Hari masih berlalu seperti biasanya. Kehidupan seorang gadis bernama Senja juga berlalu seperti biasanya.
Karis Cahaya Putri dan Putra Sejati Rahardian semakin memperlihatkan prestasinya sedikit demi sedikit.
Kini Senja juga sering diantar pulang oleh Arjun. Pertemuan mereka sekarang tidak teramat kaku.
Senja yang memiliki sikap mudah kenal dengan siapa pun membuat dirinya memiliki banyak teman.
Siang itu tidak terlalu panas. Senja berada disebuah ruang kelas bersama bu Luna.
Ya, dia yang terpilih sebagai perwakilan sekolah. Kini ia berdiri didepan kelas. Seolah-olah dirinya sedang berpuisi di depan banyak orang.
Pembawaan puisinya sangat di hayati. Senja membacanya dengan intonasi dan artikulasi yang benar-benar pas.
Kini kakinya melangkah keluar dari ruang kelas Itu. Ketika Senja di depan gerbang utama satu pasang kaki mendekat membawa helm.
"Pulang sekarang yuk. Udah sore." Kata laki-laki itu sambil memasangkan helm di kepala wanita itu. Senja terkekeh dan tersenyum. Ia justru akan melepaskan helmnya.
"Tidak perlu mas, aku masih ada urusan."
"Urusan apa?" Arjun memeggang helm di kepala Senja. Seolah tidak mengizinkan perempuan itu melepaskannya.
"Aku harus membeli kertas folio, terus kaos kaki putih dan ada lagi mas." Ujar Senja menatap Arjun.
"Aku antarkan."
"Tidak perlu mas."
"Aku antarkan!!"
"Tidak perlu."
Kini Arjun mendekat ke arah wajah Senja. Arjun melihat perempuan di depannya sedang gugup.
"Baiklah." akhirnya Senja mengalah.
Motor KLX Arjun kini mulai berjalan dengan kecepatan sedang.
Entah karena apa ia mempercepat laju motornya. Arjun tersenyum kecil melihat wajah Senja yang ketakutan melalui kaca spionnya.
"Jangan ngebut-ngebut mas." Arjun tersenyum kecil. Ia semakin antusias mempercepat laju motornya.
"Mas jangan ngebut-ngebut."
Arjun pura-pura tak mendengarnya, ia menambah lagi laju motornya. Wajah Senja semakin ketakutan.
Kedua tangan Senja kini berada di perut Arjun. Arjun melihat tangan putih yang kini memeluk perutnya.
Kemudian perlahan ia menengok Senja. Ia tersenyum melihat Senja yang tengah ketakutan.
Dan pada akhirnya Arjun mulai memperlambat kembali laju motornya.
Sekarang motor KLX berwarna hijau itu melaju dengan kecepatan sedang. Baru saja Senja akan melepaskan tangan itu namun dengan cepat Arjun memeggang tangan Senja dengan Satu tangannya.
"Kalau kau melepaskannya aku akan mempercepat laju motor ini kembali" Senja diam menurut.
Sesekali Arjun menoleh kearah Senja yang menunjukkan wajah lelahnya.
Ingin sekali tangan itu memenggang kepala wanita yang tengah memeluknya.
"Tempat fotocopy yang biasanya menjual folio tutup Sen."
Arjun menengok kanan kirinya. Berharap ada toko yang menjual keperluan yang sedang dibutuhkan Senja.
Arjun kembali menengok kanan kirinya. Namun hasilnya tetap nihil.
Ia merasa punggungnya sangat berat, dan pada akhirnya Arjun menengok sedikit ke belakang. Betapa kagetnya dia mendapati pipi Senja tertempel di punggungnya.
Arjun melihat mata wanita itu terpejam.
"Di ajak ngomong nggak njawab, rupanya kamu tidur." Arjun mengurangi kecepatan laju motornya. Takut ia membangunkan tidur Senja.
Wajah manis dengan satu lesung pipi itu terlihat manis.
Membuat Arjun ingin mengusap pipi itu, namun ia tau keadaanya tidak memungkinkan.
Sedikit demi sedikit Arjun menengok ke belakang. Melihat wajah teduh yang kelelahan itu.
Entah sejak kapan ia merasa senang bila berada di dekat wanita berambut lurus Itu. Baginya sosok Senja sangatlah mandiri. Membuat dirinya semakin salut.
"Aku bawa pulang saja kamu, wajahmu terlihat lelah sekali."
Tangan wanita yang kini memeluk perut Arjun perlahan mulai lepas. Arjun memeggangi tangan itu.
Ia memberanikan diri untuk menggenggam tangan putih mulus milik Senja.
' Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi dengan diriku sendiri. ' (Arjun)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
Kazuky Alichia
hai kak, maaf baru mampir, yah ku taburi like dan rate bintang lima😉
semngat ya kak
2021-03-11
0
Lenkzher Thea
selalu 👍 like
2021-01-08
0
Divia Rilis Arunika
aku mampir
2021-01-07
0