Malu maluin

Setelah kami memutuskan untuk puasa. Namun, diperjalanan pulang kami bertemu seorang wanita. Mungkin wanita itu mengenali Rangga dan mereka terus berbincang sampai Rangga tak menyadari kami ada di sini. Aku menatap kesal ke arah Rangga. Percakapan apa itu yang membuat nya membuat melupakan kami? Aku menggendong Arkan, dan pelan pelan beranjak dari sana meninggalkan mereka berbincang sepuasnya, aku dan Arkan berjalan menuju basecamp, tapi Arkan meminta Es krim aku segera membelikannya dan langsung beranjak ke tujuan yaitu Basecamp. Untungnya aku memiliki kunci cadangan mobil Rangga, karena jujur aja mobil ini pemberian ku atas kelulusan nya wisuda. Aku duduk dan memangku Arkan, tak lupa menutup pintu.

"Aunty, kenapa?" tanya Arkan yang mungkin melihat wajah ku kesal, aku hanya menggeleng sambil tersenyum simpul.

"aunty cembulu?" tanya Arkan polos, dan entah kenapa aku mengangguk cepat.

" hihihi..." bocil tersebut tertawa kecil

" itu tadi, kawan mommy " jelas Arkan, wajah ku langsung berubah lega, dan sesaat kemudian aku merasa bingung dan kesal

" eh? Kenapa gue merasa cemburu lihat mereka tadi, mau siapa pun itu seharusnya gue biasa aja. Kenapa gue cemburu?" tanya ku di benakku.

 sesaat kemudian Rangga datang dan menyerbu ku dengan pertanyaan, sedangkan Arkan masih setia menikmati es cream nya, dia selalu tak memikirkan sekitar nya jika sedang makan.

" lu kenapa ninggalin gue?" tanya nya kesal.

" itu-u... tadi, Arkan kebelet ke toilet. Ya udah sekalian gue bawa ke sini aja" Jawab ku walau ada nada gak guk. Aku dapat melihat Rangga menyimpan sebuah undangan, mungkin pertunangan.

" dari siapa?" tanyaku penasaran, Rangga melihat ku sekilas.

" dari cewek yang lu lihat tadi" Jawab Rangga dan aku hanya ber "oh" ria.

            ----------------------------

Sesampainya di rumah, kami segera masuk kedalam ruang keluarga dimana semuanya sedang berkumpul, mereka tersenyum dan mengajak kami berkumpul. Kami duduk bersama sambil bercerita dan tertawa. Dan di mulai lah moment yang membuat ku malu setengah mati.

" tadi Arkan seru di sana?" tanya mbak Dain menunggu jawaban dari Arkan

" selu! Alkan main Timezone, tadi Onty cembulu ama Uncle. Gala gala Uncle ngomong ama awan mommy " Jawab Arkan, yang membuat ku kaku + malu seketika. Arkan masih menjelaskan cerita nya, tapi semua mata tertuju kepada ku sekarang.

Aku mengotak-atik ponsel ku memesan taxi. Aku dapat melihat wajah Rangga senyam senyum begitu juga dengan mbak Dain serta om dan Tante demi apapun, aku menahan malu.

Aku pura pura mengangkat telepon dari seseorang, sambil menunggu notifikasi taxi yang telah dekat dengan tempat ini. Aku pura pura berbicara pelan dan dengan ekspresi pura pura panik juga. Setelah mendengar notifikasi taksi sudah menunggu atau di sekitar sini, aku pura pura mengakhiri panggilan.

" kenapa Fio? " tanya Mama Rangga, aku hanya berusaha pura pura panik.

" Ada masalah tan. Mendadak amat, permisi ya tan" Jawab ku

" minta Rangga anterin aja" saran Mama Rangga, aku menolak secara halus. Aku menunjukkan wajah panik dan segera pamit dan berlari keluar rumah itu, dan memang melihat taksi aku masuk ke dan menyuruh sopir taksi untuk segera berangkat.

Di dalam taksi aku bernafas lega, sambil membayangkan kejadian tadi.

" ya Tuhan, malu banget gue" batinku kesal. Aku bingung gimana nanti kalau ketemu sama mereka.

                      ----------------------------------

Sekarang aku sudah ada di dalam Apartemen, aku menghempaskan tubuhku ke kasur empuk milikku. Terdengar beberapa notifikasi dari handphone ku aku segera mengambil ponselku dan melihat beberapa pesan dari Rangga.

lu kenapa buru buru tadi? Ada masalah apa emang?

" Dia masih nanya gue kenapa?" Gumam ku kesal.

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***