Di bawah hingar bingar lampu kelap kelip. Seorang pria beserta teman-temannya sedang menikmati keindahan dunia yang hanya ramai dan gemerlap saat malam saja.
"Woy Luke! perusahaan Sanjaya yang lo kelola bangkrut ya? Ahahahahha... bego lo!" pekik Ibrahim saat baru saja tiba dan menghampiri Lukas.
"Emang kenapa, Bra?" tanya Lukas cuek sambil memainkan gelas wine nya.
"Itu salah satu perusahaan raksasa yang pada zamannya, orang-orang gak ada yang bisa saingi dia kecuali ya... you know what I mean lah!"
Ibrahim hanya tertawa sambil menggoyangkan gelas yang berisi minuman beralkohol. Sedangkan Matthew, ia tidak peduli dengan pembahasan antara Ibrahim dan Lukas.
Alexander yang sedang menghisap marijuana, melirik ke arah Lukas. Mendengar kebangkrutan Sanjaya membuat telinganya terganggu.
"Lu apain perusahaan bokap mertua lu? Gue yakin Sanjaya gak mungkin collapse begitu aja!" cecar Alexander.
Meskipun kesadarannya sudah setipis tisu WC dibelah tujuh. Namun perihal membicarakan bisnis ia masih bisa fokus dan mendengarkan dengan baik.
Lukas hanya tersenyum sesekali tertawa.
"Gue akuisisi lah ke perusahaan Imanuel. Kurang baik apa coba gue? Di saat Sanjaya collapse, Imanuel masih bersedia membantu membeli sahamnya 70%. Suka tidak suka, mau tidak mau, mulai saat ini, Sanjaya di bawah kendali Imanuel langsung."
"Pantes, Sanjaya bangkrut tapi lo masih asik-asikkan party di sini. Kalau CEO yang benar, pasti udah gant ung diri di kamarnya!" sambung Ibrahim.
Alexander tertawa sinis. "Dia lagi merayakan kesuksesannya dalam menghancurkan Sanjaya. Karena kehancuran Sanjaya adalah kesuksesan Imanuel, Bra...."
Alexander berucap sarkas yang langsung mendapat tatapan tajam dari Lukas.
Alexander kembali berbisik dan berucap, "Jadi begini cara lo membalas kebaikan Tuan Antonius?"
Alexander yang masih terkekeh, langsung dihajar oleh Lukas. Membuat lelaki itu tersungkur ke lantai.
"Hati-hati lo kalau bicara!"
Alexander masih saja terkekeh sinis menatap Lukas.
"Kesuksesan Imanuel tidak ada campur tangan dari Sanjaya. Begitupun kehancuran Sanjaya, tidak ada kaitannya dengan Imanuel. Gak usah bikin narasi palsu lo!"
"Ahahaha... gue gak buat narasi palsu. Emang begitu kenyataannya, Luke. Lo selalu menjadi parasit di hidup orang lain. Menempel sana sini untuk mendapatkan apa yang lo mau. Kalau lo emang gak sebajingan itu, seharusnya lo sekarang ada di samping istri lo yang lagi hamil besar!" sindir Alexander.
Lukas terdiam. Alexander benar. Ini sudah bulannya Tasya akan melahirkan, namun ia semakin jarang pulang ke rumah.
"Perusahaan bokap nya hancur di tangan suaminya yang hobi party dan check in sama jablay. Ditambah dia lagi hamil besar! Lo gak kasian sama bini lo?" lanjut Alexander mengompori Lukas.
Sebenarnya Alexander sudah mencium bau-bau pengkhianatan dari tubuh sahabatnya ini. Meskipun tidak dekat dengan Tasya, namun Alexander sangat mengenal wanita itu.
Memang, urusan rumah tangga Lukas dan Tasya, bukanlah urusan Alexander. Ia memiliki masalah juga. Rumah tangganya juga sudah selesai berantakan.
Namun, terkadang Alexander geram dengan sikap Lukas yang seenaknya dan licik.
"Peduli amat lo sama istri temen lo?! Kenapa gak sekalian lo ambil aja. Kasian ya menduda bikin batang lo gak berfungsi sekarang?"
Mendengar itu Alexander hanya tersenyum sinis,.
"I am single and I am happy. Very happy!" Kelakarnya sambil tertawa-tawa.
Bohong... itu semua bohong. Dalam hatinya yang paling dalam, Alexander terbakar dan sangat sakit.
Namun, ia harus menutupi itu semua di hadapan teman-temannya.
"Luke... handphone lu dari tadi berdering tuh! Gak lu angkat?" tegur Matthew, yang sedari tadi memperhatikan layar ponsel Lukas yang menyala menandakan panggilan masuk.
Lukas memasukan ponselnya ke dalam tas kantornya.
"Forget it! Mending sekarang kita party, Man. Pesan sesuka kalian. Malam ini gue yang traktir!"
Lukas melanjutkan untuk mengejar kesenangan dunianya dan menghiraukan ponsel yang sedari tadi berdering menampilkan nomor istrinya dan nomor tak dikenal.
Lukas ingin merayakan kebahagiaannya. Kebahagiaan yang akan menjadi duka bagi orang lain.
Sekali lagi, Alexander tidak begitu dekat dengan istri Lukas, tidak seperti istri-istri sahabatnya yang lain. Jadi ia memilih ikut mengabaikannya.
Lukas jarang membawa istrinya saat berkumpul dengan mereka, bahkan jika sahabat-sahabatnya membawa turut serta istri-istri mereka dalam sebuah acara khusus. Lukas tidak pernah mengajak Tasya.
Hanya Lukas yang tidak pernah mengajak istrinya. Hingga membuat persepsi bahwa istri Lukas tidak menyukai sahabat-sahabat Lukas.
Lukas, Alexander, Tasya, dan Ibrahim, mereka satu SMA. hanya Matthew yang berbeda sekolah.
Meskipun begitu, Tasya tidak memiliki kedekatan khusus dengan teman-teman Lukas.
Bahkan saat reuni sekolah 5 tahun lalu. Tasya lebih memilih bercengkrama dengan teman-temannya yang merupakan anak-anak yang sangat berpengaruh sewaktu mereka SMA dulu.
Semasa SMA Tasya memang sangat terkenal. Selain background orang tuanya, Tasya juga memiliki segudang prestasi di bidang akademik dan seni.
Orang tua Tasya juga pemilik yayasan Bina Bangsa. Yayasan yang menyediakan fasilitas pendidikan mulai dari kelompok belajar anak usia dini, Day care, sampai tingkat SMA/SMK.
Tidak heran, jika Tasya memiliki sikap yang angkuh dan dingin semasa SMA. Ia juga pemilih dalam bergaul.
Selain background orang tuanya yang kaya raya, Prestasi yang gemilang, Tasya juga memiliki paras yang sangat cantik berwajah blasteran Indo-Prancis. Sehingga membuat ia terkenal sebagai primadona SMA Bina Sanjaya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Oeeekk....
Oekkk....
Oekkk....
Oekkk....
Tasya dengan jelas mendengar suara tangisan seorang bayi yang baru saja ia perjuangkan untuk hadir di bumi ini.
Dengan setengah kesadarannya dan rasa sakit yang masih mendera bagian tubuhnya. Tasya antusias untuk melihat anaknya.
"Selamat ya Bu Tasya, bayinya perempuan!" seru salah satu Bidan.
"Cantik... kamu sangat cantik." Itulah kalimat yang Tasya ucapkan saat pertama kali melihat sang buah hati.
Setelah memutus tali pusar, Bidan yang diketahui bernama Evi melakukan Tes Apgar. Kemudian Bayi merah yang baru lahir itu diletakkan pada sang ibu-- Tasya.
Proses penting inilah yang disebut inisiasi menyusui dini (IMD). Bayi secara alami akan mencari sendiri sumber air susu ibu (ASI) dan menyusu.
Hal ini bertujuan agar memperkuat sistem kekebalan bayi baru lahir untuk melindunginya dari berbagai penyakit.
Setelah melakukan IMD, Bidan yang bertubuh gempal itu membawa bayi Tasya ke ruang khusus bayi.
Sedangkan Asisten Bidan tersebut membantu membersihkan darah dan menjahit luka robekan pada bagian jalan lahir.
Dengan telaten, sang Bidan membersihkan sisa air ketuban dari mulut bayi, lalu memeriksa pernapasan sang bayi.
Hal itu bertujuan untuk mengecek organ vital bayi, mulai dari mengecek warna kulit bayi, denyut jantung, respon refleks, otot dan pernapasan.
Di ruangan yang berbeda, Tasya yang sedang dibius lokal di area inti tubuhnya, merenungkan sebuah nama bayi yang akan ia berikan pada putrinya yang baru lahir saat tengah malam ini.
Terbesit sebuah nama indah perpaduan dengan namanya, Lukas dan nama anak pertama mereka yang diberi nama Prince.
Dengan senyum yang terbit di wajah pucat nya, ia memberikan nama pada anak keduanya yaitu Princess Eleanor Imanuel.
Sambil merapalkan nama tersebut, Tasya menangis.
Ia sudah tidak memperdulikan lagi di mana kehadiran sang suami saat ia sedang membutuhkannya.
'Apa hanya aku, perempuan yang melahirkan sendiri tanpa didampingi seorang suami? Padahal aku memilikinya.’
...(ノ°_o)ノ to be continue ノ( ͡° ͜ʖ ͡°ノ)...
...Jangan lupa untuk klik Like, subscribe, dan votenya Majikanku. ...
follow aku, siapa tahu kalian menjadi pembaca terbaik mingguan di karya aku. Nanti aku berikan kalian gift ❤️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 111 Episodes
Comments
Katty miaw
Alex kayaknya tau rencana Lukas ya
2025-02-17
0
Abu Yub
lanjut thor
2025-03-25
0
Istri Jungkook
author terkeren. gw suka sumpah karya2nya dia. ceritanya bener2 bikin enjoy dan berdebar /Drool/ penulisannya juga rapi. berasa baca novel cetak
2024-12-02
1