Cassandra POV
Aku masuk ke kamar itu, aku sangat terkejut, betapa banyaknya game di sana, itu kamar anak kecil atau Game Zone. Aku di beritahu kalau nama anak ini Dhefin.
"Hai Dhefin, dimana kamu?, apakah kamu mau bermain petak umpet?. Baiklah aku akan mencarimu."
Astaga apakah aku sudah gila, Bagaimana caranya menemukan anak sekecil itu di tempat yang seluas ini. Eh tunggu, game itu menyala, pasti dia ada di sana.
"Dor, aku menemukanmu."
Ada apa dengan anak ini, kenapa tatapannya sangat dingin.
"Bisakah kamu pergi, kamu menggangguku."
Astaga kenapa ucapannya sangat tajam, apakah dia benar-benar bocah berumur 9 tahun, tidak seperti penampilannya, dia lebih dewasa dari kelihatannya.
"Aku tidak akan pergi."
"Pergilah sebelum sesuatu terjadi padamu."
"Tidak akan, aku di perintahkan untuk selalu ada di sampingmu, jadi aku akan terus berada di sampingmu."
"Terserah."
(Beberapa jam kemudian)
"Bisakah kamu berhenti menatapku."
"Kenapa?"
"Kamu menggangguku."
"Aku tidak berbuat apa-apa."
"Kamu menatapku."
"Karena aku punya mata."
"Pergilah."
"Aku tidak akan pergi, kecuali kamu sekolah."
"Tidak akan."
"Ya sudah aku akan terus menatapmu."
"Oh ayolah."
"Tidak mau, wah permainan mu sangat bagus."
"Tentu saja."
"Bagaimana kalau kita bertanding."
"Tidak."
"Apakah kamu takut."
"Tentu saja tidak, ayo bertanding."
"Baiklah, biar lebih seru ayo kita bertaruh, jika aku yang menang kamu harus nurut sama aku."
"Oke, kalau aku yang menang, kamu harus pergi dari sini dan jangan pernah kembali."
"Oke ayo mulai."
(Beberapa saat kemudian)
"Yei, aku menang."
"Kamu curang."
"Bagaimana itu bisa terjadi, aku saja tidak pernah memainkan ini, Bagaimana mungkin aku curang."
"Apa?, ini permainan pertamamu?"
"Ya, sekarang waktunya mandi, ayo."
"Tidak lepaskan aku, aku bisa mandi sendiri."
"Tidak, aku akan memandikanmu."
Meja makan
"Ayo sarapan, aku sudah memasaknya untukmu."
'Kenapa dia murung, apakah ada sesuatu?'
"Kenapa kamu diam saja, ayo sarapan, aku akan membuatkan mu bekal, kamu bisa membaginya pada temanmu nanti."
'Astaga kenapa dia lebih murung dari pada yang tadi.'
"Apakah kamu tidak memiliki teman."
"Buat apa aku memilikinya."
"Karena seorang teman akan selalu membantumu dikala kamu kesusahan, Bagaimana jika aku membantumu mendapatkan teman."
"Apakah kamu bisa?"
"Tentu saja."
'Sepertinya nona ini berhasil membuat tuan muda pergi ke sekolah, aku akan mengabari tuan.'
"Ayo turun, kita sudah sampai."
"Tidak."
"Ayolah, aku akan membuat mu mendapatkan teman."
"Baiklah."
"Hai semua, kalian temannya Dhefin ya."
"Tidak, kami bukan temannya Dhefin, kami tidak mau berteman dengan anak yang tidak memiliki ibu."
Dhefin berniat pergi, namun Cassandra menahannya.
"Kata siapa, Tante adalah ibunya Dhefin."
"Apakah itu benar?, lalu selama ini Tante kemana?"
"Tante pergi bekerja di luar kota, jadinya Tante tidak bisa mengantarkan Dhefin sekolah."
"Oh, kami pikir Dhefin tidak memiliki ibu."
"Sekarang maukah kalian bermain dengan Dhefin?"
"Tentu saja, ayo Dhefin kita pergi bermain."
"Lihatlah, mereka mengajak mu bermain."
Dhefin pergi bersama teman-temannya, namun dia berhenti dan berbalik menuju Cassandra.
"Terimakasih, siapa namamu?"
"Cassandra."
"Bolehkah aku memelukmu?"
Cassandra langsung memeluk Dhefin sebagai pertanda bahwa dia mau.
"Sekarang belajarlah dengan rajin, oke?"
"Baik, apakah kamu nanti mau menjemputku?"
"Baiklah, nanti aku akan menjemputmu dan kita pergi makan di luar, bagaimana?"
"Baiklah, aku akan menunggumu nanti."
"Dah."
"Dah, Cassy."
"Nona, tuan ingin menemui anda."
"Baiklah ayo."
Bagaimana guys, apakah ceritanya menarik?, jangan lupa like dan komen ya. Dan klik favorit supaya kalian tidak kelewatan update nya novel ini. Terimakasih:)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Diana Mantong
👍
2020-10-19
1
Ratnayunengsih
seru ceritanya
2020-10-15
3
Rezza Handira
like lagi kak
2020-10-06
2