Clea pergi ke rumah sakit tempatnya bekerja. Ia memutuskan untuk mengundurkan diri dari pekerjaannya sebagai terapis. Clea ingin membuka toko vas dengan uang tabungannya yang sudah cukup. sejak dulu ia bermimpi memiliki toko atau gerai di pusat perbelanjaan yang memajang kerajinan vas karena Clea suka dan berbakat membuat kerajinan itu.
Siangnya Clea mulai berbenah di toko baru yang ia sewa di salah satu pusat perbelanjaan. Ia membersihkan sendiri ruangan tokonya. Barang dagangan yang ia pesan akan datang besok dari luar kota. Clea memajang sketsa foto Margareth di sudut ruangan. Bagi Clea Margareth salah satu orang yang berjasa untuknya.
Sementara di meja kerjanya ia memajang foto dirinya dan sang adik Altha. Clea sengaja tidak memajang foto Renei karena ia pikir Renei pasti keberatan jika fotonya berada di toko kecil milik Clea. Ia malas mencari masalah dengan Renei.
Seharian Clea berada di toko barunya, menata beberapa barang dan membersihkan ruangan membuatnya kelelahan. Clea duduk di kursi kerjanya sembari men-selonjorkan kedua kakinya. Ia bersandar di kursi yang terasa nyaman. Tanpa Clea sengaja ia malah tertidur di tokonya.
***
Mobil Renei tiba di halaman rumah, Ia pulang sendiri karena Yudi ia tugaskan untuk mengerjakan pekerjaan di kantor yang belum ia selesaikan. Begitu memasuki rumah utama Renei menghentikan langkahnya. Biasanya Clea berdiri menyambutnya, atau paling tidak gadis itu akan muncul dari dapur lalu mengucapkan selamat malam padanya. Tapi ini sunyi tidak terlihat keberadaan Clea.
"Apa dia sudah kabur dari rumah ku?!" gumam Renei tersenyum sinis.
"Selamat malam tuan, makan malam sudah siap, air hangat juga sudah siap jika tuan mau mandi" kata bibi, salah satu pelayan di rumah Renei.
"Hmm ..." gumam Renei sembari berjalan ke ruang tengah. Ia melihat jam tangannya.
"Maaf tuan saya lancang, nyonya belum pulang sejak pagi" kata bibi.
Renei terdiam mengerutkan keningnya,
Apa dia benar-benar kabur dari rumah ini? Kalau iya baguslah jadi aku tidak perlu repot melihatnya. Aku tidak perlu merasa bersalah pada Margareth karena gadis itu yang pergi meninggalkan ku bukan aku yang menyuruhnya pergi.
Renei berjalan menuju kamarnya untuk mandi , ia sedang tidak berselera makan malam.
Selesai mandi Renei berbaring di sofa di kamarnya sembari memainkan ponsel miliknya. Ia kembali melihat jam dinding. Sudah hampir larut malam belum ada tanda-tanda Clea pulang.
Renei bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamar Clea. Kamar itu tidak di kunci ia masuk kedalam. Disana masih ada lengkap barang-barang Clea. Tidak mungkin gadis itu kabur begitu saja. Renei melirik bingkai kecil foto pernikahan nya dengan Clea yang terpanjang di meja rias. Di sampingnya ada foto Margareth.
"Kemana dia?! Merepotkan saja!" Renei mulai kesal. Ia kembali menutup pintu kamar Clea lalu berjalan menuju ruang tengah di lantai utama.
"Halo Yudi, cari tahu kemana gadis merepotkan itu pergi karena sampai sekarang dia belum pulang" kata Renei di telepon.
****
Clea membuka matanya, ia mengedarkan pandangannya. Alangkah terkejutnya Clea menyadari jika dirinya masih berada di toko.
"Astaga! Jam berapa ini?" Clea meraih ponselnya. Sudah larut malam. Rupanya ia terkunci di pusat perbelanjaan karena ketiduran di toko miliknya.
Bagaimana ini?
Clea bergegas keluar dari tokonya ia panik dan takut karena suasana sepi sekali. Tidak ada Siapapun di tempat itu selain dirinya. Clea berusaha mencari keberadaan security yang berjaga agar membukakan pitu untuknya.
"Dimana petugasnya?!" Clea semakin panik.
Akhirnya ia duduk diam di lantai memandang nomor telepon Renei di layar ponselnya. Clea ragu untuk menelpon suaminya. Belum tentu juga Renei akan peduli dan mau menjemputnya.
Andai aku Margareth pasti Renei sudah cemas mencari ku sejak tadi....
Clea menekan tombol telepon, ia memutuskan menelpon Renei karena tidak tahu harus meminta bantuan pada siapa lagi. Adiknya Altha sedang melanjutkan study ke luar negeri karena dapat beasiswa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 53 Episodes
Comments