**Di Kelas Celia**
Celia baru saja duduk di bangkunya ketika Lara dan Elena datang menghampirinya.
Lara dengan nada penasaran bertanya, "Eh, Cel, gue denger lo habis kejar-kejaran sama Kieran?"
Celia tersenyum lebar. "Iya, itu bener. Gue cuma pengen bikin pagi dia lebih bersemangat, Lar. Kan, katanya suara gue tuh kayak alarm."
Elena menggoda, "Alarm sih, tapi alarm yang bikin kita pengen tidur lagi, Cel."
Lara nyengir. "Tapi ada yang lebih seru. Katanya lo lagi nyari cara supaya Kieran ngobrol sama lo. Bener gak?"
Celia menyangkal dengan ceria, "Dih, gak banget. Gue cuman mau ganggu dia aja. Bikin dia kesel itu seru, apalagi liat wajah Kieran yang menahan emosi. Hahaha, lucu banget."
"hati-hati loh cel kalau aja lo nanti jatuh cinta sama dia" goda lara. celia tercengang mendengar penuturan lara. " dih amit-amit gak bakal raaa" ujarnya bergidik ngeri
Elena berpikir sejenak, lalu Lara dan Celia saling memandang, penasaran dengan apa yang ada di pikiran Elena.
Elena akhirnya membuka suara dengan nada serius, "Tapi, lo tau nggak, Cel? Kieran dan lo itu cocok. Dia ganteng, lo cantik, sama-sama pinter, dan populer."
Lara langsung tertawa terbahak-bahak, sementara Elena menyipitkan mata dan berdecak. "oh my gosh. elena gue yang pinter, kalian tau kan kalau Gue terlalu cantik untuk Kieran." ucapnya dengan gaya seolah dia sedang cemberut.
Elena mengangguk mengerti lalu bertanya, "Jadi, rencana lo hari ini apa?"
Celia memikirkan sesuatu sejenak sebelum menjawab dengan antusias, "Gue ada ide, nih. Gimana kalo pulang sekolah kita mampir ke kafe dulu sebentar? Gue pengen ngobrol lebih santai dan mungkin dapet inspirasi buat ganggu Kieran lagi."
**Di Kelas Kieran**
Kieran duduk di bangkunya dengan Damian di sampingnya. Teman-teman sekelasnya berkumpul di sekitar mereka, penasaran dengan cerita terbaru.
Damian bertanya sambil tersenyum nakal, "Gimana pagi lo? Lo ketemu Celia lagi?"
Kieran mengangguk sambil mengusap kepalanya. "ketemu. Dan gila ya sakit banget kepala gue denger suara dia pagi-pagi buta. Gue cuma pengen suasana pagi yang tenang dan damai, tapi dia malah bikin gue keliling sekolah."
demian bingung. "Gimana ceritanya?"
Kieran mendesah dan mulai bercerita, "kan pagi ini gue mutusin buat pergi awal dari biasanya. Tapi pas gue lagi enak-enaknya jalan, Celia muncul entah dari mana. Dia udah kayak bayangan gue, ngikutin gue ke mana-mana."
Damian tertawa. "Dia emang bener-bener nekat, ya. Terus gimana?"
Kieran melanjutkan dengan ekspresi frustrasi, "Gue udah coba semua cara buat menjauh dari dia. Gue jalan cepat, muter-muter, bahkan gue nyoba ngelewatin jalan yang jarang dipake. Tapi dia terus aja nyusul dengan gaya lari sambil teriak, 'Eh, lo mau kemana? Gue cuma pengen ngobrol!'"
Axel teman sekelas kieran yang ikut mendengarkan cerita frustasi kieran menyeringai. "Seriusan? Dia ikut lari?"
Kieran mengangguk sambil mengusap wajahnya. "Iya!!! Gue udah bilang, 'Gue pengen tenang, Cel! Lo ngapain ikutin gue?' Tapi dia malah tambah semangat. Sampe gue nyerah didepan kelas, dia berdiri disebelah gue sambil ketawa ketawa . gila kan dia"
Damian tertawa ngakak. "Gila, dia emang keren! Tapi lo tetep nggak mau coba tertarik sama dia. gue restuin loh?" goda damian
Kieran menggeleng kuat sambil tersenyum sinis. "Nggak dam. sampai kapan pun gue tetep nggak akan tertarik. Dia selalu bikin pagi gue ribet, tapi yaudahlah. Gue bakal tetep cari cara buat tenang tanpa gangguan cewek berisik itu. Gue mah fokus sama hal lain."
axel menggoda, "Tapi lo jangan-jangan malah ketagihan sama gaya hidup pagi yang aktif itu, ya?"
Kieran tertawa ringan. "Nggak, gue lebih suka pagi yang tenang. dengan cewek yang kalem"
**Di Kantin Sekolah**
Celia memasuki kantin dengan Lara dan Elena, ketiganya berbincang ceria sambil menuju meja. Ketika Celia melihat Kieran duduk bersama Damian, Axel, dan dua teman sekelas lainnya, senyum licik muncul di wajahnya. Tatapan mereka bertemu sejenak, dan Celia merasa semakin bersemangat.
Kieran menunduk, merasa frustrasi dengan situasi yang akan datang, dan berdesis, "Mampus banget gue, kantin bakal ribut ini mah."
Damian dan teman-teman sekelas Kieran bingung dengan reaksi Kieran dan mengikuti arah tatapan Kieran tadi. Mereka melihat Celia yang tampaknya bersemangat untuk menjahili Kieran lagi, dan mereka tertawa kencang. "Udah bisa ditebak, Celia pasti bakal bikin sesuatu yang wow," kata Axel sambil tertawa.
Celia, dengan senyum licik, siap untuk mendekati Kieran. Namun, Lara menarik tangannya, "Ayo, Cel, kita pesan makanan dulu."
Setelah memesan makanan, Celia melangkah dengan semangat menuju meja kosong yang berada tepat di depan Kieran. Namun, tiba-tiba, seorang cewek yang buru-buru menabraknya, menyebabkan jus jeruk yang dibawanya tumpah ke seragam putih Celia. Jus jeruk itu membuat bajunya basah dan menjadi sedikit transparan.
Seluruh siswa di kantin terkejut melihat kejadian tersebut. Tak terkecuali Kieran dan Damian. Celia langsung menutupi bagian depan bajunya dengan tangan, mencoba menjaga agar pakaian dalamnya yang mulai terlihat agar tidak terlalu jelas.
Lara marah b dan berteriak kepada cewek yang menumpahkan jus, "Eh, lo ngapain sih? lo Nggak liat apa? Celia jadi basah gini kan! kalau jalan itu hati hati"
Celia, meskipun merasa malu dan tidak nyaman, tersenyum lembut kepada cewek itu dan berkata, "Gak apa-apa, tenang aja. Ini bukan masalah besar."
Kieran, yang awalnya hanya memperhatikan, langsung berdiri dengan ekspresi serius. Dia melepas seragamnya, menyisakan kaos putih polos di bawahnya, dan melangkah mendekati Celia. Tanpa banyak bicara, dia dengan lembut memakaikan seragamnya kepada Celia, menutupi bajunya yang basah. "Lo harus ke toilet. Bersihin diri dulu," katanya dengan nada lembut namun tegas.
Celia terdiam, merasa hatinya bergetar melihat perhatian dan kepedulian Kieran. Dalam hati, dia merasa tersentuh oleh tindakan Kieran yang tulus. Dengan mata yang sedikit berbinar, Celia mengangguk dan menerima seragam itu, lalu melangkah menuju toilet.
Kieran berdiri memandangi Celia yang pergi, merasa ada sesuatu yang berbeda dalam dirinya. Damian, yang menyaksikan momen tersebut, lalu menggoda, "wow super hero nih. Kayaknya ada yang mulai tertarik dengan gadis berisik ya?"
Kieran hanya mengerutkan dahi "gue cuman kasihan, dia jadi tontonan" ucapnya lalu kembali melangkah menuju meja, sementara perhatian di kantin masih tertuju pada kejadian tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 43 Episodes
Comments