Siapa itu ?

Sesampainya di toilet, Celia segera menuju ke Wastafel dan mulai membersihkan tubuhnya dari jus jeruk yang menempel di seragamnya. Sambil membasahi bajunya dan membersihkan noda, dia tidak bisa menahan senyumnya yang lebar.

Celia teringat bagaimana Kieran dengan penuh perhatian memberinya seragamnya dan mengarahkan dia untuk pergi ke toilet. Tindakan Kieran yang tiba-tiba dan penuh kepedulian itu membuat hatinya bergetar. Meskipun baju yang dia kenakan sekarang adalah milik Kieran dan tidak sesuai dengan ukurannya, dia merasa hangat di dalam hati.

“Ngeliat Kieran peduli kayak gini… kayaknya ada yang mulai berubah.” gumam Celia pada dirinya sendiri sambil tersenyum.

Setelah selesai membersihkan tubuhnya dari jus jeruk, Celia merasa ingin buang air kecil. Dia memasuki salah satu pintu toilet dengan cepat dan menutupnya. Namun, tak lama kemudian, dia dikejutkan oleh ember besar yang menyiramnya dari atas pintu, mengalirkan air kotor ke seluruh tubuhnya.

Celia membuka pintu toilet dengan panik, melihat ke sekeliling dengan bingung. Tidak ada siapa-siapa di luar, hanya suara riuh dari kantin yang terus terdengar. Tubuhnya basah kuyup dan kotor, membuatnya merasa sangat frustrasi.

Tak lama setelah itu, Lara dan Elena tiba di toilet. Mereka langsung terkejut melihat Celia yang dalam keadaan basah kuyup dan kotor.

Celia, dengan air mata di wajah dan ekspresi manja, segera berlari ke arah mereka. "Guys, liat gue! Kotor banget, kan? siapa sih yang berani banget nyiram gue gini" Celia menangis manja sambil menunjuk tubuhnya yang basah dan kotor.

Elena tidak bisa menahan tawanya melihat betapa lucunya Celia dalam keadaan seperti itu. Dia tertawa kecil sambil berkata, " gue Nggak nyangka lo bakal nangis kayak gini terus Pake baju kotor kayak gini, malah bikin lo keliatan kayak anak kecil yang habis main lumpur tau gak" ucapnya disela tawa nya. celia memanyunkan bibirnya kesal.

Lara, meskipun prihatin, tidak bisa menahan senyum melihat sikap Celia yang manja dan dramatis. Dia mendekati Celia dan merangkulnya dengan lembut. "Tenang aja, Cel. Kita bakal bersihin lo. Gue nggak ngerti siapa yang berani ngelakuin ini, tapi kita pasti bisa temukan dia."

Celia, yang merasa sedikit lebih tenang karena dukungan sahabat-sahabatnya, mengusap air mata dari wajahnya dan mengangguk. "Makasih, Lara. Elena. Gue cuma butuh bantuan lo sekarang."

Elena menghampiri Celia dan mulai membersihkan sisa-sisa air kotor di wajah dan bajunya. "Ya udah, yuk. Kita bersihin lo dulu, baru nanti kita cari tau siapa yang bikin lo begini. Lagian, kalo lo kayak gini terus, gue rasa kantin bakal penuh sama orang yang pada ngeliatin lo."

Lara ikut membantu, sambil tersenyum lembut. "Lo harus bersihin diri dulu."

"Gue pakai baju apa?" ucap celia bingung

"bentar cel", ucapnya lalu Elena pergi untuk mengambil baju olahraga dari dalam loker. Dia kembali dengan membawa baju olahraga dan memberikannya kepada Celia. "Ini, Cel. Pake aja baju olahraga gue. biar lo merasa lebih nyaman."

Celia menerima baju olahraga itu dengan rasa terima kasih. "Makasih, Elena. Gue pasti bakal lebih nyaman pake ini. Sekarang, gue udah siap untuk balik ke kantin dan menghadapi sisa hari."

Setelah Celia selesai membersihkan diri dan mengenakan baju olahraga, dia akan melangkah keluar dari toilet. Namun, tiba-tiba Lara melihat sesuatu yang mencurigakan di dekat ember yang digunakan untuk menyiram Celia.

Lara memperhatikan sebuah gantungan boneka beruang yang tergantung di dekat ember. "Eh, kalian liat ini nggak? Boneka beruang ini ada di sini. Gue nggak pernah liat boneka ini sebelumnya. kalian?"

Elena juga menggelengkan kepala. "gue juga nggak tahu. Mungkin ada yang ketinggalan di sini."

Lara dan Elena melihat boneka beruang itu dengan bingung. Celia menyahut "loh dari tadi gue disini gak ada boneka itu"

"nah berarti fix yang punya ini adalah orang yang nyiram lo cel" ucap lara. mereka berdua mengangguk tanda setuju.

Lara memutuskan untuk menyimpannya. Dia mengambil boneka itu dan menyimpannya di tasnya. "Gue bakal simpan ini dulu. Siapa tau nanti kita bisa tau lebih banyak tentang siapa yang ada di balik semua ini."

Celia, Lara, dan Elena akhirnya meninggalkan toilet dan kembali ke kantin. Dengan rasa ingin tahu yang tinggi tentang siapa yang mungkin terlibat dalam insiden ini, mereka bertiga melanjutkan hari mereka sambil tetap waspada terhadap kemungkinan kejadian-kejadian aneh berikutnya.

. . .

Saat Celia, Lara, dan Elena berjalan kembali menuju kelas setelah insiden di toilet, Kieran dan Damian sedang dalam perjalanan yang sama. Dan mereka melihat celia tidak memakai seragam yang di berikan oleh kieran, melainkan malah memakai baju olahraga.

Kieran mengernyit, bingung dengan apa yang terjadi. "Kenapa Celia tiba-tiba pakai baju olahraga Bukannya tadi dia masih pake seragam?"

Damian menoleh ke arah Kieran, juga melihat Celia yang kini mengenakan baju olahraga. "Loh, kirain dia bakal pake baju lo, Ran. Kan tadi lo udah kasih seragam lo ke dia di kantin dengan gaya heroik lo." Damian berkata dengan nada bercanda, sambil menepuk bahu Kieran.

Kieran hanya menghela napas dengan nada sarkastis, mencoba menyembunyikan rasa kesalnya. "ck. gak gitu. Mungkin emang sebesar itu benci dia sama gue, sampe-sampe gak mau pake baju gue. Siapa tau, kan? tapi ya udah di tolongin malah gitu sikapnya"

Damian tertawa kecil, tetapi masih tampak bingung. "Ya udah, mungkin dia emang lebih nyaman pake baju olahraga. Tapi lo liat nggak, mereka kayak lagi ngebahas sesuatu. Ada apa, ya?"

Kieran hanya menggeleng pelan, tetap menatap ke arah Celia yang sedang berjalan di depan mereka. "Gak tau. gue nggak mau terlalu mikirin. Lagian, masalah kayak gini harusnya bukan urusan gue."

Damian menatap sahabatnya sejenak, lalu tersenyum. "Yah, mau gimana lagi. Lagipula, lo kan bilang sendiri, lo gak tertarik sama dia. Jadi, biarin aja."

Kieran mengangguk, tapi dalam hatinya, ada sedikit rasa penasaran yang masih tersisa. Mereka berdua kemudian melanjutkan langkah mereka menuju kelas, sementara Celia dan teman-temannya juga berjalan dengan kecepatan yang sama, meski tanpa menyadari bahwa mereka sedang diperhatikan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!