Latihan Puisi Part 2.

Hari Jumat pukul 10.00.

Senja menyelesaikan tugas ulangan harian lebih awal karena hari ini adalah hari terakhir latihan berpuisi.

Ia mengemasi barang-barangnya dan memasukkan barang tersebut ke dalam tas.

Senja berjalan menuju kursi yang tengah di duduki guru bahasa inggris.

"Bu ini hasil ulangannya. Mohon maaf bu, apa boleh saya izin terlebih dahulu." Senja memberikan selembar kertas dan melanjutkan perkataannya, "hari ini saya latihan terakhir bu."

"Apakah kamu yang mewakili sekolah ini di lomba puisi?"

"Iya bu benar." Senja menatap guru di hadapannya dan mengangguk.

"Baiklah kalau begitu silahkan Senja. Lakukan yang terbaik ya. Good luck." Senyum ramah muncul dari guru bahasa inggris itu.

"Terimakasih bu"

************************

Senja berjalan menuju ruang perpus.

Di tengah langkahnya Senja berhenti ketika dirinya menabrak seseorang.

"Aduhhh maaf saya tidak sengaja." Senja memunguti beberapa buku yang terjatuh.

"Ini kak maaf." Ujar Senja sembari menyodorkan beberapa buku itu.

"Kamu Senja kan? selamat ya sudah terpilih sebagai perwakilan sekolah dalam lomba itu." Ujar laki-laki di depannya.

"Oh....... kak Raja ternyata. Iya terimakasih, maaf tadi saya sedang buru-buru."

"Tidak apa." Laki-laki bernama Raja itu menarik bibirnya kemudian membentuk senyum tipis.

"Saya permisi"

*********************

Sesampainya Senja di perpus, ia mencari-cari bu Luna. Senja mencari dimana keberadaan bu Luna.

"Senja." yang di panggil menoleh.

"Maaf bu saya terlambat ya?"

"Tidak. Saya saja baru juga sampai disini."

"Baiklah kita mulai latihan sekarang."

Senja berlatih dengan sangat serius. Dirinya memang bukan tipe orang yang suka menganggap gampang segala sesuatu.

Apapun seharusnya di lakukan dengan sungguh-sungguh. Sekalipun itu adalah hal kecil. Begitu prinsipnya.

Kini Senja tengah membaca kan puisi di depan ibu Luna.

Dirinya seolah-olah sedang ada dalam puisi tersebut.

Penghayatannya benar-benar membuat siapa pun terkesima. Artikulasinya jelas. Intonasinya sangat pas dan sempurna sekali.

Diakhir puisinya Senja membungkukkan tubuhnya. Seraya memberikan sebuah kehormatan. Bu Luna masih duduk tak berkedip.

Wanita yang memutuskan menjadi seorang guru di usia muda itu menatap takjub penampilan Senja.

"Kau keren sekali Senja." puji bu Luna.

"Terimakasih banyak bu. Saya masih harus belajar lagi." Senja selalu merendah ketika di puji.

"kalau begitu latihan hari ini sudah cukup. Kau boleh pulang lebih awal dari sebelumnya"

Latihan terakhir hari Jumat itu sangat sebentar sekali. Mungkin hanya memakan waktu 30 menit.

Senja keluar dari ruang perpus, dan benar saja, belum beberapa menit ia keluar dari pintu, bel pulang sudah berbunyi.

Kini Senja menunggu Melati di dekat ruang kelas sahabatnya. Tidak lama setelah itu Melati keluar dan mendekati Senja.

"Woiiii nglamunin apa nihhhh?"

"Apaan sih Mel. Ngagetin orang aja."

Senja menatap bete wajah sahabatnya.

"Iya deh maaf-maaf. Yuk pulang sekarang perut gue udah mulai keroncongan."

**********************

Sesampainya di parkiran Melati membelokkan motornya dan menyuruh Senja segera naik.

Entah kenapa hari ini Senja nggak seperti biasanya. Dia terlihat murung, nggak tau sih apa yang di pikirin. Mungkin memikirkan hari esok yang akan segera tiba.

Hari Sabtu besok adalah lomba puisinya. Mungkin ia akan grogi, makanya hari ini dia terlihat murung. Ah tidak-tidak dia bukan orang yang demam panggung.

Lalu kenapa dia murung? entahlah hanya dirinya sendiri yang tau alasannya.

"Astaga Mel. Aku lupa beli beberapa keperluan untuk besok."

Senja menepuk pelan bahu sahabatnya.

"Apa?"

"Aku lupa membeli keperluan ku, dan hari Jumat biasanya tempat fotocopyan itu tutup." Wajah Senja semakin terlihat murung.

"Kamu kerumah ku aja Sen, siapa tau disana ada yang kau perlukan."

Melati membelokkan sepeda motornya dan memasuki sebuah perumahan cukup elite di kota "A"

Namun tiba-tiba saja Melati melajukan motornya dengan cepat.

' Untung aja Senja nggak melihat barusan. ' (Melati)

"Mel itu bukannya mas Arjun ya?"

Senja menunjuk laki-laki yang tengah duduk bersama cewek di depan rumah.

"Mana sih Sen gue nggak liat."

Melati berusaha pura-pura nggak liat apapun.

Namun karna suara Melati yang sama sekali nggak bisa pelan justru membuat laki-laki dan perempuan yang tengah duduk di depan rumah itu menoleh ke arah sumber suara.

' Senja. ' (Arjun)

Arjun tak mengeluarkan suara.

Saat itu juga Senja langsung membuang pandangannya ke arah lain. Berpura-pura seolah tidak melihat apapun.

' Apa-apaan si nggak jelas banget. ' (Senja)

Kini suasana hati senja semakin nggak karuan. Dirinya semakin murung dan murung. Padahal hari esok ia harus mengikuti lomba.

' Ah sudahlah. Nggak perlu nyalahin orang lain. ' (Senja)

Terpopuler

Comments

Arie_ma

Arie_ma

aku mampir thor, udah aku save difavorit... dilanjut besok lagi y thor😁😁

2021-01-26

0

Lenkzher Thea

Lenkzher Thea

Terus 👍 like

2021-01-08

0

Conny Radiansyah

Conny Radiansyah

ada apa Senja dengan Arjuna

2020-12-27

0

lihat semua
Episodes
1 Awal semuanya bermula
2 Di Sekolah.
3 Senja Home.
4 Latihan Puisi Part 1
5 Latihan Puisi Part 2.
6 Di Ujung Pojok Kampung
7 Juara I
8 Area Parkir Sekolah
9 Jumat Yang Tidak Bersahabat.
10 Ibu Sakit.
11 Mengais Rezeki
12 Arjuna Alexsa
13 Tas Untuk Putra
14 Arjuna Sakit
15 Diagnosa Kanker
16 Di Area Pelataran Rumah Sakit.
17 Karis Cahaya Putri.
18 Mengantar Ibu Pulang
19 Dini Anggraini part 1
20 Dini Anggraini part 2
21 Arjuna Alexsa & Raja Alexsa
22 Makan Malam Bersama Ibu.
23 Tersirat Bukan Tersurat
24 Weekend
25 Senja Di Waktu Petang
26 Kenangan Dari Arjun
27 Mimpi buruk
28 Realita Hari Jum'at
29 Mengantar Ibu Ke Peristirahatan Terakhir
30 Buket Bunga Misterius.
31 Bela Sungkawa Dari Sekolah
32 Penjelasan Raja
33 Surat Misterius
34 Rindu Yang Terobati
35 Rahasia Yang Terbongkar
36 Panggil Aku Sayang
37 Dini Part 3
38 Bubur Garam
39 Biaya Study Tour
40 Permintaan Maaf Dini
41 Mencari Informasi
42 Uang Kontrakan
43 Aku Temannya
44 Pergi Dari Kontrakan
45 Tempat Tinggal Baru Kami
46 Cekcok
47 Menghindar
48 Sudah Pindah
49 Kepanikan Raja
50 Putus Asa
51 Perang Mulut
52 Murid Baru
53 Konflik Batin
54 Kamu Egois!
55 Di Kediaman Rumah Sakit
56 Aku Mencintai mu
57 Perubahan Kecil
58 Biarkan Terkenang
59 Pengagum Rahasia
60 Malam Minggu
61 Biarkan Aku Yang Tau
62 Kotak Hitam
63 Fighting
64 Saran Karis
65 Masalah Baru
66 Dunia Ini Kejam
67 Pengungkapan
68 Panik
69 Penyesalan.
70 Akhir Kisah Satria
71 Aku Tidak Halusinasi
72 Menyapa Pagi Buta
73 Ulah Raja
74 Kekecewaan
75 Bekas Tamparan
76 Pengumuman
77 Si Putih Tidak Berduri Yang Menyakitkan
78 Terimakasih Tuhan.
79 Secuil Harapan
80 Teman Karis
81 Kejutan Di Pagi Buta
82 Bikin Iri
83 Membuat Pesanan
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Awal semuanya bermula
2
Di Sekolah.
3
Senja Home.
4
Latihan Puisi Part 1
5
Latihan Puisi Part 2.
6
Di Ujung Pojok Kampung
7
Juara I
8
Area Parkir Sekolah
9
Jumat Yang Tidak Bersahabat.
10
Ibu Sakit.
11
Mengais Rezeki
12
Arjuna Alexsa
13
Tas Untuk Putra
14
Arjuna Sakit
15
Diagnosa Kanker
16
Di Area Pelataran Rumah Sakit.
17
Karis Cahaya Putri.
18
Mengantar Ibu Pulang
19
Dini Anggraini part 1
20
Dini Anggraini part 2
21
Arjuna Alexsa & Raja Alexsa
22
Makan Malam Bersama Ibu.
23
Tersirat Bukan Tersurat
24
Weekend
25
Senja Di Waktu Petang
26
Kenangan Dari Arjun
27
Mimpi buruk
28
Realita Hari Jum'at
29
Mengantar Ibu Ke Peristirahatan Terakhir
30
Buket Bunga Misterius.
31
Bela Sungkawa Dari Sekolah
32
Penjelasan Raja
33
Surat Misterius
34
Rindu Yang Terobati
35
Rahasia Yang Terbongkar
36
Panggil Aku Sayang
37
Dini Part 3
38
Bubur Garam
39
Biaya Study Tour
40
Permintaan Maaf Dini
41
Mencari Informasi
42
Uang Kontrakan
43
Aku Temannya
44
Pergi Dari Kontrakan
45
Tempat Tinggal Baru Kami
46
Cekcok
47
Menghindar
48
Sudah Pindah
49
Kepanikan Raja
50
Putus Asa
51
Perang Mulut
52
Murid Baru
53
Konflik Batin
54
Kamu Egois!
55
Di Kediaman Rumah Sakit
56
Aku Mencintai mu
57
Perubahan Kecil
58
Biarkan Terkenang
59
Pengagum Rahasia
60
Malam Minggu
61
Biarkan Aku Yang Tau
62
Kotak Hitam
63
Fighting
64
Saran Karis
65
Masalah Baru
66
Dunia Ini Kejam
67
Pengungkapan
68
Panik
69
Penyesalan.
70
Akhir Kisah Satria
71
Aku Tidak Halusinasi
72
Menyapa Pagi Buta
73
Ulah Raja
74
Kekecewaan
75
Bekas Tamparan
76
Pengumuman
77
Si Putih Tidak Berduri Yang Menyakitkan
78
Terimakasih Tuhan.
79
Secuil Harapan
80
Teman Karis
81
Kejutan Di Pagi Buta
82
Bikin Iri
83
Membuat Pesanan

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!