Kebetulan hari ini adalah jadwal Anjani dan Dini libur bekerja, Anjani berencana untuk menemui Cakra di kediaman keluarga Abimana, karena menurut informasi yang ia dapat, jika Cakra tinggal di sana.
"Ayo Nja semangat, semoga keluarga Abimana mau menerimamu dan tuan Cakra mau bertanggung jawab atas semua perbuatannya. Aku masih tidak habis fikir jika si tampan tuan Cakra yang telah memperkosa mu Nja, tapi ada yang lebih tampan dari tuan Cakra loh Nja!"
Anjani langsung mengernyitkan dahinya." siapa memangnya Din?"Sungut Anjani menjadi penasaran
"Namanya tuan muda Elang, di pria tampan yang memiliki sejuta pesona, sekali di tatap saja, beuh rasanya hati ini meleleh Nja, cuma sayang tuan muda Elang sangat dingin kepada setiap orang apalagi lawan jenis, ia memiliki sifat yang kejam dan menyebalkan, pokonya ganteng plus menakutkan." Imbuh Dini sembari mengingat saat tuan muda Elang memimpin hotel tempat ia bekerja.
"Benarkah itu Din? Aku jadi ngeri mendengarnya, Semoga saja aku tidak berjodoh dengan pria seperti itu, pasti hidupku akan sangat menderita!"tukas Anjani langsung bergidik ngeri di buatnya.
"Kamu anak baru sih Nja, dulu saat hotel baru pertama kali di buka, tuan muda Elang setiap hari datang ke hotel. Kau tahu dia itu hobinya ngomel- ngomel dan seenaknya memecat karyawan yang tidak becus bekerja, menjadi pegawainya itu tidak boleh sedikit pun melakukan kesalahan, sekali salah kau langsung out Nja, ihhhh serem gak tuh?"pekik Dini langsung bergidik ngeri
"Kok ada ya manusia model kaya gitu Din? Astagfirullah, mesti banyak istigfar aku Din!"Seru Anjani
"Sekalian saja kamu ruqyah tuan muda Elang ya Nja, siapa tahu dia begitu karena banyak setannya!" celetuk Dini asal bicara.
"Hush, Jangan ngawur kamu Din, jaga lisanmu, jangan asal ceplos, ingat jika lidahmu bisa menjadi boomerang untukmu, "kelakar Anjani mulai menceramahi Dini.
"Iya..iya ibu ustazah, Maafkanlah diriku ini!"jawab Dini dengan nanda mengejek.
Sesampainya di depan pintu gerbang rumah keluarga Abimana, baik Anjani dan juga Dini, mereka berdua di buat takjub oleh pemandangan di depan mata mereka.
"Din, ini beneran rumahnya?" tanya Anjani sambil menyenggol tangan dini.
"Sepertinya iya Anja!" jawab Dini masih memperhatikan sekitar pintu gerbang
"Permisi nona, ongkos taksinya belom kalian bayar." Tegur si supir taksi.
Anjani dan Dini langsung menepuk jidat mereka karena lupa membayar ongkos taksi, saking terpesonanya melihat pintu gerbang yang menjulang tinggi dan di dalamnya terdapat rumah mewah bak istana kerajaan.
Akhirnya Anjani dan Dini memberanikan diri untuk bertanya kepada security penjaga.
"Maaf, permisi pak, bisakah kami bertemu dengan tuan cakra?"tanya Dini mencoba memberanikan dirinya meskipun ia begitu gugup.
"Maaf nona, apakah nona-nona ini sudah membuat janji sebelumnya dengan tuan Cakra?" tanya security.
Keduanya hanya bisa menjawab dengan menggeleng.
"Hemmm...maaf ya nona-nona cantik, jika kalian belum membuat janji dengan tuan Cakra, kalian tidak bisa masuk ke rumah ini!" tukas security penjaga
"Tapi pak, ada hal penting yang ingin kami jelaskan kepada tuan Cakra!" desak Dini berusaha memaksa kepada security penjaga agar bisa masuk dan bertemu dengan tuan Cakra.
Karena kesal terus di desak oleh Dini dan perkataannya tidak di respon dengan baik, akhirnya si security bangkit dari tempat duduknya, ia dengan kasar menarik tangan Anjani dan juga dini.
"Lepasin pak, anda jangan kasar dong sama wanita, cemen banget sih, Baru jadi security saja sudah belagu!" geram Dini berusaha melepaskan cengkraman tangan dari security yang terlihat sangar.
Sedangkan Anjani hanya bisa menatap nanar ke arah pintu gerbang.
'Kenapa begitu susah bertemu denganmu tuan! Saat ini aku sedang mengandung darah dagingmu, aku hanya ingin meminta pertanggung jawaban darimu!'Batin Anjani begitu lirih
Tidak lama muncul mobil rolls royce di depan pintu gerbang, dan tiba-tiba saja dari dalam mobil tersebut keluar seorang pria paruh baya.
"Ada apa ini ribut-ribut di depan rumahku?" tegur tuan Malik.
"Maaf tuan besar, kedua gadis ini memaksa untuk bertemu dengan tuan Cakra!" jawab security penjaga.
Lalu tuan Malik menatap lekat ke arah Dini dan juga Anjani, ada sesuatu yang membuat tuan Malik fokus menatap ke arah Anjani.
'Kenapa wajah wanita itu terlihat pucat? Dan kenapa ia terus memegang perutnya? Apakah wanita itu sedang sakit? Atau jangan-jangan? ' gumam tuan Malik merasa curiga
"Biarkan mereka masuk ke dalam!" perintah tuan Malik.
Senyum pun akhirnya terbit di wajah Anjani dan Dini.
"Terima kasih tuan Malik, anda sangat baik hati mau mengijinkan kami masuk ke dalam rumah tuan dan bisa bertemu dengan tuan Cakra." tukas Dini sambil membungkuk, Anjani pun akhirnya ikut membungkuk, rupanya Dini sudah mengenal tuan malik beserta kedua putranya.
"Ayo, masuklah ke dalam mobilku, jalan menuju rumahku lumayan jauh dari pintu gerbang ini!" ajak tuan Malik.
Akhirnya Anjani dan Dini bergegas masuk ke dalam mobil tuan Malik, mereka berdua di buat takjub kembali saat melihat hamparan taman yang begitu luas dan terdapat bunga-bunga cantik nan indah di taman tersebut, membuat Anjani dan Dini betah melihatnya. Sesampainya di depan pintu ruang utama, Anjani dan Dini di persilahkan masuk, mereka di sambut oleh beberapa pengawal serta assisten rumah tangga yang berjejer, Dini dan Anjani lagi dan lagi di buat takjub olehnya.
"Mari silahkan masuk!" ajak tuan Malik.
"Terima kasih tuan!!" jawab Dini.
Kini mereka berdua berjalan mengekori tuan Malik.
"Kalian duduklah, oh iya pak Lee, tolong kau panggilkan tuan Cakra kesini, bilang jika aku yang memintanya, ku tunggu di ruang utama!"perintah tuan Malik
"Baik tuan!" jawab pak Lee sambil membungkuk.
Kemudian tuan Malik mempersilahkan Anjani dan dini untuk duduk.
Kini Dini dan juga Anjani duduk berdempetan, Anjani sedari tadi terus saja memegang perutnya, dan tiba-tiba saja ia merasa sangat mual, mengetahui hal itu, Dini segera meminta ijin kepada tuan Malik untuk pergi sebentar ke toilet.
"Hoek...Hoek!!" lagi-lagi Anjani memuntahkan isi perutnya.
"Kamu mual lagi Nja? Ini coba kau hirup minyak kayu putih milikku, siapa tahu bisa menghilangkan rasa mual mu!" Dini langsung menyodorkan minyak kayu putih kepada Anjani dan Anjani buru-buru meraihnya dan kemudian ia menghirupnya." makasih ya Din, aku tidak kuat mencium aroma parfum tuan Malik yang sangat menyengat itu, tapi sekarang aku sudah mendingan!" jawab Anjani mencoba membersihkan sisa muntahan dari mulutnya dengan dua lembar tisu
"yasudah, kau hirup saja minyak kayu putih ini Nja, agar kau tidak mual lagi!" Saran Dini, Anjani pun langsung mengangguk.
Di ruang utama akhirnya Cakra datang dengan mata masih menyipit dan terus saja menguap,sepertinya Cakra baru saja bangun dari tidurnya.
"Hoammm.... Ada apa sih pah? aku masih ngantuk nih!" sungut Cakra sambil menggaruk kepalanya dan kembali lagi menguap.
"Ini sudah siang Cakra, sampai kapan kau mau bermalas-malasan seperti ini hah? Kau tiru kakakmu itu, dia sangat patuh dan disiplin, tidak seperti dirimu, dasar anak pembangkang!" omel tuan Malik terlihat sangat geram atas kelakuan putra bungsunya.
"Duh...udah deh pah, kalau menyuruhku datang kesini hanya untuk mendapatkan omelan dari papah, lebih baik aku tidur lagi ke kamarku!"balas Cakra tidak memperdulikan papahnya yang sudah mulai kesal terhadapnya.
"Duduk, kau di sini!"pinta tuan Malik dengan mengeluarkan suara bariton nya.
"Apa lagi sih pah, aku masih ngantuk nih!"kelit Cakra, tidak memperdulikan jika papahnya sudah geram terhadapnya.
"Aku bilang duduk Cakra, Ini perintah!" tuan malik langsung menaikkan intonasi suaranya satu oktaf.
"Ok, aku akan duduk papah ku tersayang!"cetus Cakra dengan menunjukan wajah datarnya.
'Cih,kau begitu menyebalkan pah! batin Cakra mulai kesal.
Kemudian tuan Malik mulai berbicara kepada Cakra
"Ada dua orang wanita yang telah mencari mu kesini!"ujar tuan Malik seraya menatap curiga ke arah Cakra
Cakra seketika terdiam, dan ia malah menggaruk kepalanya yang tidak gatal."siapa yang mencari ku pah?"
Tiba-tiba Dini dan Anjani datang dari arah samping,"maaf tuan sudah membuat anda lama menunggu!" tukas Dini sambil merangkul Anjani yang terlihat pucat.
Cakra seketika langsung menoleh ke arah suara tersebut.
duar
Betapa terkejutnya cakra ketika melihat wajah Anjani." Perempuan itu? Arrkkkkhhh...ini tidak mungkin!" pekik Cakra dan langsung menelan Saliva nya, matanya pun memelototi ke arah Anjani.
Sedangkan Anjani, saat melihat wajah Cakra, tubuhnya langsung gemetar, air matanya mulai kembali berjatuhan, dan ia menjadi teringat kembali peristiwa pemerkosaan yang telah ia alami satu bulan yang lalu oleh Cakra.
Cakra langsung bangkit dari tempat duduknya dan mendekat ke arah Anjani, namun Anjani malah mundur ke belakang, ia terus saja menangis, sedangkan Cakra malah menatap bengis ke arah Anjani.
"Untuk apa kau datang kesini hah?"Bentak Cakra begitu entengnya.
Anjani sama sekali tidak bisa berkata apa-apa lagi, hingga akhirnya Dini menjadi geram dengan situasi ini.
"Anda harus bertanggung jawab atas perbuatan anda tuan!"Hardik Dini sambil mengepalkan kedua tangannya.
Sedangkan tuan Malik kini rahangnya sudah mulai mengeras, sedari awal ia sudah menaruh curiga terhadap putranya.
"Kau ngomong apa hah? tanggung jawab apa? Wanita miskin seperti kalian jangan coba-coba menipuku!"Kelit cakra, mencoba membantah dan membela diri.
"Teman saya saat ini sedang hamil anak tuan, karena tuan telah memperkosanya sebulan yang lalu!" tuduh kembali Dini, ia berani memelototi Cakra.
jeger
Cakra langsung terdiam seketika, sedangkan tuan Malik menatap bengis ke arah Cakra.
"Anak kurang ajar!" amuk tuan Malik sembari mengepalkan kedua tangannya.
Bersambung....
🌹🌹🌹🌹🌹
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
🌞MentariSenja🌞
MasyaAllah diucapkan ketika kita mengagumi sesuatu,
klo beristighfar, ya Astaghfirullah
maaf beb, bukan maksud menggurui, tp hanya meluruskan 🙏🤗
2024-09-18
2
💞Eli P®!w@nti✍️⃞⃟𝑹𝑨🐼🦋
iya kak, holang kaya biasa 😂😂
2024-08-31
0
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
untungnya tuan malik baik ya
2024-08-31
1