulai hari ini kalian hanya perlu memanggilku ceo saja" ujar Medeia yang memberi kode ke sekretarisnya agar menyiapkan kendaraannya.
Tidak memakan waktu lama Medeia sampai ke restoran milik sahabatnya Kirana yang menyambutnya dengan ramah.
"Yo Med, lama yah nggak ketemu" ujar Kirana menyapa.
"Kau ini, sama sekali tidak memiliki perubahan yah? "ujar Medeia berusaha menahan tawanya.
"Tumben kau ada waktu biasanya kau selalu sibuk" ujar Kirana menyenggol bahu sahabatnya dengan tatapan jahil.
"Aku datang ke sini bukannya bersantai melainkan ingin mengadakan rapat dewan direksi dan juga mengumpulkan berbagai ide ide baru dari karyawanku"
"Kali ini perusahaan semakin meningkat yang mempengaruhi penjualan produk, kalau ingin mendapatkan ke untungan harus menyertai berbagai produk yang berbeda dari produk lainnya" ujar Medeia serius.
Kirana tersenyum "dia sama sekali tidak berubah" batin Kirana.
"Sudahlah kalau membahas soal pekerjaan kau ini akan selalu serius" ujar Kirana menyerah.
"Tunggu, akhir akhir ini ada rumor kalau kau menyetujui kontrak perusahaan keluarga Bintara itu? katanya sih itu belum tentukan" ujar Kirana berfikir.
"Memang benar aku membantu memberikan dana ke perusahaan P.E intertaimen tapi sebagai gantinnya mereka harus bekerja sama dengan perusahaan ku untuk menciptakan produk baru" ujar Medeia membenarkan apa yang Kirana pikirkan.
"Bukan kah akan rugi? "ujar Kirana masih belum paham dengan pemikiran Medeia.
"Aku bekerja sama dengan mereka agar perusahaanku mengalami ke majuan drastis melalui kelebihan perusahaannya yang ahli dalam bidang elektronik yang di mana aku juga sedang membuat aplikasi berupa game 3D yang membutuhkan otak mereka"
"Jadi kesimpulannya aku tidak perlu bersusah payah mencari ide dan menghemat pekerjaan karyawanku untuk menjalankan tugas lainnya aku hanya perlu mengadakan rapat dengan mereka dan mendiskusikan secara inti info dari game mereka hanya perlu memahami struktur dari gameku dan mulai membuatnya"
"Soal bahan yang di butuhkan dalam pembuatan game aku akan menangunggnya sebagai gantinya setelah game ini rilis dan memiliki konsumen yang cukup maka perusahaanku akan mendapatkan keuntungan yang berlipat ganda dari pengeluaran dalam pembuatan game"
"Tentunya dengan memberikan harga yang dapat konsumen beli, jika grafik game semakin bagus akan memberikan dampak baik untuk kedua belah pihak meskipun akulah yang paling berdampak baik dari perusahaan P.E intertaiment, semakin menarik daya tariknya maka semakin banya konsumen yang tertarik untuk datang terlebih eventnya akan semakin berlimpah "ujar Medeia panjang lebar.
"Kau ini licik juga mereka pasti tidak menyangka kalau kaulah yang akan paling di untungkan dari ini semuanya" ujar Kirana ikut senang.
"Tunggu saja game itu rilis kau akan menjadi orang pertama yang akan mencoba game ini" ujar Medeia tersenyum tipis.
"Baik aku akan menyiapkan dua ruangan khusus untuk karyawanmu dan juga untuk dewan direksimu ada dua ruangan berbeda satu untuk karyawan dan satu untuk dewan di reksi" ujar Kirana yang berjalan pergi.
"Masih tidak kompeten yah" ejek Medeia.
"Apanya yang tidak kompeten? "kesal Kirana yang membalikan dirinya secara paksa.
"Apa kau tau berapa jumlah dari mereka hah? Haish sekretaris Eva berikan jumlah karyawan dan juga jumlah dewan direksi secara berpisah" perintah Medeia.
"Baik ceo"ujar Eva.
"Bagus, Kirana di mana ruang vvip ku? "tanya Medeia.
"Tunggu, satu ruang karyawan, satu lagi untuk ruang dewan direksi satu lagi untuk ruang khusus rapat dan juga satu lagi untuk ruangan vvipmu, hm.... bukan hanya ruang vvip kan yang sementara digunakan? "ujar Kirana memastikan.
"Salah, hanya ruang vvip dan ruang rapat sisanya tetap" ujar Medeia.
"Baik aku mengerti soal lembaran kertasnya temui aku di..... "
"Tidak perlu ini jumlah pengecekan karyawan di perusahaan kami tolong bantuannya" ujar Eva menyerahkan lembaran jumlah karyawan yang telah hadir.
"C-cepat sekali" ujar Kirana tidak percaya.
"Aku akan mengabarimu jika ada tambahan karyawan lagi" ujar Eva yang mendapat anggukan dari Kirana.
"Lebih baik kau lakukan saja tugasmu tidak lama lagi mereka semua akan sampai" peringat Medeia yang berjalan memberi isyarat bahwa ruangannya di mana.
"Tolong antar nona ini ke ruang vvip" ujar Kirana memberi perintah ke pelayan restorannya.
"Baik nona muda" ujar pelayan itu sopan.
"Baik nona silahkan ikuti saya" ujarnya.
Medeia berjalan dengan santai menaiki tangga ke lantai dua di mana ruang vvipnya berada, orang yang melihatnya pun ikut tertegun melihatnya berjalan dengan anggun dan berwibawa tidak lupa dengan dua pengawal bertubuh kekar yang mengikutinya sepanjang waktu.
Meskipun Medeia tidak suka di ikuti tapi ia juga tidak punya hak melarang karena mereka semua suruhan dari ayahnya yang oper protektif itu meskipun kakeknya sudah berbicara tetap saja tidak mau di dengar.
Sesampainya di ruangan pelayan itu memberi salam lalu mengundurkan diri, Medeia masuk dan beristirahat pemandangan dari ruangannya begitu indah di dukung dengan angin sepoi sepoi yang menimpanya.
Di balik dinginya Medeia di depan publik dia sebenarnya orang yang welas asih pada orangnya ia tidak sombong dan juga pelit selama ia bisa membuat orangnya nyaman ia pasti akan membantunya.
"Eva" panggil Medeia
"Ada keperluan apa ceo muda" sopan Eva yang langsung memasuki ruangan.
"Lain kali kau tidak perlu memanggilku dengan sebutan ceo panggil saja namaku saat tidak ada orang di sekitar kalau ada orang baru panggil nona soal yang tadi hanya berlaku untuk karyawan saja dan juga para dewan" ujar Medeia memelas.
"Saya hanya sekretaris saya hanya melakukan tugas saya saja jika anda memerintahkan demikian maka saya akan menjalankan tapi untuk nama sepertinya saya tidak berhak" ujar Eva sopan dan anggun.
"Baiklah terserah kau saja" ujar Medeia pasrah.
"Kau duduklah bisa bisa betis mu akan bengkak kalau berdiri terus" ujar Medeia tidak enak.
"Tidak apa apa nona saya sudah terbiasa" ujar Eva masih sopan.
"Duduklah ini juga merupakan perintah jangan bilang kalau kau masih tidak ingin mematuhi perintahku" ujar Medeia mengerutkan keningnya.
"Baik" ujar Eva menuruti perintah.
"Kenapa masih tegang? Memangnya aku terlihat akan melukai gadis muda sepertimu? "kesal Medeia.
"Nona tidak perlu memikirkannya" ujar Eva berusaha menyantaikan dirinya sambil melihat daftar jadwal untuk pekerjaan Medeia dan juga mempersiapkan apa yang akan di butuhkan saat rapat nanti.
"Masih mengerjakan pekerjaan perusahaan? "tanya Medeia tidak suka.
"Hanya mengecek keperluan karyawan dan juga kebutuhan dalam rapat nanti ini" jelas Eva mengangkat kepalanya melihat lembaran dokumen yang ia bawa kemana mana.
Medeia tersenyum kecut, di saat seperti ini ia masih mengerjakan tugas sepeleh seperti ini bukannya bersantai sejenak malah mengerjakan pekerjaan yang jelas menguras pikiran meskipun begitu Medeia juga puas dengan hasil kerja Eva untuknya.
"Istirahatlah Eva, Kirana yang akan mengurusnya nanti aku sudah memberi tahu semuanya jadi kau tidak perlu mengerjakannya, kau temani aku mengobrol" ujar Medeia.
"Baik"
Ti**ga menit kemudian**.......
"Apa dia tidak bisa berbicara layaknya para gadis? biasanya para gadis akan bergosip ria sedangkan dia apa? diam duduk manis dengan tatapan dingin" batin Medeia tidak tahan.
Lama ke lamaan Medeia semakin bosan ia menunggu ke datangan karyawannya untuk memulai rapat tapi tak kunjung datang.
"Saya akan mengeceknya" ujar Eva.
"Akhirnya kau berbicara juga baik tapi cukup hubungi saja tidak perlu melihat secara langsung" ujar Medeia santai.
"Baik nona"
Eva pun menelpon salah satu ketua dewan yang bertugas untuk memimpin mereka untuk rapat.
"Hallo bagaimana dengan anggotannya? "ujar Eva.
"Apa? "
"Kalian semua sudah datang 2 menit yang lalu? "
"Kenapa tidak mengabariku? "
"Baik segera ke ruang rapat" kesal Eva.
"Kenapa kau begitu kesal? "tanya Medeia bingung.
"Mereka sudah sampai 2 menit yang lalu, mereka tidak berani mengetuk pintu ataupun menghubungi anda jadi mereka semua berdiri di depan pintu ruang vvip" ujar Eva kembali menenangkan diri.
"Mereka ini, ya sudahlah ini bukan salah mereka ayo ke ruang rapat sekarang" ajak Medeia.
Medeia menuruni anakan tangga dan berjalan ke ruangan rapat setelah ia sampai ia melihat wajah karyawannya yang khawatir.
"Maafkan atas kelalaian kami dalam bekerja ceo muda" ketua dewan yang mewakili karyawan lainnya.
"Hanya masalah kecil lain kali kalian harus tepat waktu urus waktu kalian sebisa mungkin, baik kali ini rapat kita mulai secepatnya" ujar Medeia.
"Sekretaris Eva" perintah Medeia.
"Baik ceo muda, saat ini bagaimana dengan pemasukan dari perusahaan kita? "Ujar Eva.
"Menurut data pembelian dari konsumen naik drastis jika di bandingkan setahun yang lalu peningkatan kali ini mencapai 500 milyar untuk pengeluran bahan saya perhitungkan sepertinya memakan 35 milyar termasuk dengan dana untuk keluarga bintara 1,5 milyar dari 35 milyar pengeluaran bahan" jelas ketua dewan konsumsi.
"Maksudnya pengeluaran bahannya bernilai 2 milyar lalu untuk dana 1,5 milyar? "ujar Eva memperjelas.
"Benar, soal pemasukan bulan ini masih terus masuk jadi kami akan menghitung pemasukan dan pengeluran setiap bulan" ujarnya.
"Baik, bagaimana dengan ide dari ketua karyawan? "tanya Eva.
"Baik, untuk desainer baju musim dingin dan desainer baju musim panas dan gugur semuanya akan kami kirim gambarnya malam ini sekitaran jam 07:00 sejam sebelum jam pulang kami"
"Untuk saat ini kami akan membahas soal grafis game yang akan di buat dengan perusahaan elektronik, ini adalah grafisnya, setiap pemain akan di deteksi memiliki elemen apa dan juga setiap karakter di sini mengunakan diri mereka sendiri bedanya kami akan sedikit mengubah penampilan mereka dengan baju dan wajah mereka"
"Genre gamenya adalah pertarungan yah di sini dibagi menjadi petarung yang memiliki elemen api, es, tanah dan juga air sedangkan untuk alkemis mereka biasanya menggunakan elemen api, angin, dan juga kayu untuk membuat pil"
"Untuk menghemat waktu saya akan memperlihatkan langsung area dan deskripsi penjelasan dari seluruh peta game yang dimana setiap gambar sudah memiliki penjelasan mereka masing masing.
Ketua karyawanpun memperlihatkan video dengan menggunakan layar tancap semua yang ada di sana memperhatikan dengan baik lalu menulis apa yang mereka pikirkan setelah selesai mengamati mereka kembali berdiskusi.
"Ada satu yang kurang setiap level harusnya di tentukan dengan aurah pelatihan mereka" protes karyawan satunya lagi.
"Ya, untuk saat ini kami masih memikirkannya" ujar ketua karyawan itu.
"Bagaimana untuk tingkat dasarnya di namai pelatihan, untuk tinggkat menengah sebagai petarung dan untuk tinggkat tinggi guru petarung lalu di bagi lagi menjadi tiga setelah guru petarung menjadi jenderal petarung lalu berevolusi ke raja petarung nah untuk tinggkat tak terkalahkannya adalah dewa petarung"
"Untuk pelatihan dasar sampai petarung menengah ke tinggi di bagi menjadi sumonir tinggkat tiga, di setiap tinggkatan mereka akan semakin kuat lalu untuk guru petarung ada 5 tinggkatan dan selanjutnya jenderal petarung ada 7 tingkatan dan untuk raja petarung ada 10 tingkatan lalu untuk dewa petarung menjadi 12 tingkatan"
"Sama dengan yang aku jelaskan tadi Alcemisnya juga begitu mereka memiliki tinggkatan yang sama dengan tinggkatan para petarung untuk membuat resep pil itu sesuai level dan tinggatan mereka semakin tinggi maka pil yang mereka buat akan semakin bagus"
"Untuk melindung diri mereka ada satu elemen khusus untuk mereka yang akan mereka gunakan untuk bertarung setiap orang maksimal memiliki 1-2 elemen saja untuk menyeimbangkan" jelas Medeia panjang lebar.
"Ide yang bagus ceo muda kami setuju atas ide anda" ujar mereka serempak.
"Baik rapat kali ini selesai selamat menikmati hidangan di restoran ini Eva kau juga nikmatilah" ujar Medeia memperailahkan.
"Baik ceo muda"
Medeia pun keluar ruangan menuju ke ruangan makan pegawai ia tidak mau tau ia hanya ingin melihat wajah pengikutnya senang maka itu akan membuat dirinya ikut senang.
Berlanjutttt....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Tria Wulandari
tetep semangat
salam dari Putih Abu-Abu 2010
2021-01-07
1
Pembacaaaa_
Jika ada waktu, silahkan mampir balik🤗
2020-08-26
0
No Name
keren lanjutkan kak😗
2020-08-14
1