Cassandra masuk ke dalam untuk menemui Danial, dia penasaran seperti apa ayahnya Dhefin, Kenapa bisa membuat anak itu menjadi seperti sekarang. Dia yakin bahwa orang ini mendidiknya terlalu keras.
'Kita lihat seperti apa wajahmu, aku akan mengomelimu, kenapa bisa membuat anak se kecil itu bersikap dewasa, lihat saja kau.'
"Permisi tuan, nona Cassandra sudah tiba." ucap pelayan.
"Keluar."
"Baik tuan."
'Kenapa dia sangat kasar.'
"Siapa namamu?"
'Oh my God, kenapa dia setampan ini, tapi aku tidak begitu suka dengan sikapnya.'
"Namaku Cassandra Putri."
"Cassandra?"
"Ya, kenapa."
"APA yang kamu lakukan pada putraku?"
"Kenapa?, aku menyuruhnya pergi ke sekolah, apakah ada yang salah dengan itu?"
"Kenapa kamu membentakku, apakah kamu tidak tau siap aku?"
"Aku tau siapa kamu, kamu ayah dari Dhefin, tapi apa yang kamu perbuat padanya, dia masih kecil, tapi sikapnya tidak seperti anak kecil pada umumnya. Kamu tu harus tau bagaimana cara merawat anakmu, kenapa kamu malah menjadikannya seperti orang dewasa. Dia masih kecil, dia itu butuh kasih sayang dari kamu dan ibunya, setidaknya dari kalian lah dia mendapatkan kasih sayang, bukan kekangan."
"Apa maksudmu, apakah kamu menasehati ku?. Aku tidak butuh nasehat dari wanita sepertimu, pergi dari sini, kamu tidak di terima."
"Sapa juga yang mau bekerja pada orang yang egois seperti kamu. Dasar pria arogan."
"APA KAMU BILANG?"
"Sepertinya kamu harus memeriksa telingamu, aku bilang kamu adalah pria yang AROGAN, apakah masih kurang jelas."
"Pergi kamu dari sini dasar wanita bar-bar."
"Aku juga mau pergi dari sini, dari pada bersama manusia arogan sepertimu."
Danial POV
Ada apa dengan gadis itu?, apakah semua wanita bisa seperti itu, dasar gadis gila. Sampai kapanpun aku tidak akan mau bertemu dengannya.
🌸🌸🌸🌸🌸
"Dimana Cassy?, kenapa kamu yang menjemputku?"
"Maaf tuan muda, nona Cassandra tidak bekerja lagi."
"Kenapa begitu?"
"saya tidak tau tuan muda."
"Aku tidak akan pulang kalau bukan Cassy yang menjemput ku."
"Tapi tuan muda."
Dhefin tidak mau mendengarkan perkataan pelayannya. Pelayannya memutuskan untuk menelfon Danial.
(Di telepon)
"Halo tuan, maaf mengganggu, tuan muda tidak ingin pulang kalau bukan nona Cassandra yang menjemputnya tuan."
"Dasar wanita gila, sudah pergi pun masih membuat masalah, ya sudah biarkan saja jika dia tidak ingin pulang, tinggalkan dia sendiri di sana."
"Tapi tuan-"
"Apakah kamu manentangku?"
"Maaf tuan, saya tidak berani."
'Astaga, bagaimana ini, tidak ayah tidak anaknya, sama-sama keras kepala, apakah aku harus meninggalkan tuan muda, tapi di sini sangat berbahaya, tapi jika kita tidak pergi nyawa kita yang di pertaruhkan. Sudahlah aku turuti kemauan tuan saja.'
"Maaf tuan muda, saya harus pergi, tuan bilang jika anda tidak mau pulang anda boleh menunggu nona Cassandra di sini."
"Baiklah aku akan menunggu Cassy di sini."
Beberapa saat kemudian, hujan turun dengan lebatnya, Dhefin tetap menunggu di depan sekolahnya dan tidak mau berteduh, dia ingin menunggu Cassandra di sana. Danial yang melihat hujan turun pun langsung menyuruh bawahannya untuk menjemput Dhefin dengan paksa, dia sangat hawatir, terlebih lagi jika Dhefin sampai sakit.
"Tuan, tuan muda pingsan, sepertinya dia demam."
Danial dengan cepat mengambil Dhefin dari gendongan pelayannya, dia langsung berlari menuju kamar Dhefin.
"TUNGGU APALAGI, CEPAT PANGGIL DOKTER."
"Ba....baik tuan."
Danial sangat panik, dia melihat tubuh Dhefin yang menggigil dan wajahnya sangat pucat, dia tidak ingin kehilangan Dhefin.
"Dokter nya sudah tiba tuan."
"KENAPA LAMA SEKALI, KALIAN MAU MEMBUAT DIA MENINGGAL HAH."
"Maafkan kami tuan, kami salah."
"AKU POTONG GAJI KALIAN SEMUA."
Danial melihat dokter itu mengobati Dhefin, dia tidak ingin jika dokter itu macam-macam pada anaknya.
"Tuan, bisakah anda memanggil Cassy."
"Buat apa itu tidak perlu, aku di sini ayah nya dia tidak membutuhkan wanita gila itu."
"Tapi tuan, tuan muda dari tadi memanggil namanya, saya khawatir jika dia tidak mendengar suara Cassy demamnya tidak akan turun, dan itu sangat bahanya baginya."
"Apakah kamu tidak mengerti perkataan ku, aku bilang TIDAK ya TIDAK."
"Ba-baik tuan, saya permisi dulu."
Kenapa Dhefin bisa begitu dekat dengan Cassandra, padahal dia hanya mengenalnya hanya sebentar, di bandingkan dengan aku ayahnya, dia bahkan tidak memanggil ku ketika dia sakit. Apa yang sebenarnya dia lakukan terhadap Dhefin.
Demam yang di alami Dhefin pun tidak turun turun, itu membuat semua khawatir, dokter pun kembali memeriksanya.
"Apa yang terjadi?, kenapa demamnya tidak turun?"
"Dia membutuhkan Cassy tuan, sebelum dia mendengar suara Cassy, demamnya tidak akan turun. Jika itu terjadi bisa-bisa dia akan mengalami kejang-kejang."
"Apa?"
"Itu kemungkinan terburuknya tuan, saya tidak bisa menyembuhkannya jika tuan muda sendiri tidak ingin di obati."
"Apa kalian tidak dengar, cepat panggil Cassandra ke sini."
"Baik tuan."
Kosan Cassandra
"Ada apa ini rame-rame?"
"Maaf nona tuan meminta anda menemuinya."
"Aku tidak mau."
"Tapi nona, saya mohon ikutlah dengan kami."
"Tidak, aku tidak mau lagi bertemu dengan pria Arogan itu."
"Tapi nona, tuan muda sedang sakit, dia terus memanggil nama anda."
"Apa?, kenapa kalian tidak memberitahu dari tadi, ayo cepat pergi."
"Baik nona."
Kediaman Bramantyo
"Minggir." ucap Cassandra pada Danial.
"Hei, dasar tidak sopan."
'Apa-apaan penampilannya itu, apakah dia berniat menggodaku, maaf saja aku tidak tergoda dengan wanita, apalagi seperti dirimu.' batin Danial.
"Hei, tutupi tubuhmu."
"Kenapa?"
"Lihatlah penampilan mu itu."
Cassandra langsung melihat penampilannya, betapa terkejutnya dia dengan penampilannya sendiri.
'Astaga saking terkejutnya mendengan Dhefin sakit aku langsung berangkat tanpa mengganti pakaianku terlebih dulu, dasar ****.' batin Cassandra.
"Baiklah, terimakasih. Kenapa dia bisa sakit begini?, apa yang terjadi?"
"Itu karena mu, dia menunggumu menjemputnya."
"Astaga aku melupakan itu, kamu sih tadi membuatku emosi, aku kan jadi melupakan janjiku padanya."
"Dhefin, maafkan aku, aku benar-benar minta maaf."
Cassandra merawat Dhefin semalaman, dia mengompres nya dan sesekali membelai kepalanya ketika Dhefin bermimpi buruk. Danial yang melihatnya merasa kasihan, dia mengambil selimut di kamarnya dan menyelimuti tubuh Cassandra.
'Jika dia tertidur seperti ini bukankah sangat manis, kenapa pada saat bangun seperti mulut bebek yang ngoceh tidak berhenti, sampai pusing rasanya.'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
pheni Azah
bagus cerita nya kak🥰aku syukaaaa
2021-05-06
0
Radin Zakiyah Musbich
crazy up thor....
ijin promo ya 🙏🙏🙏
jgn lupa mampir di novelku dg judul "AMBIVALENSI LOVE" 🍔🍔🍔
kisah cinta beda agama 🥰
jgn lupa tinggalkan jejak ya 🙏☺️
2020-10-20
1
Rezza Handira
like kak 😁
2020-10-06
2