Awal mula

Rumah sepasang suami istri yang Hana jumpai saat di kantor kelurahan itu sangatlah luas pekarangannya. mereka semua berada di taman samping sambil melihat tanaman sayur-sayuran yang mereka tanam sendiri di polybag untuk mengisi kekosongan waktu yang sangat banyak itu.

"Wah ini beneran bisa jadi ide buat Mama di rumah biar nggak ngumpul terus sama temen-temennya" celetuk Erwin.

"Iya nih gue baru kepikiran kalau nanamnya gini mah bisa jadi hobi baru emak biar gak cuma nonton di YouTube tapi nggak pernah sekalipun terealisasikan" sahut Daffa.

Kini para lelaki itu berbagi cerita satu sama lain tentang trik menanam sayuran yang tepat di pekarangan rumah untuk konsumtif pribadi.

Sedangkan para wanita tengah di dapur menyiapkan makan siang untuk mereka semua.

Setelah selesai makan dan membereskan kerusuhan yang mereka ciptakan di rumah tersebut, Hana menghentikan langkahnya tepat saat matanya menatap pigura yang berada di atas meja dekat sofa ruang tamu.

Matanya memperhatikan dengan seksama untuk memastikan kebenaran yang ia pikir adanya.

"Namanya Satria" ucap wanita paruh baya itu yang langsung membuat Hana menoleh ke arahnya.

"Satria" ucapnya lirih namun terdengar di telinga wanita itu.

"Iya dia anak saya yang saat ini tengah bertugas di sini juga hanya saja jarang sekali pulang baru seminggu lebih ia datang karena suami saya sakit ya walaupun hanya sehari tapi cukup untuk mengobati rasa rindu" jawab wanita itu tersenyum menatap foto Satria.

Benar rumah yang saat ini Hana dan teman-temannya kunjungi ialah rumah Kapten Satria. Selama ini yang Hana tahu iya mengenal lelaki itu hanya dengan panggilan Atta.

Hana memperhatikan wajah itu lamat-lamat, sesekali merasakan desiran sakit yang menusuk pori-pori kulitnya.

"Han hayu jalan mau tinggal di sini ?" ajak Tiara.

"Beneran mau jadi mantu nih ceritanya" goda Diva yang langsung mendapat tatapan tajam Hana.

"Apaan sih, Bu kita pamit dulu ya terima kasih untuk makan siangnya masakan Ibu luar biasa mantul ah jadi kangen masakan Mama". ucap Hana sedikit sendu.

Mereka semua meninggalkan rumah yang memberikan rasa kenyang pada perut mereka dengan lambaian tangan dan senyuman.

Entah apa yang Hana rasakan malam ini yang jelas hatinya sedang tidak baik-baik saja. Hana duduk di bangku yang ada di teras rumah yang mereka tinggali selama 2 minggu ini pandangannya ke atas menatap langit yang begitu cerah tapi berbanding terbalik dengan hatinya saat ini.

Hana kembali teringat kedekatan yang pernah terjalin dengan kapten Satria alias Atta yang biasa dahulu Hana panggil.

flashback on

Kedekatan mereka terjalin saat Hana kelas 10 sedangkan Atta sendiri adalah kakak kelasnya yang saat ini menjalani ujian akhir di sekolahnya. Pertemuan mereka terjadi saat Hana kena hukuman karena ia habis berantem dengan kelas lain yang entah apa sebab pastinya yang jelas pergelutan terjadi antara dua wanita sebaya itu yang pada akhirnya ia dihukum hormat di bawah tiang bendera.

Padahal saat itu masih pagi tapi matahari begitu cetar membahana.

Tak jauh dari Hana, Atta sendiri juga diberi hukuman yang sama karena kedatangannya yang saat itu amat sangat terlambat padahal biasanya Atta selalu datang sebelum bel masuk.

Keduanya tanpa kata menjalankan hukuman mereka sampai pada akhirnya Hana yang sudah lemas lututnya pun terduduk meskipun tidak pingsan. Melihat teman sepeng-hukuman terduduk lemas di bawah, Atta dengan refleks membawanya berteduh di bawah pohon yang tak jauh dari tempat mereka dihukum.

Atta memberikan sapu tangannya lalu ia pergi begitu saja saat Hana sudah menerima pemberiannya.

"Yah kirain tadi ngasih minum taunya ngasih..."

Belum siap Hana berucap seseorang menyodorkan sebungkus roti dan sebotol minum di hadapannya.

"Jangan suudzon dulu apapun itu harus disyukuri setidaknya keringatmu bisa dilap dengan itu ketimbang ngelap pakai jilbabmu yang nantinya akan kotor". ucap Atta yang masih tetap berdiri sedangkan Hana masih sibuk melahap roti yang diberikan Atta.

Keduanya sama-sama terdiam sampai bel pelajaran pertama selesai. Hana berdiri setelah dirasa cukup tenaga dan merapikan pakaiannya.

"Terima kasih" ucap Atta saat Hana maju beberapa langkah darinya.

Hana berhenti sejenak menarik nafasnya dan menarik sudut bibirnya sebelum membalikkan badannya.

"ehem Kak terima kasih ya untuk roti minum dan sapu tangannya sampai jumpa Kak semoga kita tidak dipertemukan lagi setelah ini". Hana membungkuk lalu dengan segera melenggang meninggalkan Atta yang masih memperhatikannya dengan geleng-geleng kepala melihat sikap Hana.

"Mana mungkin nggak ketemu bahkan hampir tiap hari aku lihat dia dasar". gumam Atta.

Dan entah takdir atau memang kebetulan saja doa yang Hana panjatkan tidak pernah terkabul. Atta yang aktif di organisasi di sekolahnya pun turut hadir saat Hana mulai mengikuti organisasi itu lantas dari situlah kedekatan mereka dimulai. Atta yang mulai memahami bagaimana karakter Hana begitu juga Hana yang sedikit mulai mengetahui bagaimana lelaki yang mendekatinya itu.

"Kak ini sapu tangannya maaf ya baru balikin sekarang hehehe" ucap Hana saat mereka baru selesai rapat untuk mempersiapkan acara perpisahan kakak kelas mereka.

"Simpan saja anggap itu pemberian pertamaku untuk kamu" sahut Atta.

flashback off

Getaran handphone Hana membuyarkan lamunannya segera Hana menggeser panggilan tersebut saat nama Mama tertera di layar itu.

"Assalamualaikum Kanjeng Ratu ada yang bisa hamba bantu". ucap Hana mengawali obrolan ibu dan anak itu.

"Waalaikumsalam rakyatku apa rakyatku sudah betah sampai tidak menghubungi istana". sahut Mama di seberang sana.

"Hambamu ini sudah pasti rindu tapi ya gengsi soalnya masih 2 minggu belum 2 tahun".

"Han serius nih Mama, kamu ini ditelepon ada aja ulahnya". ucap Mama Azizah.

"Iya Ratuku ada apa ?"

"Besok kan minggu kamu ke rumah Yasmin ya tadi dia nelpon Mama katanya kangen sama kamu dia juga sakit jadi besok kamu ke sana dijemput sama mas Rangga jangan nolak ya Raka juga ikut jemput kamu kok".

"Baik Kanjeng Ratu, biar amanah ini berjalan mulus jangan lupa kirim pulus ya Kanjeng Ratu karena rakyatmu ini sudah kehabisan pulus di negeri orang tidak ada pangeran kuda putih di sini yang bisa ditodong". sahut Hana.

"Halah kamu ini, ya nanti Mama kirim sudah dulu mama sudah ditungguin Papa tuh".

"Kalian mau ke mana ". Tanya Hana kepo.

"Ya pacaran lah Hana mumpung nggak ada kamu kalau ada kamu mah ngekor mulu nggak bisa berduaan makanya jangan jomblo terus dicari itu laki".

"Mama ini, ya sudah pokoknya Hana nggak mau ya sampai ada adik bayi lagi cukup Bg Arsen dan Hana seorang saja yang jadi Tuan Putri di istana Baskara.

"Wis karep mu nduk, Mama tutup dulu Assalamualaikum".

"Waalaikumsalam soleha aku". jawab Hana sambil terkekeh geli.

Terpopuler

Comments

Rita Rita

Rita Rita

suka banget AQ dengan dialog Hana dengan Mak Azizah nya. terkesan Mak kayak temen sahabat

2025-04-17

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!