"Baiklah, ini sudah bulan ketiga semenjak aku menggunakan baju zirah, ini sekarang coba analisa kembali bagaimana keadaan sepasang kaki ku?"
Pada suatu sore Arya, Kembali berbincang pada system Baju Zirahnya.
Sebelum terdengar jawaban kembali sebuah monitor hologram muncul dihadapanya, beberapa tampilan gambar beserta keterangan nya terlihat dengan detil.
Jika tiga bulan yang lalu, warna merah disepasang kakinya nampak jelas. Kini gambar tubuh manusia manusia tersebut sudah berwarna hijau seutuhnya.
"Bagaimana?" kembali Arya melontarkan sebuah pertanyaan.
"Selamat tuan, kaki Anda kini sudah sembuh total. Menurut data dan analisis, harusnya tuan sudah bisa berjalan bahkan berlari..."
"Benarkah?" Arya tercengang.
"Tentu saja benar. Silahkan saja tuan coba..."
Arya hanya mengangguk, lalu mulai bangkit dari duduknya. Kemudian ia mencoba berjalan perlahan-lahan, kaki yang kemarin-kemarin masih lemas kini mulai bertenaga dan otot-otot kakinya pun mulai menguat.
"Bagaimana, tuan?"
"Lumayan, kedua kaki ku sudah mulai bertenaga. Bagaimana jika kita mencoba berjalan-jalan keluar..."
"Baik tuan. Namun sebelumnya, tuan harus mengaktifkan mode ghost. Agar orang tidak bisa melihat tuan..."
"Baik, aktifkan mode ghost..." segera terdengar suara mister al lagi.
"Mode ghost diaktifkan..."
Seketika itu juga Arya menghilang dari kasat mata. Menurut mr al, meskipun mode ini tidak terlihat namun tubuh Arya masih bisa disentuh atau diraba.
Bazu Zirah ciptaan mr alex dimasa depan, selain terbuat dari bahan terkuat, namun juga telah dilengkapi bahan yang mengandung baham Quantum Stealth yang membuat pengguna tak terlihat sama sekali.
Bahan tersebut mampu menghapus visual, anti infrared (night vision) dan juga menghilangkan bayangan pemakainya.
Cara kerjanya mirip dengan teknologi pada kabel serat optik yakni dengan menekuk gelombang cahaya di sekitarnya, sehingga pemakai nampak hilang dari pandangan.
Dengan mode ini, dia sudah tidak terlihat dari pandangan orang bahkan kamera cctv atau kamera lainya yang berserakan digedung Apartemenya.
Setelah turun dari lantai satu kelantai lainya melalui beberapa anak tangga, akhirnya Arya sudah berada ditrotoar jalan raya. Hatinya benar-benar gembira, semangatnya menggebu-gebu. Semenjak bisa berjalan, baru kali ini ia keluar dari apartemen tanpa bantuan kursi roda.
Sore itu langit cerah, matahari semakin turun mendekati puncak gunung diarah barat sana. Terlihat samar-samar kereta api cepat melintas, meliuk-liuk seperti ular naga yang sedang berjalan.
Terlihat dari kejauhan mulai dari arah Padalarang, Gadobangkong hingga masuk terowongan arah contong Cimahi.
Saat ini, semakin sore jalanan semakin ramai. Banyak mobil dan pengendara motor berlalu lalang di bawah gedung bertingkat.
Arya terus berjalan menyusuri pinggiran kota, sesekali terlihat dilayar monitor ia berjalan hanya 3 km/jam. Itu artinya ia berjalan biasa.
"Baik kita coba berlari..."
Arya berkata dan mulai berlari, angka di layar mulai meningkat. Kini Arya berlari dengan kecepatan 7 km/jam. Itu artinya, ia berlari secara normal. Namun baru 30 menit, ia merasakan dadanya sesak, napasnya mulai memburu dan jantungnya berdegup kencang.
"Tuan, kekuatan tubuh anda belum siap untuk mengunakan Bazu Zirah ini sepenuhnya. Tuan harus mulai menyesuaikan diri dengan cara berolah raga agar stamina tuan meningkat..."
"Baiklah..." sahut Arya sambil menghentikan langkah kakinya. Lalu menepi, dipiggir jalan tak jauh dari sebuah mini market.
Namun baru saja beberapa saat dan staminanya belum juga
pulih, mendadak saja dari arah minimarket terdengar teriakan seseorang.
"Perampokkk...."
"Darr.. dar.. dar.." Disusul bunyi letupan senjata tiga kali.
Terlihat orang-orang berhamburan ketakutan, banyak pengendara jalan berhenti seketika karena kaget.
"Darr... dar..."
Terdengar kembali suara letupan senjata saling sahut dan kali ini, disusul berdecitna suara ban mobil yang digas sekaligus.
Mobil tersebut nampak oleng tak terkendali. Melesat kencang kearah Arya yang masih terpaku berdiri dipinggir jalan.
Karena tidak menyangka, Arya tidak sempat menghindar. Namun tanpa diperintah, sistem baju zirahnya secara otomatis melindungi pemakainya dengan beralih kemode bertahan.
"Bumm..."
Tak ayal lagi, tubuhnya langsung tertabrak tanpa ampun. Terdengar ledakan hebat, disusul berpijarnya bunga api disertai asap hitam yang keluar dari kap depan mobil yang langsung penyok.
Terdengar bunyi klakson mendengung, saat stirnya tertindih kepala pengemudi yang tewas tertembak oleh pistol polisi. Itu mengapa, mobil mendadak oleng tak terkendali hingga menabrak tubuh Arya yang memang saat itu tidak terlihat.
Semua orang yang berada disitu kaget, sebagian lagi dapat melihat sesosok tubuh yang bergerak-gerak terjepit kap mobil namun tak jelas, karena tubuh itu nampak berkilauan dengan sebagian tubuh yang gosong akibat percikan bunga api yang keluar dari benturan kap depan mobil.
Sesaat Arya menggeliat, sambil menyingkirkan setiap besi dan mesin yang menjepit dirinya. Arya sendiri heran, mengapa ia bisa membengkokan besi dan plat tebal dengan tangan kosong.
Tak lama kemudian terlihat beberapa orang berhamburan kearahnya, sebagian lagi merekam gambar dengan tatapan seolah tak percaya dengan apa yang dilihatnya.
"Tuan, apa kau tidak apa-apa?" terdengar mr al sistem baju zirahnya bertanya.
"Aku tidak apa-apa..."
"Kalau begitu, ayo kita segera pergi sebelum polisi datang kemari..."
Arya hanya mengangguk, sebelum pergi aya melihat dulu ke arah perampok. Terlihat beberapa perampok merintih kesakitan akibat benturan tadi.
Sedangkan sipengemudi sudah diam tak bernyawa.
Tak lama terdengar raungan sirine mobil polisi, menuju tempat kejadian.
Arya terus bergegas menuju gedung apartemennya, beberapa kali berpapasan dengan orang dan berusaha menghindar agar ia tak tertabrak orang yang tidak melihanya.
Berita tentang perampokan yang terjadi di sebuah mini market sungguh menjadi perbincangan, bukan masalah terbunuhnya salah satu perampok namun tertangkapnya sesosok manusia yang berpakaian kostum misterius, yang terekam oleh kamera beberapa warga.
Meskipun hanya sesaat, namun kejadian itu sungguh viral dan menjadi sebuah tanda tanya besar siapakah orang dibalik kostum berpakaian perak tersebut.
Setiba nya di Apartment paman dan bibinya telah menunggu, Arya lalu masuk melalui jendela belakang dengan cara mengendap-endap, lalu setelah duduk di kursi roda ia menghampiri pintu kamar dan keluar untuk menghadap paman dan bibinya.
"Arya, mengapa dari tadi di panggil kau tidak keluar, bahkan tak menjawab? Apa kau tuli?"
Seperti biasa bibinya yang cerewet bertanya. Aku ketiduran, bi. Aku benar-benar tak mendengar..."
"Hhh! Dasar tak berguna. Apa tidak ada kata selain jawaban tersebut..."
"Aku..."
"Tadi sore ada teman mu datang kemari menanyakan kau. Aku berulang kali memanggil-manggil kau tidak keluar..."
"Maafkan saya bi, tapi siapakah teman ku itu?"
"Ia mengaku Jake..."
"Jake?"
"Ya..."
"Apakah ia mengatakan sesuatu?"
"Tidak..."
"Baiklah nanti aku akan menghubunginya..."
"Sebaiknya begitu, mungkin ada keperluan..." Arya mengangguk.
"Oh iya, ada kabar baik hari ini..."
"Kabar baik apa, bi?"
"Game slot yang tiga bulan sempet dianulir kini disahkan. Kini saldo ku, sudah mempunyai 50 juta, besok kau sekalian bayar utang pada teman mu itu. Oh iya, siapa teman mu yang memberikan pinjaman itu?"
"Dia adalah orang tadi yang datang kemari?"
"si Jake?"
"Betul bibi..."
"Apa mungkin ia akan menaggih utang?"
"Mungkin ia, mungkin juga tidak..."
"Terlepas iya Atau tidak besok bayarkan utang ku itu..."
"Baik bi..."
"Sebentar aku akan transfer..."
"Ya..."
"Sekarang, ayo. Kita sekalian makan malam. Panggilkan si Dinda dan siBayu..."
"Baik bi..."
****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 15 Episodes
Comments