Part 4 Perhatian Clea (Revisi)

Clea bangun pagi dengan kepala pusing dan kening di perban karena ulah Renei semalam yang mendorongnya hingga terjatuh. Clea menyibak selimut dan bergegas bangkit dari tempat tidurnya. Ia menyisir rambut panjangnya dan mengikatnya dengan rapi. Clea bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri sebelum ia bertemu Renei.

Selesai mandi dan bersiap, pukul enam tepat Clea mengetuk pintu kamar suaminya yang masih tertutup rapat. Karena tidak ada jawaban dan pintu tidak di kunci akhirnya Clea memutuskan untuk masuk kedalam kamar Renei. Pria itu terlihat masih tertidur lelap di ranjangnya. Clea membuka lemari pakaian ia mengeluarkan stelan jas yang terbungkus polybag. Clea juga memilihkan dasi dan jam tangan yang akan Renei kenakan pagi ini. Clea melakukan semua itu setelah membaca buku harian Margareth. Dulu Margareth yang selalu menyiapkan keperluan Renei sebelum berangkat bekerja.

Clea meletakan jas dan aksesoris di atas meja rias, ia lalu pergi ke kamar mandi untuk mengisi bathup dengan air hangat.

Gemericik suara air di kamar mandi rupanya berhasil membangunkan Renei. Ia menggeliat dari balik selimutnya. Rene mengusap matanya, saat terbangun seperti ini pun ia rindu Margareth. Biasanya Margareth yang menyiapkan semua keperluannya. Kesedihan kembali bergelayut di wajah tampan itu.

"Selamat pagi mas" sapa Clea sembari memaksakan seulas senyum.

Renei terlihat datar dan dingin ia malah memalingkan wajahnya malas memandang Clea. Renei juga tidak peduli dengan kening Clea yang di perban karena ulahnya.

Clea yang sudah hapal tabiat suaminya tidak ambil pusing dan tidak memasukan ke dalam hati sikap yang di tunjukan oleh Renei.

"Mas air hangat sudah siap, stelan kerja juga sudah saya siapkan" kata Clea sembari menyibak gorden berwarna biru tua. Cahaya matahari pagi menembus kisi-kisi besi terlihat semburat oranye yang terasa hangat. Renei menutup wajahnya karena sedikit silau.

"Mas saya mau siapkan sarapan, jika mas perlu sesuatu panggil saya saja" kata Clea sembari berjalan keluar kamar Renei.

Renei hanya membisu tidak tertarik menanggapi obrolan ringan Clea pagi itu.

Ia bergegas turun dari ranjang dan pergi ke kamar mandi.

Pukul tujuh tepat Renei turun ke lantai utama rumahnya. Ia menuju ruang makan yang terlihat asri karena Clea membuka seluruh pintu yang menghadap taman sehingga udara pagi yang segar terasa memasuki setiap sudut rumah utama.

"Ini kopi mas" Clea meletakkan kopi itu hati-hati di depan Renei.

"Bibi!" Renei memanggil ART nya dengan nada suara kesal.

"Iya tuan"

"Buatkan saya kopi!" itu artinya Renei tidak mau kopi buatan Clea. Bibi memandang Clea dengan wajah tidak enak. Clea mengangguk pada bibi sembari menggeser kopi buatannya meletakkan tepat di hadapannya untuk akhirnya ia minum sendiri.

Renei dan Clea sarapan pagi tanpa ada pembicaraan seperti biasa. Renei selalu membuat jarak dengan Clea seolah ia tidak ingin memberi peluang atau kesempatan bagi Clea untuk menjadi istri seutuhnya.

Selesai sarapan Renei bergegas pergi ke perusahaannya. Yudi sudah menjemputnya dan menunggu di halaman.

"Selamat pagi pak" sapa Yudi ketika melihat Renei berjalan ke arah nya.

Yudi bergegas membuka pintu mobil, Renei duduk di kursi belakang tanpa bicara apapun. Yudi tersenyum memandang ke arah Clea yang berdiri di depan pintu melambaikan tangan ke arah mobil Renei.

"Sampai kapan dia akan bertahan dengan pernikahan ini? Aku muak dengannya" gumam Renei di kursi belakang. Yudi menatap ke arah spion sembari terus fokus mengemudi.

"Bu Clea terlihat baik dan peduli dengan bapak" sahut Yudi yang membuat Renei langsung kesal. Ia menendang kursi kemudi dengan wajah cemberut.

"Siapa yang meminta pendapat mu?!"

"Oh maaf pak" kata Yudi kembali fokus melihat jalanan pagi yang sudah mulai ramai lalu lalang kendaraan.

Setibanya di perusahaan Renei bergegas menuju ruang kerjanya. Semua karyawan berdiri memberi salam padanya. Di ruang kerjanya sudah ada kolega penting yang menunggu Renei untuk meeting.

"Pagi Mr. Renei..." sapa kolega paruh baya itu dengan senyum ramah.

"Pahi Mr. Yamato" Balas Renei yang di sambut jabat tangan keduanya.

Mr. Yamato yang berasal dari Jepang itu terlihat mengamati jam tangan yang di kenakan Renei. Ia nampak tertarik dengan jam itu.

"Jam tangan yang bagus Mr. Renei"

Renei memandang jam tangannya, ia cukup terkejut ternyata ia memakai jam pemberian mendiang ibunya. Sudah lama Renei tidak mengenakan jam itu karena Margareth jarang memilih jam itu untuk Renei kenakan. Tapi pagi ini Clea memilih benda berharga itu untuk Renei pakai ke kantor.

"Ehm! Silahkan duduk" kata Renei sembari mencoba mengusir bayangan wajah Clea yang terlintas di benaknya.

Episodes
1 Part 1 Permohonan
2 Part 2 Status istri Kedua
3 Part 3 Kepergian Margareth (Revisi)
4 Part 4 Perhatian Clea (Revisi)
5 Part 5 Terkunci Di Mall (Revisi)
6 Part 6 Pelukan Kecil & Kebencian Renei
7 Part 7 Insiden Kopi Tumpah
8 Part 8 Percikan Cemburu (Rev)
9 Part 9 Salah Paham (Rev)
10 Part 10 Sikap Kekanakan
11 Part 11 Bersitegang (Rev)
12 Part 12 Temani Mandi
13 Part 13 Persaingan Sengit
14 Part 14 Momen Berdua
15 Part 15 Perasaan Hermawan (Rev New)
16 Part 16 Rencana Minggat
17 Part 17 Kejutan!
18 Part 18 Kejutan!!
19 Part 19 Tergoda
20 Part 20 Insiden Kaki Clea
21 Part 21 Tidur Bersama
22 Part 22 Intim
23 Part 23 Berlanjut
24 Part 24 Babak Baru
25 Part 25 Marisa
26 Part 26 Reuni?
27 Part 27 Salah Paham
28 Part 28 Seperti Menang Lotre
29 Part 29 Dinner Kejutan
30 Part 30 Kembar?
31 Part 31 Rasa Penasaran Rennei
32 Part 32 Hati Tiga Pria
33 Part 33 Cemburu dan Cinta?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Hati Kecil Renei
36 Part 36 Pertengkaran
37 Part 37 Lepaskan Dia
38 Part 38 Diam-Diam Perhatian
39 part 39
40 Part 40 Istri Warisan
41 Part 41 Sesuatu Yang Tak Terduga
42 Part 42 Perebutan Sengit
43 Part 43 Bekal Makan Siang
44 Part 44 Rindu Berbalut Gengsi
45 Part 45 Tingkah Renei
46 Part 46 Jebakan
47 Part 47 Tangis Clea
48 Part 48 Kita Berpisah Saja
49 Part 49 Pergolakan
50 Part 50 Seorang Adik
51 part 51 Bohongi Hati
52 Part 52 Perkelahian di Lapangan Golf
53 Part 53 Ungkapan Hati
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Part 1 Permohonan
2
Part 2 Status istri Kedua
3
Part 3 Kepergian Margareth (Revisi)
4
Part 4 Perhatian Clea (Revisi)
5
Part 5 Terkunci Di Mall (Revisi)
6
Part 6 Pelukan Kecil & Kebencian Renei
7
Part 7 Insiden Kopi Tumpah
8
Part 8 Percikan Cemburu (Rev)
9
Part 9 Salah Paham (Rev)
10
Part 10 Sikap Kekanakan
11
Part 11 Bersitegang (Rev)
12
Part 12 Temani Mandi
13
Part 13 Persaingan Sengit
14
Part 14 Momen Berdua
15
Part 15 Perasaan Hermawan (Rev New)
16
Part 16 Rencana Minggat
17
Part 17 Kejutan!
18
Part 18 Kejutan!!
19
Part 19 Tergoda
20
Part 20 Insiden Kaki Clea
21
Part 21 Tidur Bersama
22
Part 22 Intim
23
Part 23 Berlanjut
24
Part 24 Babak Baru
25
Part 25 Marisa
26
Part 26 Reuni?
27
Part 27 Salah Paham
28
Part 28 Seperti Menang Lotre
29
Part 29 Dinner Kejutan
30
Part 30 Kembar?
31
Part 31 Rasa Penasaran Rennei
32
Part 32 Hati Tiga Pria
33
Part 33 Cemburu dan Cinta?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Hati Kecil Renei
36
Part 36 Pertengkaran
37
Part 37 Lepaskan Dia
38
Part 38 Diam-Diam Perhatian
39
part 39
40
Part 40 Istri Warisan
41
Part 41 Sesuatu Yang Tak Terduga
42
Part 42 Perebutan Sengit
43
Part 43 Bekal Makan Siang
44
Part 44 Rindu Berbalut Gengsi
45
Part 45 Tingkah Renei
46
Part 46 Jebakan
47
Part 47 Tangis Clea
48
Part 48 Kita Berpisah Saja
49
Part 49 Pergolakan
50
Part 50 Seorang Adik
51
part 51 Bohongi Hati
52
Part 52 Perkelahian di Lapangan Golf
53
Part 53 Ungkapan Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!