Perlahan ia mengalihkan pandangan ke cermin nampak ia sedang duduk diatas korsi roda dengan baju zirah yang berwarna keperakan.
"Baju ini selain terbuat dari bahan yang sangat kuat dan alot, namun sudah dilengkapi berbagai macam fitur teknologi canggih. Lihatlah dibagian lengan kanan tuan...".
Arya mengangguk, lalu terlihat dilengan kirinya mana kala disitu mendadak muncul sebagai papan tulis bermacam-macam huruf dan tulisan, simbol dan tombol kecil sangat rumit terlihat nyata.
Kendatipun demikian, Arya dapat membacanya. Diantaranya ada mode penyembuhan, mode menghilang, transparam dan mode bertahan serta mode menyerang.
"Sekarang coba kau tekan tombol menghilang..."
Dengan penuh rasa penasaran, Aryapun mencoba. Dan benar saja perlahan tapi, pasti tubuhnya pun mulai menghilang. Dan karena muka nya tidak tertutup baju zirah maka yang nampak kepalanya saja.
"Ini..ini... Bagai mana?"
"Jangan khawatir. Coba kenakanlah topeng yang berada di belakang pundak tuan..."
Arya mengangguk lalu dengan tergetar, ia raih kain penutup kepalanya yang bebentuk topeng dan...
sleb... Arya pun sudah menghilang seluruhnya. Yang tersisa hanya sebuah kursi roda yang kosong.
Namun sesaat kemudian, mendadak muncul sebuah layar hologram di hadapanya. Disitu nampak beberapa petunjuk dan keterangan seperti petunjuk waktu, suhu, kesehatan dan fitur-fitur lainya.
Bahkan kini ada keterangan disudut bawah layar dan terdengar suara mr al.
"Memulai pengaktifan System..."
[1%... 10%... 30%... 70%... 90%... 99%... 100%...]
[Pengaktifan System selesai!]
[Ding! Selamat, Tuan kini system baju zirah sudah aktif seluruhnya. Tuan dapat menggunakan semua fitur yang ada didalamnya..."
"Ini.. Ini apa?"
"Tuan inilah layar hologram yang nantinya sangat berguna. Karena disitu semua informasi terlihat..."
"Oh begitukah?"
"Betul tuan. Bagaimana, apakah tuan percaya..."
"Aku.. aku percaya. Lalu bagaimana cara mengembalikanya?"
"Tekanlah mode normal..."
Arya tercengang, sesaat dirinya sudah kembali nampak.
"Lalu apa maksud dengan mode Transparan?"
"Cobalah tuan tekan..."
"Baik,..."
"Sleb..."
Mendadak saja kostum yang ia pakai menghilang, namun Arya masih dapat merasakanya.
"Kalau fitur ini digunakan, baju zirah yang tuan pakai tidak akan terlihat oleh siapapun. Mode ini cocok untuk mengelabui orang sekitar sebab kostum ini akan transparan. seolah-olah tuan tidak memakai apa-apa..."
"Ya, tuhan. Apakah aku sedang bermimpi?" Arya kembali bergumam.
"Tidak tuan, Anda tidak sedang bermimpi. Bersyukurlah, dan siap-siap memasuki dunia dan kehidupan baru..."
"Baiklah sementara ini aku akan mencoba menggunakan mode transparan. Agar keluargaku tidak mencurigai ku..."
"Baik tuan. Kelak jika kedua kaki tuan sudah pulih, kita akan coba fitur-fitur lainya.."
"Hm, baiklah..
****
Tepat setelah mode transparan diaktifkan terdengar bibinya memanggil. Arya keluar dengan wajah yang berseri-seri ada sedikit senyuman menghiasi bibirnya. Senyuman yang selama ini belum terlihat oleh siapapun, termasuk paman dan bibinya.
Hatinya hangat dan ada semangat baru memenuhi rongga dadanya.
"Ada apa bibi ?"
"Begini, karena sepupumu belum juga pulang dan susah dihubungi aku dan paman mu akan keluar, untuk melihat-lihat kerumah temanya. Sementara itu, kau diamlah dirumah. Kalau-kalau ada tamu..."
"Baik bi..."
"Hhh..." Nampak bibinya memalingkan muka. Lalu berkata pula, "Jika siDinda dan siBayu pulang lebih dulu. Suruh ia jangan kemana-mana lagi, saat ini keadaan belum kondusif.
"Baiklah..."
Setelah paman, dan bibinya keluar Arya mulai berbincang-bincang kembali dengan teman misterius barunya hingga tengah malam.
Tak terasa jam dingding sudah lewat pukul satu malam, namun paman dan bibinya belum kembali.
Beruntung tepat tengah malam, smartphonenya mulai berbunyi menandakan jaringan internet kembali normal.
"Beberapa pesan dari teman-temanya bermunculan semuanya menanyakan tentang keadaan dirinya..
"Aku baik-baik saja..."
Arya pun menjawab semua pesan sekaligus....
"Tak lama, smartphone bergetar.Terlihat ada panggilan suara dan ternyata bibinya.
"Ada apa, bi?"
"Hari ini aku tidak bisa pulang, ada sesuatu hal yang harus diurus..."
"Tapi dinda dan bayu, belum pulang..."
"Ya aku tahu..."
"Tapi kemana mereka..."
"Sudah jangan banyak cakap, diam lah di rumah. Jangan sampai besok kau bangun kesiangan..."
"Baik, bi..."
Arya mengangguk, lalu panggilan terhenti..."
"Namun, tak berselang lama. Bibinya kembali, menelfon..."
"Arya..."
"Ya, bibi, ada apa?"
"Hhh..." terdengar bibinya mengeluh penuh kerisaun.
"Bibi ada apa bicara saja..."
"Begini, kedua saudara mu terjerat kasus, kini mereka berdua berada dikantor polisi. Kini aku sedang mengurusnya..."
"Terjerat kasus?"
"Ya, mereka terjerat narkoba..."
Arya terdiam sejenak, dia memang tahu betul keduanya sering mengkonsumsi obat-obatan terlarang, sebenarnya bukan kali ini saja mereka terciduk. Hingga, akhirnya uang keluar untuk menebus sepupunya tersebut.
"Seharusnya, hari ini aku mendapat uang banyak. sayang, hadiah game slot dianulir, dengan alasan jaringan internet erorr. Sekarang aku bingung, harus mencari uang kemana untuk menebus sepupumu itu. Arya, tolong carikan uang pinjaman kemana saja..."
".........." Arya tak menjawab.
"Heh, arya..! Arya... kenapa diam?" Terdengar bibinya mulai, ngedumel. "Dasar tak berguna...!!"
"Ba.. baik bi, akan saya usahakan.
"Baiklah..."
"Tutt... tutt..."
Sambungan telepon terputus, Arya mengeluh lalu bergegas ke ranjangnya untuk tidur.
Sebelum tidur ada peringatan dari mr al.
"Tuan, jangan lupa aktifkan mode penyembuhan..."
"Baik..."
Keesokan harinya ia nyaris bangun kesiangan. Ia kaget saat dikedua kakinya mulai merasakan sesuatu. Namun cepat- ia bangun dan pergi ke air untuk membersihkan badan.
******
Setelah sarapan, ia bergegas pergi ke sekolah. Tentu saja ke halte pemberhentian bus jemputan sekolah.
"Arya! Ayo cepat..."
Teriak seseorang, terdengar dari dalam bus sekolah. Dengan cepat Arya menggoes roda dengan kedua tanganya.
Setiba didepan, kondektur bus langsung meraih tanganya, dan memindahkan dirinya di kursi belakang seperti biasa. Sementara kursi roda dilipat, dan disimpan tak jauh dari arya.
"Berangkat..."
Kondektur berteriak, maka bus pun langsung melaju diantara kendaraan lainya.
"Arya kudengar dalam berita ada kilatan hebat diapartemen mu, aku sangat khawatir.."
Terdengar Baim berkata, tak lama bus melaju.
"Ya, betul. Tapi saat itu, aku tidak menyaksikanya. dikarenakan kebetulan aku sedang terlelap tidur ..."
"Yang aneh, mengapa ledakan sedasyat itu tidak menimbulkan kerusakan hebat. Buktinya apartemenmu, tidak rusak dan kau sendiri tidak apa-apa..."
"Mungkin itu sudah kehendak tuhan..."
"Ya. Mungkin itulah yang disebut keAjaiban. Oh iya, bagaimana pr matematika mu apa sudah beres.."
"Tentu saja, sejak siang kemarin pun langsung aku kejakan..."
"Oh, baguslah kalau begitu..."
Sepanjang jalan keduanya berbincang, baim adalah sahabat arya sejak SMP hingga sekarang. Ia berperawakan pendek dan sedikit tambun.
"Hai sobat, kudengar kedua sepupumu tersandung kasus lagi. Benarkah?"
Mendadak seseorang terdengar di kursi depan, arya terkejut mendengar orang itu berbicara.
Bukan hanya dia, bahkan seluruh siswa yang bearada dalam bus ikut terkejut, dan tentu saja semua pandangan langsung tertuju ke Arya.
Ya, orang yang berbicara itu orang yang sangat menyebalkan bagi Arya. Namanya Berni, anak seorang aparat yang bertugas di kepolisian. Jadi, tak heran anak yang berbadan tinggi besar itu mengetahui hal yang berbau kriminal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 15 Episodes
Comments