^^^itu, bonyok gue... Kirimin sesuatu. Makanya gue tadi buru buru.^^^
^^^balasku mencari alasan.^^^
emang ngirimin ape?
Lagi lagi aku menepuk jidat ku, aku harus jawab apa. Belum sempat aku membalas Rangga sudah mengirim ku pesan lagi.
Tadi mbak Dain, bilang mau undang kamu ke acara makan malam jam 20.00, katanya cuman kita aja. Bunda sama Ayah gak ikut
^^^Ok. Gue bakal datang entar.^^^
---------------------
percakapan kami telah berakhir. Mula mula aku biasa saja, tapi aku menjadi syok sempurna mengingat mbak Dain yang mengundang. Aku jadi mengingat senyum mbak Dain mengetahui kecemburuan ku, aku mengusap wajah ku kasar. Gara gara Arkan nihh...
Tak terasa sudah pukul 19.00, aku sudah siap dengan dress polos, elegan dan berkelas. warna biru muda nya yang begitu indah seperti menggambarkan awan, serta beberapa garis dan titik putih seperti bintang dan meteor dalam nuansa baju tersebut serta lengan baju tersebut yang transparan.
Pintu Apartemen terbuka, terlihat Rangga berdiri gagah, rapi di ambang pintu. Rambut nya ia beri efek berantakan sedikit, sehingga menghasilkan ketampanan dan ke-kece paras Rangga bertambah berkali lipat. Aku segera mengambil tas selempang ku dan mengenakannya, makeup yang ku pakai juga ringan hanya lip tint serta bedak tipis. kami berjalan menuju mobil Rangga. saat sampai di mobil, Rangga segera melajukan mobilnya dengan kecepatan yang normal.
Saat sampai di depan restoran ternama, jantung ku berdegup kencang. Aku berharap Rangga tak mendengar suara detakan tersebut. Aku sangat gugup untuk bertemu mbak Dain karena ucapan Arkan saat itu. Aku berusaha menetralkan detak jantung dan nafas ku, aku bersikap seperti biasa kembali. Saat sudah aku sudah melihat mbak Dain, saat itulah Arkan berlari ke arah ku, aku segera menangkap nya.
" Kamu jangan lari lari, nanti jatuh" ucapku sambil merapihkan rambut Arkan yang sedikit berantakan. Arkan hanya mengangguk paham .
Entah mengapa aku melihat wajah Arkan malam ini sangat berseri dan bersemangat. Kami segera duduk dan menyantap makanan yang disajikan. Saat selesai menyantap makanan, suasana berubah menjadi sedikit serius.
" mbak mau ngomong sesuatu" ujar Mbak Dain tiba tiba, untungnya ada Arkan yang duduk di pangkuanku yang mampu menghilangkan sedikit rasa gugup ku.
" mbak besok pagi mau pergi, ke London tempat pusat perusahaan Almarhum suami mbak, yang mbak lanjutin. Jadi mbak mau menetap di sana. Berencana hanya saat libur mbak bakal datang ke sini" Jelas mbak Dain yang membuat dada ku terasa di hantam batu bata.
Aku menunduk melihat wajah Arkan. Jujur aku gak siap harus jauh dari Arkan. Anak umur 4 tahun ini.
" yah... Arkan bakal pergi donk, aunty bakal di tinggal di sini donk" lirih ku berusaha untuk bersikap bercanda tapi tetap saja, semua orang dapat melihat wajah sendu ku.
" Enggak, Arkan gak bakal ikut " sepenggal kata mbak Dain itu membuat ku bingung. Aku mengerutkan kening ku. biasanya mbak Dain pulang pergi dari London ke Indonesia atau sebaliknya selalu bawa Arkan.
mbak Dain menarik nafas dalam dan menghembuskan nya pelan.
" mbak, titip Arkan sama kalian berdua. Arkan akan menganggap kalian seperti orang tuanya"
Aku dan Rangga saling tatap tak menyangka, aku bingung. Sebenarnya aku nggak keberatan cuman... gimana Arkan nya.
" mbak Ar-" aku menatap wajah Arkan, dan membuka suara belum sempat aku melanjutkan ucapan ku mbak Dain sudah memotong ucapan ku.
" Arkan udah tau, dan Arkan mau. Saat mbak cerita tentang keputusan mbak dia gak keberatan malah senang" Jelas mbak Dain. Sekarang gimana.... Rangga nya. Seperti nya Rangga tau isi pikiran ku dan menatap wajah ku dan Arkan bergantian.
" Gue gak keberatan juga" celetuk Rangga yang membuat ku lega.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 39 Episodes
Comments