KKN

Pagi ini Hana diantar oleh Mama dan Papanya Karena bagaimanapun Hana akan meninggalkan mereka selama sebulan dan tentu Mereka pasti akan sangat kesepian di rumah.

"Yang baik-baik di sana Han jangan aneh-aneh kalau pulang dari KKN jangan lupa bawa oleh-oleh ya". celetuk Azizah saat Hana mencium tangan Mamanya.

"Ma Hana ini kuliah bukan jalan-jalan". sahut Aditya Papa Hana.

"Iya nih Mama oleh-oleh mulu heran deh , kalo gitu bilangnya ke Papa biar diajakin jalan-jalan sekalian buatin adik untuk Hana". Hana berlindung di belakang sang Papa saat mamanya hendak mencubitnya karena ucapan nyelenehnya itu.

"Sudah-sudah nggak malu diliatin orang, Hana tuh temen kamu udah lihatin aja kami balik dulu kamu hati-hati di sana ya jaga sikap kalau ada apa-apa cepet kabarin Papa". ucapan Aditya mengusap lengan Hana.

Sebagai anak perempuan satu-satunya di keluarga baskara tentu ia sangat berat melepaskan kepergian yang hanya sebulan.

"Siap komandan". Sigap Hana memberi hormat.

Hana menarik koper mini miliknya mendekati teman satu kelompoknya yang sebentar lagi akan masuk ke dalam bus untuk menuju lokasi.

Bus itu berhenti di sebuah daerah yang ada di pinggiran kota dibilang kampung tidak juga karena nyatanya yang ada di sini sudah sama ratanya seperti di kotanya tempat tinggalnya saja tapi tidak dengan kehidupannya yang tertinggal.

Seorang dosen muda bernama farel menghampiri kelompok KKN yang diketuai oleh Rian itu untuk menuju kantor kelurahan sebagai bentuk serah terima dan setelah selesai mereka langsung menuju rumah warga yang memang disewakan untuk mereka.

"Nah ini tempat tinggalnya teteh dan aa' sekalian, semoga betah dan bisa cepat beradaptasi dengan warga kalau butuh sesuatu hubungi saya saja". Ucap pak Budi Lurah di daerah mereka laksanakan KKN.

"Baik terima kasih banyak Pak". sahut Rian mewakili teman-temannya yang lain.

Rumah ini terdiri dari dua kamar tidur, untuk itu para perempuannya tidur di dalam kamar masing-masing 2 orang sedangkan laki-lakinya sepakat tidur di masjid yang memang letaknya di sebelah tempat tinggal mereka.

Hari pertama tiba mereka gunakan untuk beres-beres dan menyusun rencana sebulan ke depan yang rencananya akan mereka mulai keesokan harinya.

Di tempat lain tepatnya di sebuah asrama militer seorang pemuda baru saja keluar dari rumahnya untuk menemui mayjen di ruangannya.

Hampir 1 jam lamanya pemuda itu berada di ruangan sang seniornya itu dengan wajah yang sedikit lesu ia melangkahkan kakinya ke tempat yang sudah ia perintahkan pada bawahannya untuk berkumpul.

"... jadi saya minta kalian persiapkan diri serta perbekalan yang cukup untuk melaksanakan kegiatan ini karena nantinya latihan gabungan ini akan berjalan selama 2 minggu". kata Satria selaku kapten.

"Siap". Sahut serempak yang lainnya.

"Kalian kembalilah persiapkan apa yang mesti disiapkan istirahat cukup besok pagi kita akan berangkat pukul 07.00". Titahnya lagi.

Mereka membubarkan diri menyisakan kapten Satria, Aidil dan juga Fatih selaku tangan kanan kapten Satria. Setelah kedatangannya ke ruang mayjen kapten Satria diminta untuk menyiapkan 50 anggotanya untuk mengikuti latihan gabungan di Jawa Timur sebagai keikutsertaan meningkatkan skill pribadi dan kelompok menguasai dan mahir dalam menerapkan prospek ppkm menguasai dan mahir dalam ren Kamil serta terjadinya relasi antar organisasi.

"Jadi latihan kali ini kapten sendiri yang turun ?". ujar sertu Aidil.

"Iya Mayjen sendiri ya menitahkan langsung ". jawab tegas kapten Satria.

Wajah yang ditunjukkan Satria berbanding terbalik dengan keputusan siap mengemban tugas, Sertu Aidil dan Sertu Fatih bisa melihat itu dari kedua mata elang kapten Satria.

"Apa ada yang kapten pikirkan ?". Tebak sertu Aidil.

Kapten Satria menarik nafas dalam dan sesekali mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku sudah mengatakan akan cuti lusa untuk menemui Papa yang sakit, ia ingin bertemu denganku karena ada yang harus ia sampaikan secara langsung tapi kondisi tidak mengizinkanku pulang". jawab kapten Satria.

Kedua orang yang berada di depannya itu bisa mengerti dan juga merasakan apa yang saat ini dirasakan oleh Kapten mereka. Kapten Satrio begitu sangat menyayangi papanya bahkan masuknya ia menjadi Abdi Negar ini tak lepas dari keinginan sang Papa.

Di lain tempat Hana dan beberapa temannya Ryan, Erwin, Zhya sedang menikmati langit Bandung yang malam ini bertabur bintang. 4 orang itu tengah menikmati sate di pinggir jalan karena mereka habis belanja untuk keperluan kegiatan besok.

"Jadi besok kita udah mulai kegiatan ya kita tuju tempat pertama dulu sekolah SMA Pratiwi jadi malam ini kita siapkan apa-apa aja yang mesti kita bawa besok". Ucap Rian.

Iya setelah menyusun rencana sore tadi mereka memutuskan untuk melakukan kegiatan di sekolah SMA Pratiwi sebagai kegiatan perdana mereka.

"Iya nanti kita cek lagi kalau udah sampai rumah". Jawab Zhya.

"Han lu ngelamun terus kesambet lu ya". Lanjut Zhya heran melihat Hana yang biasanya banyak ngomong tiba-tiba jadi pendiam.

"Ehem nggak lah, kangen Emak di rumah". elak Hana bohong padahal makan sate ini atas permintaan dari Hana sendiri.

"Ah kek bener aja lu pisah tadi pagi belum 24 jam apalagi sebulan Han". sahut zhya tak mengerti.

Hana sendiri hanya mengendikkan kedua bahunya saja ia hanya bisa menutupi perasaannya yang tak menentu saat tadi tak sengaja bersitatap dengan Kapten Satria yang akan keluar dari tempat jual sate yang saat ini ia dan teman-temannya datangi.

Bukan apa-apa hanya terkejut melihat kapten Satria yang menatapnya dengan senyum yang tak pernah berubah tatapan elang kapten Satria yang sedari dulu membiusnya untuk tak mengalihkan pandangannya ke tempat lain.

Sialnya ini pertemuan kedua mereka setelah beberapa tahun. Hana sendiri masih enggan menyikapi hatinya yang tak menentu saat pertemuan tak terduga mereka.

Sedangkan kapten Satria yang pergi sendiri untuk menenangkan pikirannya malah menambah satu pikiran lagi. Kapten Satria tidak pernah tahu bagaimana perasaan hatinya saat dipertemukan kembali dengan Hana jika Hana menutup rapat kisahnya di masa silam lain halnya dengan kapten Satria ia membiarkan hatinya tetap terbuka menyimpan satu nama yang dari dulu tidak ia hilangkan dan membiarkan kisah yang belum usai itu lanjut dengan sendirinya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!