Haider mengantarkan Syeira kembali ke asrama dengan selamat. Setelah itu dia memberikan beberapa lembar uang kepada Syeira dan mengelus kembali kepala gadis itu.
"Rajin belajar ya Adik baik" ujar Haider memberi nasehat.
"Aku bukan anak kecil lagi, aku sudah tujuh belas tahun" ujar Syeira cemberut.
"Kamu tetap Adik kecilku" ledek Haider yang kemudian pamit untuk kembali ke rumah sakit.
Haider kembali mengendarai mobilnya menuju rumah sakit untuk kembali bekerja. Dia tidak sabar ingin membuka surat dari Syeira sebelum sibuk bekerja. Sesampainya di rumah sakit Haider langsung ke ruangannya tanpa menurunkan barang dari pantai terlebih dahulu dari mobilnya.
"Surat yang imut kita lihat apa isinya" ujar Haider tersenyum.
Haider mulai membuat surat dengan amplop merah muda itu. Dia duduk dan mengambil kacamatanya terlebih dahulu.
Dear Kak Haider.
Aku tahu Kakak pasti menganggap aku anak kecil yang tidak akan besar selamanya. Bagiku Kakak adalah pahlawan yang datang untuk menyelamatkan hidupku dari kehancuran. Kakak yang sudah memberikan cahaya kembali di kehidupanku yang suram. Setelah bertemu dengan Kakak aku bertekad untuk belajar bersungguh-sungguh dan segera sukses. Aku tahu saat ini aku bukan siapa-siapa. Tapi lihat saja nanti, aku akan tumbuh memjadi gadis yang menakjubkan dan membuat hati Kakak bergetar.
Tunggu saja
From Syeira
Surat singkat itu berhasil membuat Haider terdiam beberapa saat. Dia tidak mengira isi surat itu berupa pernyataan cinta yang diselimuti dengan rasa terimakasih. Haider tersenyum, dia hanya menganggap Syeira Adik kecilnya yang imut. Tentu saja Haider beranggapan demikian, bagaimanapun juga saat itu Syeira hanya anak SMA.
**********
Kembali ke masa kini
Haider tidak berhenti menatap gadis itu dari mobilnya. Xavier segera berpamitan kepada Haider karena gadis yang akan dijumpainya sudah di depan mata.
"Kak aku pergi dulu, itu dia gadis yang ingin ku temui" ujar Xavier sangat bersemangat.
"Ooo iyaa" jawab Haider terbata-bata karena masih terkejut dengan apa yang dilihatnya.
Xavier berlari menuju wanita idamannya itu dan melambaikan tangan seraya berlari kecil. Tak lupa Xavier juga memanggil nama gadis itu sebelum dia jauh meninggalkan Xavier.
"Syeira tunggu" ujar Xavier hampir terengah-engah.
Syeira menoleh ke arah suara yang baru saja memanggilnya. Dia melihat seorang pria tampan yang terlihat masih muda seperti seusianya.
"Kamu memanggil saya?" tanya Syeira.
"Iya saya Xavier, atasan di perusahaan tempat kamu bekerja, Rendra sudah memberitahu kamu kan" ujar Xavier tersenyum.
"Ooo anda Pak Xavier, saya tidak mengira anda semuda ini" jawab Syeira yang belum pernah melihat CEO Perusahaan tempat dia bekerja secara langsung.
"Iya kita duduk dulu, saya sudah reservasi tempat" ujar Xavier dengan nafas yang mulai stabil.
"Baik Pak" jawab Syeira sopan.
Mereka duduk terlebih dahulu dan menunggu pesanan mereka datang. Syeira terlihat canggung dan kurang nyaman duduk bersama Xavier.
"Kenapa Bapak ingin bertemu dengan saya?" tanya Syeira gugup.
"Tidak perlu terlalu formal begitu, saya bukan orang tua" jawab Xavier yang tidak suka dipanggil Bapak oleh Syeira.
"Jadi saya harus memanggil apa?" tanya Syeira.
"Panggil Xavier saja, aku tidak terlalu mempermasalahkan bahasa formal dan tidak formal" jawab Xavier sesantai mungkin.
"Apa itu kurang sopan?" tanya Syeira memastikan lagi.
"Tidak apa Syeira, saya masih muda, kita hanya beda dua tahun saja" jawab Xavier.
"Kenapa kamu tahu umurku?" tanya Syeira akhirnya berbicara santai.
"Aku sudah menyelidiki segalanya, makanya aku mengajak kamu untuk bertemu dan membahas sesuatu" jawab Xavier.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments