3. Independen Women.

Setelah para Bidan selesai menangani Tasya dan bayinya. Mereka membawa Tasya dan bayi cantik itu ke kamar rawat inap.

Tasya lega bisa melihat buah hatinya yang terbungkus kain berwarna merah muda.

Ia teringat waktu di tengah jalan ingin memberhentikan taxi. Saat itu di dalam Taxi, tiba-tiba saja Ia mengalami kontraksi hebat yang membuatnya hampir gagal nafas.

Berkat instruksi para Bidan saat dirinya sampai di klinik bersalin, Tasya melahirkan dengan lancar dan hanya perlu mengejan satu kali.

Evi sang bidan mendekati nakas di samping tempat tidur yang ditempati Tasya.

Bidan cantik itu membawakan nampan yang berisi teh manis hangat, air putih dan nasi yang terisi beberapa lauk lengkap.

Entah dari mana sang bidan mendapatkan lauk selengkap itu di tengah malam seperti ini.

"Dimakan dulu ya, Bu. Habis itu langsung istirahat supaya paginya bisa menyusui si Ade cantik ini!"

"Iya Bu Bidan."

"Saya beli ini semua di warteg 24 jam. Gak apa-apa, 'kan?" lanjut Bidan Evi sambil mencolek pipi merah Princess.

Karena dari yang Evi amati, sosok Tasya ini pasti bukan orang sembarangan.

Terlihat dari kulit wanita itu yang putih bersih bercahaya. Belum lagi kalung dan cincin berlian yang wanita itu kenakan.

Evi takut jika pasiennya ini tidak bisa memakan makanan dari rumah makan sederhana seperti warteg atau pun warsun.

"Iya Ibu Bidan tidak apa-apa, terima kasih Bu Bidan," ucap Tasya pelan.

Dirinya masih lemas namun hawa kantuk belum ia rasakan padahal waktu sudah menunjukkan jam 2 pagi.

"Maaf Bu Tasya, kami sudah menghubungi suami Ibu. Tapi suami Ibu tidak dapat dihubungi."

Tasya mengeluarkan butiran bening dari ujung matanya.

"Iya Bu, nanti saya hubungi kembali suami saya. Semoga saja pagi nanti ia bisa dihubungi. Maaf ya Bu Bidan, saya sudah merepotkan."

"Iya Bu, tidak apa-apa itu sudah menjadi tugas kami."

Bidan yang masih sangat muda itu melenggang keluar dari kamar inap yang di tempati Tasya lalu menutup pintunya.

'Kasian, lahiran sendirian... suaminya ditelpon malah marah-marah ngomong ngelantur gak jelas. Mabuk kayaknya,' batin bidan Evi.

Sebenarnya suami Tasya sempat mengangkat panggilan darinya.

Namun, Lukas masih berada di dalam club dan suara musiknya lebih mendominasi daripada suara perempuan di ujung telepon. Membuat Lukas harus menaikan suaranya agar terdengar.

Sang bidan tidak mungkin mengatakan. 'Suami Ibu dalam keadaan mabuk saat mengangkat telpon dan tidak bisa menemui Ibu di klinik ini!'

Ahh... lebih baik bidan itu simpan dalam hati. Ia takut jika pasien nya akan stress dan mempengaruhi produksi ASI-nya nanti.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tasya mengecek handphone nya dan menghubungi sang suami berkali-kali. Namun tidak diangkat.

Lantas ia menghubungi sang ayah. Hal yang sama pun terjadi. Tidak ada yang mengangkat.

"Mereka berdua ke mana ya? Kenapa gak ada yang bisa aku hubungi? Apa aku pesan taxi online aja?" gumamnya.

"Iya deh aku pesan taxi online aja!" Finalnya.

Meskipun bagian bawah masih sangat nyeri. Namun, ia sudah mampu berjalan pelan sambil menggendong buah hatinya.

Evi yang sejak tadi memperhatikan pasien malang itu. Segera menghampiri Tasya dan membantu Tasya menggendong bayinya.

"Saya antar Ibu ke rumah, ya, gak mungkin 'kan, Ibu bawa tas lahiran dan bayinya sekaligus? Apalagi jahitan ibu belum kering."

"Tidak perlu Bu, saya nggak mau merepotkan Ibu!" tolaknya.

"Saya tidak repot kok, Bu. Bu Tasya nggak perlu pesan Taxi online, biar saya antar Bu Tasya sampai ke rumah. Ini juga bagian dari tugas saya untuk membantu Ibu. Lagi pula, saya sedang nggak ada pasien. Hanya Ibu pasien saya saat ini."

"Terima kasih Bidan Evi. Semoga segala kebaikan Bidan Evi dibalas oleh Tuhan. Sehat selalu untuk Bidan Evi!"

"Aamiin sama-sama Bu, mari saya antar!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Bidan Evi dan Tasya sudah sampai di kediaman rumah orang tua Tasya.

Dari awal menikah sampai sekarang, Tasya dan Lukas memang memilih untuk tinggal di rumah Tasya, dengan alasan kasihan pada Antonius -- Papi Tasya.

Pria itu tidak bisa di tinggal sendiri semenjak Maretha -- mami Tasya meninggal, 3 tahun yang lalu.

'Rumahnya besar banget. Tapi kenapa dia memilih lahiran di klinik gue yang kecil ya?' batin Evi.

"Terima kasih Bidan Evi, Bidan Evi mau mampir dulu ke dalam?"

Evi langsung menggelengkan kepalanya.

"Tidak perlu, Bu. Saya langsung pulang saja. Nanti kalau ada apa-apa sama--"

Evi menggantungkan kalimatnya karena tidak mengetahui nama bayi yang baru saja ia bantu proses bersalin nya.

Evi juga lupa menanyakan nama bayi itu kepada Tasya.

"Namanya Princess Eleanor Imanuel, Bu. Panggil saja Princess," ucap Tasya seolah-olah ia tahu apa yang Evi pikirkan.

Senyum Tasya mengembang saat turun dari mobil dan menatap Evi dari kaca yang Evi turunkan.

"Oh... Princess Eleanor Imanuel, nama yang indah."

'Im-imanuel... what, Jadi Semalem gue abis bantuin istri orang berpengaruh di kota ini? Lukas Imanuel yang gantengnya naudzubillah. Berarti semalam itu suara pak Lukas. Omoooo ...' batin Evi, ia sampai membekap mulutnya saking terkejutnya.

Siapa yang tidak kenal dengan keluarga Imanuel yang terkenal akan kesuksesan dan kekayaan yang dimiliki keluarga yang memiliki darah Indo - Inggris.

Lukas Imanuel adalah putra tunggal dari kerajaan bisnis yang dibangun Imanuel.

Meskipun sudah menikah dan memiliki anak, kepamoran Lukas tidaklah luntur.

"Saya pamit ya, Bu. Sehat selalu Princess dan Ibu Tasya. Saya Permisi!" pamit Evi.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Tasya memasuki rumahnya namun ia langsung disambut dengan ekspresi panik dari para pekerja di rumahnya.

"Loh... Non Tasya? Kapan Non, lahirannya? Kok gak ngabarin Bibik?"

Tasya senyum sambil meringis menahan jahitannya, lalu memberikan Princess pada Bik Parti.

Kepala Asisten rumah tangga yang sudah ikut dengan keluarganya dari awal mami dan papinya menikah.

"Kemarin Bik. Kemarin pas Tasya dari rumah temen, tiba-tiba Tasya kontraksi hebat di tengah jalan. Mau pulang dulu gak keburu. Jadinya Tasya cari rumah bersalin terdekat," ucap Tasya

Ia berjalan mengikuti Bik Parni menuju kamar bayi yang sudah disiapkan untuk bayi mereka.

Bik Parti mau heran, tapi dia ingat jika anak majikannya ini adalah anak yang tangguh dan mandiri.

Selagi Tasya bisa melakukannya sendiri, ia tidak akan merepotkan orang lain.

Namun untuk kasus yang satu ini, Bik Parti sampai mengelus dada.

Bisa-bisanya nona mudanya ini pulang tidak dalam keadaan yang misah-misuh. Karena tidak ada yang mendampinginya saat melahirkan.

"Tapi 'kan, Non Tasya bisa hubungi orang rumah. Bibik mau kok nemenin Non Tasya. Jangan begitu lagi ya Non, Bibik khawatir sama Non Tasya."

"Iya Bik, maaf ya Tasya bikin Bibi khawatir soalnya handphone Tasya lowbat, Bik. Tasya gak kepikiran buat isi daya handphone. Fokus ngerasain pembukaan, Bik."

"Sakit banget gak, Non? Berapa jam Non merasakan dari pembukaan awal ke pembukaan lengkap?"

"Sakit sih Bik, tapi gak sesakit waktu lahiran Prince. Kontraksi pembukaannya cuma 3 jam."

"Wah... Non hebat!"

"Bidannya pinter deh Bik, setiap Tasya mulai kontraksi, dia bantu Tasya buat elus-elus bagian pinggang belakang Tasya. Kadang ke pusar. Terus Tasya juga diajarin cara atur nafas. Jadi Tasya pemulihannya bisa cepat Bik, gak kayak waktu lahiran Prince. Abis lahiran, semua badan Tasya linu semua karena mengejan."

Tasya menceritakan pengalaman lahiran anak keduanya pada Bik Parti yang sudah ia anggap seperti bibik nya sendiri.

Dari kecil Tasya memang lebih dekat dengan asisten rumah tangganya itu daripada dengan Maretha -- ibu Tasya.

"Ya beda atuh, Non. Kalau Den Prince 'kan, anak pertama. Urat-urat Non Tasya awalnya masih kencang. Saat lahiran anak kedua jadi nggak begitu sakit seperti yang pertama, Non. Apalagi waktu pertama 'kan Non belum pengalaman. Jadi pas kontraksi malah mengerang dan mengejan. Padahal harusnya Non Tasya atur nafas supaya jalan pembukaannya cepat," jelas Bik Parti.

Mereka mengobrol sambil menuju kamar bayi yang sudah Lukas dan Tasya siapkan untuk menyambut anak kedua mereka.

"Iya juga ya Bik. Oh iya Bik, Lukas sudah pulang belum, Bik? Tasya telpon Lukas, tapi nomornya gak aktif. Ke mana ya dia?"

Bik Parti tampak gelisah dan aura yang Bik Parti tunjukan terbaca oleh Tasya.

"Ada apa Bik?" tanya Tasya ketika tidak mendapat jawaban dari Bik Parti.

Setelah meletakan Princess di baby box. Bik Parti duduk di sebelah Tasya yang sedang mengeluarkan baju dan perlengkapan lahirannya yang ia beli dadakan di klinik bersalin itu.

"Tuan Lukas belum pulang, Nona."

"Lukas ke mana ya Bik? Gak biasanya dia gak pulang begini. Kalau papi?"

"Papi Non Tasya dari kemarin siang juga mengurung diri di kamar. Bahkan saat makan malam kemarin, beliau tidak keluar kamar. Padahal lampu kamarnya gelap pas Mang Agus liat dari arah kebun, Non."

"Duh... Lukas ke mana ya? Lukas pasti tau bagaimana kondisi papi. Mereka satu kantor."

"...." Tidak ada jawaban dari Bik Parti.

Entah mengapa jika menyangkut tuan mudanya, Bik Parti tidak begitu suka. Bik Parti dari awal tidak menyukai kehadiran Lukas.

Meskipun Lukas sangat tampan, tapi perangai lelaki itu sungguh buruk. Apalagi pada para pelayan di kediaman Sanjaya.

"Papi mengurung diri di kamarnya dari kemarin Bik? Sudah minta Mang Agus buka kamar papi pakai kunci cadangan, Bi?"

"Oh iya Bibik lupa, Bibi minta tolong Mang Agus buat buka kamar Tuan Antonius. Takutnya Tuan pingsan dan kita gak ada yang tau."

Tasya mengikuti Mang Agus dan Bik Parti dari belakang. Jalan Tasya masih tertatih ketika harus menaiki tangga.

Bahkan berkali-kali ia harus memegang handle tangga.

"Prince sudah ada yang jemput, Mang?" tanya Tasya, karena sejak tadi ia tidak melihat mang Agus keluar.

Biasanya jam segini, mang Agus sudah berdiri di dalam parkiran sekolah Prince.

"Den Prince dijemput Tuan Lukas, Nona, tadi Tuan Lukas menghubungi saya!"

Tasya menatap mang Agus bingung. Mengapa Lukas tidak menghubunginya dan membalas semua pesannya. Tapi lelaki itu justru bisa menghubungi supir pribadi keluarganya.

Saat sudah sampai di depan pintu kamar Antonius, Mang Agus membuka kamar itu dan alangkah terkejutnya Tasya melihat tubuh sang ayah yang tergantung di pintu kamar mandi. Tubuh Tasya seketika ambruk dan mengenai Bik Parti.

...(⁠ノ⁠°⁠_⁠o⁠)⁠ノ to be continue ⁠ノ⁠(⁠ ͡⁠°⁠ ͜⁠ʖ⁠ ͡⁠°⁠ノ⁠)...

Yuk goyangkan jempolnya untuk kasih Tasya dan Alex like dan gift 💋 emuahhh

Terpopuler

Comments

Caca

Caca

kasian banget,, gimana rasanya tuh lahiran sendiri gak di temenin suaminya

2024-12-10

1

Abu Yub

Abu Yub

lanjut thor.singgah dong di novel sebelah /Pray/

2025-03-25

0

Jack the rapper

Jack the rapper

poor Tasya /Sob/

2024-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 PROLOG
2 1. Broken.
3 2. Parasit.
4 3. Independen Women.
5 4. Collapse.
6 5. Letting go.
7 6. Homeless.
8 7. Poor Tasya
9 8. Kebaikan Yang Tak Terlupakan
10 9. Menolong Anjing terjepit
11 10. Permohonan.
12 11. Peluru Pengulang Waktu.
13 12. Mereka siapa?
14 13. Khawatir
15 14. Orang Yang Sama Namun Berbeda
16 15. Terjebak
17 16. Tuhan Mampu Membolak Balikan Semuanya.
18 17. Mencoba memperbaiki.
19 18. Mencari simpati
20 19. Sang Motivator.
21 20. Dinner.
22 21. Birthday Alexander.
23 22. Bimbang.
24 23 - Mega proyek.
25 24. Give me Chance.
26 25. Tubuh kembali. Memori tetap utuh.
27 26. Lost.
28 27. Seperti orang yang berbeda.
29 28. I found you.
30 29. Disruption.
31 30. Get Married?.
32 31. Easy Requirements.
33 32. Secret.
34 33. Silent treatment.
35 34. Mungkinkah Cinta.
36 35. Lies.
37 36. Naked.
38 37. Racing.
39 38. Tertikung.
40 39. Go Publik.
41 40. Villain to be Hero.
42 41. Someone else.
43 42. Dilema.
44 43. Pressure.
45 44. Seharusnya.
46 45. Hanya maut yang mampu memisahkan.
47 46. Perfect Couple.
48 47. Projek Masa Depan.
49 48. Ideal Husband.
50 49. Missunderstanding.
51 50. Regret.
52 51. Kembali pada tempatnya.
53 52. Second Chance.
54 53. Tamparan.
55 54. Menyatukan dua kepala.
56 55. Mengapa?
57 56. Gacoan
58 57. Fans.
59 58. Kepercayaan.
60 59. Sesuatu yang disembunyikan.
61 60. Sejak awal.
62 61. Secepat itu.
63 62. Curiga.
64 63. Jujur.
65 64. ORPHAN.
66 65. Ketakutan tanpa alasan
67 66. Cepu
68 67. Ancaman pertama
69 68. Hard to believe
70 69. Wijayakusuma
71 70. Adik untuk Alexander
72 71. Blacklist
73 72. HOW?
74 73. The Murder
75 74. Everything for You, Tasya
76 75. Hot News
77 76. Goosebumps
78 77. Missunderstanding.
79 78. Malu
80 79. Posesif
81 80. Pressure.
82 81. Bekal makan siang.
83 82. Mimpi buruk Alexander.
84 83. Permainan Takdir.
85 84. Langkahi dulu mayat saya
86 85. Kita Berhasil
87 86. Son
88 87. Tidak mungkin
89 88 - Kembali
90 89 - Desa pangku mayit
91 90 - Tidak ingin di sini
92 91 - Sandekala
93 92 - Tidak bisa keluar
94 93 - Tolak Bala
95 94 - Kecurigaan
96 95 - Mengapa masa depan bisa berubah?
97 96 - Menyingkirkan.
98 97 - Tamu
99 98. Berkamuflase.
100 99. Tukar tempat
101 100 - Kloning
102 101. Accident
103 102. Kecurigaan
104 103. Food
105 104. Mencurigai
106 105. Jejak Tersembunyi
107 106. Desa Larangan Tengah
108 107. Masih Hidup
109 108. Pembelaan
110 109. Bukan dengan tangan sendiri
111 110. Suka cita dan Duka cita
Episodes

Updated 111 Episodes

1
PROLOG
2
1. Broken.
3
2. Parasit.
4
3. Independen Women.
5
4. Collapse.
6
5. Letting go.
7
6. Homeless.
8
7. Poor Tasya
9
8. Kebaikan Yang Tak Terlupakan
10
9. Menolong Anjing terjepit
11
10. Permohonan.
12
11. Peluru Pengulang Waktu.
13
12. Mereka siapa?
14
13. Khawatir
15
14. Orang Yang Sama Namun Berbeda
16
15. Terjebak
17
16. Tuhan Mampu Membolak Balikan Semuanya.
18
17. Mencoba memperbaiki.
19
18. Mencari simpati
20
19. Sang Motivator.
21
20. Dinner.
22
21. Birthday Alexander.
23
22. Bimbang.
24
23 - Mega proyek.
25
24. Give me Chance.
26
25. Tubuh kembali. Memori tetap utuh.
27
26. Lost.
28
27. Seperti orang yang berbeda.
29
28. I found you.
30
29. Disruption.
31
30. Get Married?.
32
31. Easy Requirements.
33
32. Secret.
34
33. Silent treatment.
35
34. Mungkinkah Cinta.
36
35. Lies.
37
36. Naked.
38
37. Racing.
39
38. Tertikung.
40
39. Go Publik.
41
40. Villain to be Hero.
42
41. Someone else.
43
42. Dilema.
44
43. Pressure.
45
44. Seharusnya.
46
45. Hanya maut yang mampu memisahkan.
47
46. Perfect Couple.
48
47. Projek Masa Depan.
49
48. Ideal Husband.
50
49. Missunderstanding.
51
50. Regret.
52
51. Kembali pada tempatnya.
53
52. Second Chance.
54
53. Tamparan.
55
54. Menyatukan dua kepala.
56
55. Mengapa?
57
56. Gacoan
58
57. Fans.
59
58. Kepercayaan.
60
59. Sesuatu yang disembunyikan.
61
60. Sejak awal.
62
61. Secepat itu.
63
62. Curiga.
64
63. Jujur.
65
64. ORPHAN.
66
65. Ketakutan tanpa alasan
67
66. Cepu
68
67. Ancaman pertama
69
68. Hard to believe
70
69. Wijayakusuma
71
70. Adik untuk Alexander
72
71. Blacklist
73
72. HOW?
74
73. The Murder
75
74. Everything for You, Tasya
76
75. Hot News
77
76. Goosebumps
78
77. Missunderstanding.
79
78. Malu
80
79. Posesif
81
80. Pressure.
82
81. Bekal makan siang.
83
82. Mimpi buruk Alexander.
84
83. Permainan Takdir.
85
84. Langkahi dulu mayat saya
86
85. Kita Berhasil
87
86. Son
88
87. Tidak mungkin
89
88 - Kembali
90
89 - Desa pangku mayit
91
90 - Tidak ingin di sini
92
91 - Sandekala
93
92 - Tidak bisa keluar
94
93 - Tolak Bala
95
94 - Kecurigaan
96
95 - Mengapa masa depan bisa berubah?
97
96 - Menyingkirkan.
98
97 - Tamu
99
98. Berkamuflase.
100
99. Tukar tempat
101
100 - Kloning
102
101. Accident
103
102. Kecurigaan
104
103. Food
105
104. Mencurigai
106
105. Jejak Tersembunyi
107
106. Desa Larangan Tengah
108
107. Masih Hidup
109
108. Pembelaan
110
109. Bukan dengan tangan sendiri
111
110. Suka cita dan Duka cita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!