Part 3 Kepergian Margareth (Revisi)

"Wanita yang anda cari baru saja di bawa ke rumah sakit tuan" kata resepsionis hotel.

"Rumah sakit?" wajah tampan Renei terlihat semakin cemas. begitu juga dengan Clea yang berdiri tidak jauh dari suaminya itu.

"Benar tuan, nyonya Margaret pingsan saat makan malam di restoran hotel karena itu kami segera melarikannya ke rumah sakit dekat hotel ini"

Tanpa buang waktu lagi, Renei bergegas kembali ke mobilnya untuk menyusul Margareth di rumah sakit. Clea sampai ter terengah-engah mengejar langkah Renei.

"Margareth sayang, apa kau baik-baik saja?" gumam Renei sepanjang perjalanan ke rumah sakit.

"Semoga nyonya Margareth tidak apa-apa" kata Clea menenangkan Renei. pria itu menoleh sesat ke arah Clea.

"Ini semu karenamu! kalau kau tidak menerima pinangan Margareth ini tidak akan terjadi!!" kata Renei tajam.

Clea terkejut dengaan perkataan yang menghunus hatinya itu. sungguh tega Renei membebankan kesalahan itu di benak Clea. padahal Clea hanya bersimpati dan ingin membalas Budi baik Margareth. mata Clea berkaca-kaca ia memalingkan wajahnya menatap jalanan yang mulai sepi karena sudah larut malam.

Tidak berapa lama mobil Renei tiba di depan gedung rumah sakit. pria itu segera berlari menuju meja resepsionis menanyakan pasien bernama Margareth.

"Dimana pasien bernama Margareth yang baru saja di bawa kemari?!" tanya Renei panik.

"Di ruang ICU tuan"

Renei dan Clea bergegas berlari ke ruang ICU. dokter baru saja keluar dari ruangan itu.

"Dokter aku suami pasien!" kata Renei.

"Baiklah, masuklah setelah ini pasien akan di pindahkan ke rumah sakit lain yang lebih memadai" kata dokter.

Renei mengangguk ia bergegas memasuki ruangan dimana Margareth di rawat. selang oksigen terlihat terpasang di hidung Margaret dan napasnya sedikit tersengal.

"Sayang ini aku, kau tidak apa? kau akan selamat tenanglah" kata Renei sembari mengecup kening Margareth.

"Kenapa kalian kemari?" tanya Margareth dengan suara terbata.

Clea berdiri di samping ranjang Margareth ia menggenggam sebelah tangan Margaret dengan wajah cemas.

"Clea, aku titip Renei padamu bahagiakan dia dan jangan pernah tinggalkan dia....."

"Tidak Margareth jangan bicara begitu" air mata terlihat menggenang di pelupuk mata Clea. sebagai tenaga medis ia tahu seberapa parah kondisi Margareth sekarang.

"Renei jaga Clea baik-baik, hiduplah berbahagia dengannya . milikilah banyak anak hmmm..jangan lupa mengunjungi ku ..." Margareth tersenyum memandang Renei dan Clea.

"Margareth dokter akan memindahkan mu ke rumah sakit yang lebih baik, bersabarlah" kata Renei sembari menggenggam tangan Margareth.

Tiba-tiba hening.....

Kondisi Margareth memburuk, pihak rumah sakit bergegas memindahkannya ke rumah sakit lain yang lebih memadai. Renei dan Clea ikut mengawal kepindahan itu. di dalam ambulance Renei tidak melepas genggaman tangannya pada tangan Margareth.

"Sayang bertahanlah" gumam Renei sembari mengusap kening istrinya.

Clea memandang Renei dan Margaret. ia merasa berada di situasi yang salah. memang tidak seharusnya ia menikah dengan Renei yang begitu mencintai istrinya.

Kenapa aku jadi perusak rumah tangga orang? bahkan kehadiranku tidak di anggap oleh pria itu....sakit sekali rasanya....

Setibanya di rumah sakit Margaret segera masuk ruang perawatan khusus. dokter melarang siapapun untuk menjenguknya termasuk Renei dan Clea.

Renei nampak frustasi dengan kondisi istri pertamanya. ia membayangkan sesuatu yang buruk terjadi pada Margaret dan ia tidak sanggup jika itu terjadi. Renei menyandarkan tubuhnya di dinding depan kamar perawatan Margaret. tatapan matanya kosong dan wajahnya nampak lelah. Clea terus menemani Renei meski keberadaannya disana seperti tak terlihat oleh pria itu.

Karena lelah Renei tertidur di kursi tunggu sampai seorang perawat membangunkan dirinya.

"Anda keluarga pasien nyonya Margareth?"

"Benar saya suaminya, bagaimana keadaannya?"

"Dokter ingin bicara tuan, silahkan ikut saya" kata perawat itu. Renei mengikuti langkah perawat menuju ruang kerja dokter Yaang menangani istrinya. dokter menjelaskan jika kondisi Margareth memburuk dan kemungkinan untuk sadar sangat kecil. dokter meminta Renei untuk bersiap dan ikhlas.

Tangis Renei pecah seketika, wajah Margareth terbayang di benaknya. Clea yang menunggu di luar ruangan langsung cemas mendengar suara Renei. ia menerobos masuk ke ruangan dokter dan melihat suaminya duduk di lantai tak berdaya.

"Mas..." Clea memberanikan diri memegang bahu Renei memberi sedikit kekuatan. pria itu hanya terdiam entah ia menyadari keberadaan Clea atau tidak. yang jelas Renei bahkan tidak menatap wajah Clea.

Renei pergi ke ruangan tempat Margareth di rawat. dokter telah melepas beberapa alat bantu yang ada di tubuh Margareth. dengan terisak Renei memeluk tubuh istrinya yang sudah kaku dan terasa dingin. Clea yang melihat semua itu tak kuasa membendung air matanya.

****

Pagi itu suasana di kediaman keluarga Suprapto terlihat ramai orang berkumpul untuk melayat Margaret.

Renei terlihat seperti patung hidup. ia hanya diam mengenakan pakaian serba hitam. meski penampilannya terlihat rapi seperti bias tapi tatapan matanya tidak memancarkan gairah hidup sama sekali. ia bahkan tidak peduli dengan para pelayat yang datang ke rumahnya. Clea dan Yudi asisten Renei yang mengurus semuanya.

Margareth istri pertama Renei telah pergi selamanya. ia di kebumikan di makam keluarga. sejak hari itu kehidupan Renei tak lagi sama. ia terlihat semakin pendiam dan tak pernah datang ke perusahaan. ia mengabaikan semuanya termasuk urusan pekerjaan.

Satu Minggu selepas kepergian Margaret perubahan mencolok terlihat di diri Renei. ia sering datang ke bar untuk minum dan membuat onar. Yudi sampai kewalahan mengurus kasus Renei yang sering membuat kerusuhan di bar.

Sedangkan Clea dengan sabar menemani Renei meski pria itu kasar dan tidak suka padanya.

Seperti malam ini Clea memapah Renei yang pulang menjelang pagi dalam kondisi mabuk. Renei terus meracau menyebut nama Margareth. ia tidak menggubris keberadaan Clea disisinya.

Renei terbaring di ranjang kamarnya. Kela membatu melepas dasi dan juga sepatu yang masih menempel di kaki Renei.

"Pergi! aku benci padamu! Karen mu Margaretha pergi !" maki Renei nyaris menendang Clea yang sedang melepas sepatunya.

Clea tersentak, ia memundurkan langkahnya. jika tidak mengingat janjinya pada Margareth ia sudah pergi meninggalkan Renei dan juga rumah itu. Clea juga manusia yang memiliki hati nurani. ia juga bisa merasa sedih dan sakit ketika Renei kasar padanya.

"Pergi!" Renei mendorong tubuh Clea dengan kuat hingga gadis itu terjatuh hingga keningnya membentur meja di samping ranjang Renei.

Bugh!

Masih belum puas Renei melempar Clea dengan bantal tepat mengenai wajah Clea.

Sembari menahan tangisnya Clea berjalan pergi meninggalkan kamar Renei, ia memegangi keningnya yang berdarah karena terbentur meja.

Episodes
1 Part 1 Permohonan
2 Part 2 Status istri Kedua
3 Part 3 Kepergian Margareth (Revisi)
4 Part 4 Perhatian Clea (Revisi)
5 Part 5 Terkunci Di Mall (Revisi)
6 Part 6 Pelukan Kecil & Kebencian Renei
7 Part 7 Insiden Kopi Tumpah
8 Part 8 Percikan Cemburu (Rev)
9 Part 9 Salah Paham (Rev)
10 Part 10 Sikap Kekanakan
11 Part 11 Bersitegang (Rev)
12 Part 12 Temani Mandi
13 Part 13 Persaingan Sengit
14 Part 14 Momen Berdua
15 Part 15 Perasaan Hermawan (Rev New)
16 Part 16 Rencana Minggat
17 Part 17 Kejutan!
18 Part 18 Kejutan!!
19 Part 19 Tergoda
20 Part 20 Insiden Kaki Clea
21 Part 21 Tidur Bersama
22 Part 22 Intim
23 Part 23 Berlanjut
24 Part 24 Babak Baru
25 Part 25 Marisa
26 Part 26 Reuni?
27 Part 27 Salah Paham
28 Part 28 Seperti Menang Lotre
29 Part 29 Dinner Kejutan
30 Part 30 Kembar?
31 Part 31 Rasa Penasaran Rennei
32 Part 32 Hati Tiga Pria
33 Part 33 Cemburu dan Cinta?
34 Part 34 Firasat
35 Part 35 Hati Kecil Renei
36 Part 36 Pertengkaran
37 Part 37 Lepaskan Dia
38 Part 38 Diam-Diam Perhatian
39 part 39
40 Part 40 Istri Warisan
41 Part 41 Sesuatu Yang Tak Terduga
42 Part 42 Perebutan Sengit
43 Part 43 Bekal Makan Siang
44 Part 44 Rindu Berbalut Gengsi
45 Part 45 Tingkah Renei
46 Part 46 Jebakan
47 Part 47 Tangis Clea
48 Part 48 Kita Berpisah Saja
49 Part 49 Pergolakan
50 Part 50 Seorang Adik
51 part 51 Bohongi Hati
52 Part 52 Perkelahian di Lapangan Golf
53 Part 53 Ungkapan Hati
Episodes

Updated 53 Episodes

1
Part 1 Permohonan
2
Part 2 Status istri Kedua
3
Part 3 Kepergian Margareth (Revisi)
4
Part 4 Perhatian Clea (Revisi)
5
Part 5 Terkunci Di Mall (Revisi)
6
Part 6 Pelukan Kecil & Kebencian Renei
7
Part 7 Insiden Kopi Tumpah
8
Part 8 Percikan Cemburu (Rev)
9
Part 9 Salah Paham (Rev)
10
Part 10 Sikap Kekanakan
11
Part 11 Bersitegang (Rev)
12
Part 12 Temani Mandi
13
Part 13 Persaingan Sengit
14
Part 14 Momen Berdua
15
Part 15 Perasaan Hermawan (Rev New)
16
Part 16 Rencana Minggat
17
Part 17 Kejutan!
18
Part 18 Kejutan!!
19
Part 19 Tergoda
20
Part 20 Insiden Kaki Clea
21
Part 21 Tidur Bersama
22
Part 22 Intim
23
Part 23 Berlanjut
24
Part 24 Babak Baru
25
Part 25 Marisa
26
Part 26 Reuni?
27
Part 27 Salah Paham
28
Part 28 Seperti Menang Lotre
29
Part 29 Dinner Kejutan
30
Part 30 Kembar?
31
Part 31 Rasa Penasaran Rennei
32
Part 32 Hati Tiga Pria
33
Part 33 Cemburu dan Cinta?
34
Part 34 Firasat
35
Part 35 Hati Kecil Renei
36
Part 36 Pertengkaran
37
Part 37 Lepaskan Dia
38
Part 38 Diam-Diam Perhatian
39
part 39
40
Part 40 Istri Warisan
41
Part 41 Sesuatu Yang Tak Terduga
42
Part 42 Perebutan Sengit
43
Part 43 Bekal Makan Siang
44
Part 44 Rindu Berbalut Gengsi
45
Part 45 Tingkah Renei
46
Part 46 Jebakan
47
Part 47 Tangis Clea
48
Part 48 Kita Berpisah Saja
49
Part 49 Pergolakan
50
Part 50 Seorang Adik
51
part 51 Bohongi Hati
52
Part 52 Perkelahian di Lapangan Golf
53
Part 53 Ungkapan Hati

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!