10 tahun yang lalu
Haider berlari menuruni anak tangga menuju lantai satu. Dia sudah terlambat menuju Panti Asuhan sebagai agenda amalnya hari ini. Dia tidak sempat sarapan atau sekedar minum susu yang sudah disiapkan oleh Bibi.
"Haider berangkat Ma" ujar Haider seraya meraih kunci mobilnya.
"Kamu tidak sarapan Haider" ujar Mama keluar dari kamar.
"Nanti saja Ma" jawab Haider yang kemudian menaiki mobilnya.
Setibanya di Panti Asuhan Haider dan dua temannya segera masuk dan menjelaskan niat baik mereka kepada Ibu Panti. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Ibu Panti dan mereka diizinkan untuk memeriksa kesehatan anak-anak di Panti Asuhan tersebut.
Setelah kegiatan pemeriksaan selesai, Haider berjalan mengelilingi Panti Asuhan tersebut. Dia melihat seorang anak perempuan yang tengah termenung di bawah pohon mangga di belakang Panti Asuhan.
"Hai, kenapa kamu di sini anak manis" ujar Haider menyapanya.
"Aku tidak ingin disuntik" ujar gadis kecil itu.
Haider tersenyum mendengar jawaban polos dari anak tersebut. Dia kemudian duduk di sebelah anak perempuan itu dan mengajaknya berbicara.
"Namaku Haider, panggil saja Kak Haider" ujar Haider memulai pembicaraan.
"Namaku Syeira" jawab gadis itu singkat.
"Wah namamu bagus sekali" puji Haider seraya menepuk lembut rambut gadis itu.
Syeira segera menghindar saat Haider mengelus rambutnya. Dia menjauh dari Haider kemudian kembali termenung.
"Kenapa kamu sangat pendiam?" tanya Haider.
"Apa aku pantas tertawa, apa yang ingin ku tertawakan, hidupku terlalu rumit untuk bahagia" ujar gadis kecil itu.
"Wah, bicaramu cukup dewasa untuk anak seusiamu" jawab Haider.
"Kamu enak sudah menjadi seorang Dokter, aku hanya ingin masuk SMA favorit tapi keuangan Panti Asuhan tidak mencukupi" ujar Syeira mengeluh.
"Kamu kelas berapa?" tanya Haider.
"Aku kelas 9 SMP, tahun ini aku masuk SMA, aku ingin masuk ke SMA XYZ" ujar Syeira.
"Itukan SMA paling unggul di Kota ini, dulu Kakak juga bersekolah di SMA XYZ" ujar Haider.
"Kamu enak lahir dari keluarga kaya, aku juga bisa masuk ke SMA itu, tapi Panti Asuhan tidak punya cukup uang untuk menyekolahkan aku disana" jawab Syeira.
"Sepertinya kamu tidak tahu, di SMA itu ada beasiswa untuk siswa berprestasi" ujar Haider.
"Benarkah?" tanya Syeira dengan mata berbinar.
"Benar, aku tidak bohong" jawab Haider.
"Coba jelaskan padaku" ujar Syeira bersemangat.
"Panggil aku Kakak terlebih dahulu" pinta Haider sebagai syarat.
"Tolong ajarkan aku agar mendapatkan beasiswa di sekolah itu Kak Haider" ujar Syeira.
"Baiklah, kita akan mendaftarkan kamu terlebih dahulu, bulan depan tes penerimaan beasiswa, selama sebulan ini Kakak akan mengajarimu di waktu senggang Kakak" ujar Haider.
"Wah Kakak juga akan mengajariku?" tanya Syeira bersemangat.
"Tentu saja, tapi Kakak tidak punya banyak waktu, hanya satu jam perhari yang bisa Kakak luangkan untukmu, itupun di jam istirahat Kakak, jadi kamu harus ke rumah sakit tempat Kakak koas di jam yang Kakak tentukan" ujar Haider.
Haider tidak tahu kenapa dirinya sangat bersemangat membantu gadis kecil itu. Dia seperti melihat adanya potensi besar yang dimiliki gadis itu. Dia ingin membuat gadis tersebut meraih mimpinya. Haider tidak tahu pesona apa yang dimiliki gadis yang masih berusia 15 tahun saat itu. Dia tidak sadar bahwa gadis itu kelak yang akan membuat hatinya bergetar untuk waktu yang sangat lama.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 57 Episodes
Comments