Hari Yang Ditunggu

Hari ini sepertinya menjadi hari yang membuat Alya merasa gugup. Bagaimana tidak? dia yang baru saja bekerja diperusahaan orang tuanya sudah ditugaskan untuk urusan besar.

Alya memperhatikan setiap penampilannya. Ia bahkan merias diri dengan sangat hati-hati. Kini ia terlihat sangat cantik dengan riasan wajah yang sempurna.

"Apakah tidak apa-apa tugas sebesar ini dikerjakan oleh Alya sendiri tanpa bantuan papah dan Arief?," tanya bu Riska.

"Mamah tenang saja. Papah yakin akan kemampuan yang dimiliki oleh putri kita," kata pak Danu meyakinkan istrinya itu.

"Ia mah, lagi pula Alya juga sudah terbiasa melakukan pekerjaan seperti ini ketika dia bekerja di Singapura," kata Arief.

"Baiklah nak, ibu cuma khawatir saja, kalau-kalau putri mamah kesulitan dalam melakukan pekerjaan besar ini," kata bu Riska.

"Awalnya aku juga merasa tidak percaya diri melakukan pekerjaan ini mah tapi banh Arief terus membimbing dan memberikan dukungan kepadaku," kata Alya.

"Iya nak, mamah hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk kamu," kata bu Riska.

"Iya mah," kata Alya.

Alya, pak Danu dan Arief berangkat ke kantor bersama-sama. Hal itu dilakukan sebab pak Danu ingin memberikan bimbingan terlebih dahulu kepada tim Alya.

Sama seperti Alya, Rangga juga merasa gugup. Perbedaan diantara keduanya adalah Alya gugup karena pekerjaannya sedangkan Rangga gugup karena ingin bertemu Alya.

Rangga juga tampil cukup beda dari biasanya. Kali ini ia lebih terlihat tampan dengan stelan jas warna biru.

Rangga melangkah keluar dari kamar dan menuruni satu persatu anak tangga menuju ruang bawah.

"Wah, anak mamah tampan sekali," kata bu Resti memuji.

"Ia donk mah, kan mau bertemu calon menantu mamah," kata Rangga.

"Serius? siapa calon menantu mamah?," tanya bu Resti.

"Nanti mamah juga akan tahu sendiri kok," kata Rangga.

"Kamu sudah mau menikah Ngga?," tanya pak Setyawan menyela.

"Lho papah. Aku hanya bergurau pah," kata Rangga.

"Kalau benar kamu mau menikah juga tidak apa-apa Ngga. Papah ikut senang. Papah dan mamahmu sudah tidak sabar ingin memiliki seorang cucu," kata pak Setyawan.

Rangga hanya tersenyum salah tingkah menjawab perkataan ayahnya tersebut.

"Ayo Ngga kita sarapan terlebih dahulu sebelum berangkat ke kantor!," kata bu Resti.

"Maaf pah, aku ada meeting penting pagi ini. Agar dapat mengejar waktu, aku akan sarapan dikantor saja," kata Rangga.

"Hm, ya sudah tidak apa-apa. Kalau begitu kamu hati-hati dijalan!," kata bu Resti.

Sebelum berangkat, Rangga tidak lupa mencium kedua punggung tangan ayah dan ibunya tersebut.

Rangga meminta supir untuk mengantarkan dirinya menuju kantor.

Waktu terus berlalu, kini waktu menunjukkan pukul 09:00. Pak Danu sudah selesai memberikan arahan kepada Alya dan timnya.

Usai memberikan arahan, pak Danu memutuskan agar Arief menemani Alya. Ayah dari dua anak itu berpikir Alya akan lebih tenang jika kakak laki-lakinya berada disisinya.

Arief pun menurut. Mereka berangkat dengan iringan beberapa mobil.

Rangga dan Timnya sudah menyelesaikan pembahasan mereka dalam meeting. Rangga meminta kepada karyawannya agar memahami setiap kode yang nanti ia berikan saat melakukan pertemuan.

Hal ini dilakukan Rangga, agar mereka mempermudah proses kerja sama ini jika ternyata yang mereka ajak kerja sama memanglah Alya Revalina.

Paras cantik Alya membuat semua mata karyawan yang bekerja diperusahaan Rangga tertuju kepadanya. Bagaimana tidak? Alya yang turun dari mobil berpenampilan seperti bidadari surga.

Dinda memberi tahu Rangga bahwa utusan perusahaan Citra Darmawangsa telah tiba dikantor mereka. Mendengar hal itu Rangga segera melangkah dengan cepat menuju ruang bawah.

Karyawan yang bergabung dal tim Rangga kebingungan melihat tingkah laku atasannya itu. Tapi mereka tidak hanya diam, mereka segera menyusul Rangga.

Alya sudah memijakkan kakinya didalam kantor Rangga dan betapa kagetnya dia ketika melihat ke arah eskalator ada seorang pria bertubuh tegap dan tampan menatapnya.

Bang Rangga?. Batin Alya.

Rangga yang berdiri dieskalator pun menatap Alya dengan penuh kegembiraan. Ia tersenyum kepada Alya.

Rangga benar-benar sangat merasa bahagia setelah melihat kehadiran Alya dihadapannya. Jantungnya berdegup kencang tanpa henti.

Rangga menuruni tangga dengan langkah kaki yang cukup cepat. Kini dia berhadapan langsung dengan Alya.

Alya menatap Rangga tanpa berkedip. Ia sangat gugup sekarang. Rangga menatap Alya dengan penuh arti.

Ingin sekali aku memelukmu Al, aku ingin mendekapmu dengan erat dan tidak akan melepaskanmu. Tapi dengan situasi seperti ini, aku sadar kau akan merasa tidak nyaman dan terganggu. Batin Rangga.

Bang Rangga? kenapa bisa aku bertemu dengannya disini? apa yang sedang ia lakukan? Apa ini mimpi?. Batin Alya masih merasa tidak percaya.

"Selamat pagi pak,buk. Selamat datang, beliau ini adalah pimpinan perusahaan kami," kata Dinda memperkenalkan Rangga.

Apa? bang Rangga adalah pimpinan perusahaan ini? artinya, aku akan bekerja sama dengannya? aku bahkan ingin memblokir akun ig miliknya kemarin, tapi apa yang terjadi sekarang? Aku malah bertemu dengan dia dan mungkin kami akan sering bertemu Kedepannya. Batin Alya.

"Salam kenal pak Rangga, saya Arief," kata Arief menyodorkan tangannya kepada Rangga.

Rangga membalas dengan berjabat tangan dengan Arief.

Rangga mengarahkan tangannya pula kepada Alya untuk berjabat tangan.

"Rangga Setyawan," kata Rangga memperkenalkan diri.

"Alya Revalina," kata Alya terbata-bata.

Kenapa dia tidak segera melepaskan tangannya?. Batin Alya gugup.

Rangga tersenyum manis ke arah Alya dan Alya berusaha bersikap biasa saja.

"Pak!," kata Dinda.

Suara Dinda tersebut membuat Rangga segera melepaskan tangannya dari tangan Alya.

Dinda mempersilahkan Alya, Arief dan tim mereka untuk memasuki ruang meeting.

Dalam langkah kakinya, Arief bertanya-tanya dalam hati setelah melihat tingkah Alya dan Rangga tadi.

Apa mungkin mereka saling mengenal?. Batin Arief bertanya.

"Silahkan duduk semuanya!," kata Rangga mempersilahkan.

"Saya sudah membaca semua proposal yang anda ajukan, dan saya tertarik untuk berinvestasi diperusahaan anda. Akan tetapi, saya ingin tahu secara detain mengenai proyek pembangunan ini dan bagaimana prospeknya. Saya ingin penjelasan secara terperinci," kata Rangga membuka pembicaraan.

"Al," kata Arief melirik Alya.

Alya langsung mengerti maksud dari kakaknya itu.

Alya menjadi yang pertama kali memberi penjelasan mengenai proyek pembangunan pabrik yang digagas perusahaannya.

"Saya akan mempresentasikan tentang proyek ini pak," kata Alya menatap Rangga.

Rangga membalas Alya dengan senyuman manisnya. Alya menjadi salah tingkah karena senyuman Rangga itu.

Arief yang melihat Rangga tersenyum kepada Alya kembali merasa bingung.

Ada apa sebenarnya ini? kenapa pak Rangga tersenyum seperti itu kepada adikku?. Batin Arief.

Alya mulai memposisikan diri dengan baik. Dia mencoba konsentrasi dengan presentasinya. Alya menjelaskan secara pelan dan hati-hati agar proyek mereka dapat berjalan dengan lancar.

Terpopuler

Comments

Rita Riau

Rita Riau

mungkin ini namanya cinta terpendam belum kelar 🤔🤭😬♥️

2024-09-01

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan Di Bandara
2 Mencari Tahu
3 Hari Pertama Ke Kantor
4 Merenung
5 Hari Yang Ditunggu
6 Bertemu
7 Mengingat Kembali
8 Mengingat Kembali 2
9 Kehilangan
10 Kembali Bertemu
11 Ingin Berbicara
12 Meminta Bertemu
13 Mengantar Pulang
14 Rumah Alya
15 Menginap
16 Berangkat Bersama
17 Hotel Milik Rangga
18 Makan Bersama Rangga
19 Terluka
20 Bersikap Manja
21 Terkejut
22 Menuju Rumah Sakit
23 Membawa Rangga Pulang
24 Isi Hati Rangga
25 Memberi perhatian
26 Membesuk Rangga
27 Bimbang
28 Membesuk Rangga 2
29 Mendapat Laporan
30 Kedatangan Ryan
31 Marah
32 Meminta Penjelasan
33 Permintaan Dari Rangga
34 Meminta Izin
35 Vila Milik Rangga
36 Tidur Se-ranjang
37 Keseruan Rangga Dan Alya
38 Penasaran
39 Bernyanyi
40 Geram
41 Menghasut
42 Menolak
43 Membelikan Sesuatu
44 Khawatir
45 Mengakui Kesalahan
46 Meminta Penjelasan
47 Meminta Penjelasan 2
48 Memberi Jawaban
49 Memberi Penjelasan
50 Tidak Menyangka
51 Ketahuan
52 Memberi penjelasan 2
53 Mendapat Solusi
54 Bertanya
55 Menemui Ayah Rangga
56 Membujuk
57 Keceplosan
58 Memulai Perjalanan
59 Tidak Disangka
60 Taman Bunga
61 Kebersamaan Alya Dan Rangga
62 Kemarahan Tania
63 Kekesalan Alya
64 Mencari
65 Penasaran
66 Rencana Rangga
67 Kesulitan
68 Diluar Dugaan
69 Berterus Terang
70 Terbongkar
71 Bertemu Alya
72 Sakit
73 Kejujuran Rangga
74 Perasaan Ryan
75 Penculikan
76 Mencari Tahu
77 Terungkap
78 Keberadaan Alya
79 Upaya Rangga
80 Mencari
81 Harus Memilih
82 Tidak Bisa Memilih
83 Hari Yang Sial
84 Merenungi Yang Terjadi
85 Operasi
86 Terungkap
87 Merasa Tertekan
88 Penjelasan Dari Alya
89 Sadar Dari Koma
90 Perasaan Alya Kepada Rangga
91 Kejutan
92 Kunjungan Keluarga
93 Bercerita
94 Bercerita 2
95 Memberi Perhatian Lebih
96 Bosan
97 Bertemu Tania
98 Membahas Pernikahan
99 Membahas Pernikahan 2
100 Akhir Cerita
Episodes

Updated 100 Episodes

1
Pertemuan Di Bandara
2
Mencari Tahu
3
Hari Pertama Ke Kantor
4
Merenung
5
Hari Yang Ditunggu
6
Bertemu
7
Mengingat Kembali
8
Mengingat Kembali 2
9
Kehilangan
10
Kembali Bertemu
11
Ingin Berbicara
12
Meminta Bertemu
13
Mengantar Pulang
14
Rumah Alya
15
Menginap
16
Berangkat Bersama
17
Hotel Milik Rangga
18
Makan Bersama Rangga
19
Terluka
20
Bersikap Manja
21
Terkejut
22
Menuju Rumah Sakit
23
Membawa Rangga Pulang
24
Isi Hati Rangga
25
Memberi perhatian
26
Membesuk Rangga
27
Bimbang
28
Membesuk Rangga 2
29
Mendapat Laporan
30
Kedatangan Ryan
31
Marah
32
Meminta Penjelasan
33
Permintaan Dari Rangga
34
Meminta Izin
35
Vila Milik Rangga
36
Tidur Se-ranjang
37
Keseruan Rangga Dan Alya
38
Penasaran
39
Bernyanyi
40
Geram
41
Menghasut
42
Menolak
43
Membelikan Sesuatu
44
Khawatir
45
Mengakui Kesalahan
46
Meminta Penjelasan
47
Meminta Penjelasan 2
48
Memberi Jawaban
49
Memberi Penjelasan
50
Tidak Menyangka
51
Ketahuan
52
Memberi penjelasan 2
53
Mendapat Solusi
54
Bertanya
55
Menemui Ayah Rangga
56
Membujuk
57
Keceplosan
58
Memulai Perjalanan
59
Tidak Disangka
60
Taman Bunga
61
Kebersamaan Alya Dan Rangga
62
Kemarahan Tania
63
Kekesalan Alya
64
Mencari
65
Penasaran
66
Rencana Rangga
67
Kesulitan
68
Diluar Dugaan
69
Berterus Terang
70
Terbongkar
71
Bertemu Alya
72
Sakit
73
Kejujuran Rangga
74
Perasaan Ryan
75
Penculikan
76
Mencari Tahu
77
Terungkap
78
Keberadaan Alya
79
Upaya Rangga
80
Mencari
81
Harus Memilih
82
Tidak Bisa Memilih
83
Hari Yang Sial
84
Merenungi Yang Terjadi
85
Operasi
86
Terungkap
87
Merasa Tertekan
88
Penjelasan Dari Alya
89
Sadar Dari Koma
90
Perasaan Alya Kepada Rangga
91
Kejutan
92
Kunjungan Keluarga
93
Bercerita
94
Bercerita 2
95
Memberi Perhatian Lebih
96
Bosan
97
Bertemu Tania
98
Membahas Pernikahan
99
Membahas Pernikahan 2
100
Akhir Cerita

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!