3. Ujian CPNS

Setelah sholat subuh, Anindya dan Faris sudah bersiap untuk berangkat ke Tanah Grogot. Faris meminjam motor salah satu temannya untuk mengantarkan Anindya mengikuti tes CPNS.

Dari tempat mereka tinggal saat ini menuju tempat tes, memerlukan waktu perjalanan selama kurang lebih satu jam setengah. Sehingga mereka berangkat pagi agar memiliki waktu longgar sebelum tes dilakukan di pukul 9 pagi. Selama perjalanan, Anindya mengeratkan pegangannya di pinggang Faris karena takut. Suaminya melajukan motor di atas rata-rata dengan medan yang naik turun dan banyaknya tikungan.

Sampai di Tanah Grogot, mereka menyempatkan sarapan di sebuah warung nasi kuning sebelum menuju tempat diadakannya tes. Selesai makan, Anindya memastikan penampilannya tidak berantakan dengan memoleskan make up tipis dan mengikat kuncir kuda rambutnya.

Semua yang dilakukan Anindya tak lepas dari perhatian Faris. Sejak ia menyentuh Anindya hari itu, Faris tak bisa melepaskan pandangannya dari istrinya. Seperti ada keinginan untuk memiliki tetapi juga enggan secara bersamaan. Bahkan semalam ia ingin mengulangi permainannya jika saja Anindya tidak ada tes hari ini.

“Ayo, Mas!” ajak Anindya yang telah selesai dengan persiapannya.

Anindya telah mendaftar secara online sebelumnya untuk mengikuti tes seleksi kompetensi dasar hari ini. Sehingga begitu sampai di tempat tes, Anindya menyerahkan dokumen yang menyatakan keikutsertaannya kepada panitia dan masuk untuk mengikuti tes.

Selesai mengikuti tes, Anindya dan Faris memutuskan untuk mencari makan sebelum kembali ke Batukajang karena hasil seleksi kompetensi dasar akan diumumkan minggu depan di website resmi instansi bersangkutan.

“Kira-kira kamu lulus tidak?” pertanyaan Faris sontak menghentikan tangan Anindya yang hendak memasukkan nasi ke dalam mulutnya.

“Semoga saja tidak mengecewakan, Mas. Aku sudah mencoba semaksimal mungkin tadi.”

“Apa pun hasilnya, yang penting kamu bisa menerima.” Lisan Faris berbeda dengan keinginan hatinya yang berharap Anindya gagal.

“Iya, Mas. Aku sudah siap dengan segala kemungkinannya.” Jawab Anindya dengan senyuman karena merasa Faris mendukungnya.

Selesai makan, Faris menyempatkan waktu untuk membawa Anindya ke pinggiran Sungai Kandilo untuk menikmati suasana setelah ketegangan istrinya mengerjakan tes. Anindya merasa sangat senang dengan perhatian yang diberikan suaminya. Ia pun menikmati semilir angin yang menerpa wajahnya sambil menutup matanya. Ketika membuka mata, Faris sudah ada di hadapannya dengan dua jus ditangannya. Mereka pun menikmati jus tersebut di pinggiran sungai.

Satu minggu kemudian, Anindya mengucap basmalah sebelum membuka website untuk melihat pengumuman kelulusan SKD CPNS. Anindya membuka lampiran yang ada dan mencari namanya di daftar yang ada. Dari 10 daftar nama penerimaan kategori Fisioterapi, Anindya menempati urutan ke lima dengan total nilai 442 dan dinyatakan lulus.

Dengan mengucap Alhamdulillah, Anindya pun menghubungi suaminya dan mengabarkan kelulusannya. Faris memberikannya selamat dan mengatakan jika ia akan pulang cepat hari ini. Setelah menghubungi Faris, Anindya menghubungi kedua orang tuanya dan mertuanya untuk mengabarkan hal serupa.

5 bulan kemudian.

Anindya yang telah menerima SPMT dan SK pengangkatan, akan mengikuti pelantikan dan pengambilan sumpah CPNS yang diselenggarakan di pengadilan agama Tanah Grogot. Tanpa ditemani Faris, Anindya melakukan perjalanan sendiri menggunakan motor yang telah dikirimkan dari Jawa dan menempuh perjalanan sekitar 2 jam dengan kecepatan rata-rata.

Selesai acara, Anindya langsung kembali pulang karena 2 hari kemudian ia harus melapor ke Puskesmas Batukajang untuk mulai bekerja. Sekitar pukul 5 sore, Anindya sampai di rumah dan segera menyiapkan makan malam. Ketika Faris pulang bekerja pukul 7 malam, Anindya yang sudah berhias pun menyambut suaminya dengan senyuman.

Faris yang awalnya berwajah masam, berubah menjadi sumringah melihat Anindya yang ada di hadapannya. Setelah mandi dan melaksanakan sholat maghrib, keduanya makan malam bersama.

“Lusa aku sudah masuk kerja, Mas.” Kata Anindya yang telah selesai membersihkan alat makan mereka.

“Jam kerja normal?” tanya Faris.

“Iya, Mas. Jam 8 sampai jam 2.” Anindya mulai memijat pundak Faris yang sudah menjadi kebiasaannya beberapa minggu ini setiap suaminya pulang bekerja.

“Baiklah, kita masih punya waktu bertemu di malam hari dan saat aku masuk shift malam, aku masih bisa melihatmu di sore hari.” Kata Faris yang menikmati pijatan Anindya.

Beberapa menit kemudian, terdengar suara ketukan pintu. Anindya yang hanya mengenakan dress tali spagetti pun segera mengenakan cardi dan Faris membukakan pintu. Andra dengan beberapa temannya datang berkunjung membawa durian.

Anindya yang awalnya enggan keluar kamar, mau tak mau keluar untuk menemui teman suaminya dan menyiapkan minum untuk mereka. Mereka berakhir menikmati durian bersama sambil mengobrol. Anindya hanya mendengarkan obrolan mereka tanpa ada niat untuk menimbrung karena sebenarnya ia sudah lelah dan ingin memejamkan mata. Setelah durian habis, mereka berpamitan kembali ke mess karena sudah jam 9 malam. Mess akan di tutup pukul 10 malam, jadi mereka harus kembali sebelum itu.

Faris memperhatikan Anindya yang sedang membersihkan kulit durian dan menyapu ruang tamu. Dimatanya, penampilan Anindya saat ini sudah biasa karena setiap hari istrinya akan menyambutnya seperti itu. Apalagi sekarang Anindya mengenakan cardi membuat dress yang dikenakannya tertutupi dan terlihat sopan dengan panjang di bawah lutut. Tetapi ia tidak suka dengan cara Andra melihat istrinya.

Selama mereka mengobrol dan menikmati durian tadi, Faris menangkap Andra yang diam-diam memandang ke arah Anindya. Meskipun Anindya tidak merasa, Faris merasa tidak tenang dibuatnya. Tanpa aba-aba, Faris mengangkat tubuh Anindya dan membawanya ke dalam kamar meninggalkan sapu dan pengki di ruang tamu.

Setelah menutup pintu kamar, Faris mulai melancarkan permainannya. Anindya hanya bisa pasrah tanpa tahu penyebab Faris menginginkannya. Permainan demi permainan Faris lakukan dengan Anindya yang berusaha mengimbangi sampai akhirnya mereka mencapai puncak dan mengulangi permainan.

Ada perasaan tidak nyaman di hati Anindya. Ia merasa perlakuan Faris malam ini, berbeda dengan yang biasanya dilakukan. Walaupun hubungan intim mereka lakukan setiap Faris menginginkannya, ada yang berbeda kali ini. Faris seperti menuntutnya dan menegaskan jika hanya dia yang bisa menyentuhnya dengan mendominasi permainan tanpa memberikan Anindya kesempatan untuk mengeluhkan gerakan yang ia rasa tidak nyaman. Bahkan Faris sampai menahan tangan Anindya yang mencoba berpegangan kepadanya.

Permainan mereka untuk yang kesekian kalinya pun diakhiri dengan Faris yang merasa puas sedangkan Anindya menahan sakit di pangkal pahanya.

“Kamu hanya boleh melihatku!” bisik Faris sebelum akhirnya memejamkan matanya.

Tersirat tanda tanya di benak Anindya. Mengapa suaminya mengatakan hal itu? Bukankah selama menjadi istrinya, ia hanya melihatnya dan menjaga pandangannya? Anindya tidak tahu jawaban dari semua pertanyaannya, ia pun menyimpulkan jika suaminya hanya takut dirinya berpaling. Ia pun memantapkan hatinya jika ia tidak akan melakukannya.

Terpopuler

Comments

Okto Mulya D.

Okto Mulya D.

hehhh Faris, istri dianggap barang mainan..parahhhh..kasihan tohh

2024-08-09

1

Nabilah

Nabilah

pengen q jambak😎

2024-08-03

1

lihat semua
Episodes
1 1. Anindya
2 2. Menikmati
3 3. Ujian CPNS
4 4. Hari Pertama Bekerja
5 5. Garis 2
6 6. Andra Cedera
7 7. Andra
8 8. Tes DNA
9 9. Menikah Siri
10 10. Pulang Lebih Cepat
11 11. Menjelajah Mall
12 Maaf...
13 12. Dongkol
14 13. Ada apa denganmu?
15 14. Menggunakan Pelindung
16 15. Melahirkan
17 16. Aqiqah
18 17. Ibu Anindya Pulang
19 18. Kecelakaan
20 19. Tak Ingin Terpuruk
21 20. Awal Merenggang
22 21. Diamnya Anindya
23 22. Ban Bocor
24 23. Family Gathering
25 24. Mengantar Ardio
26 25. Andra Menggoda
27 26. Hujan
28 27. Melakukannya
29 28. Air Terjun
30 29. Meminta Cerai
31 30. Tak Tahu Malu
32 31. Pengadilan Agama
33 32. Resmi Janda
34 33. Aku juga Istrimu
35 34. Mencari Kontrakan
36 35. Kontrakan Baru
37 36. Faris dan Andra
38 37. Skandal
39 38. Faris Limbung
40 39. Martabak
41 40. Goyah
42 41. Mimpi
43 42. Usus Buntu
44 43. Rima
45 44. Tidak!
46 45. Bertemu
47 46. Libur
48 47. Mendekap
49 48. Mutasi
50 49. Berangkat
51 50. Playground
52 51. Sudah Beristri
53 52. Berkat Kamu
54 53. Bagaimana Bisa?
55 54. Anak Siapa?
56 55. Janda Beranak 1
57 56. Taman Wisata
58 57. Pinjam Uang
59 58. Gara-gara Kamu
60 59. Gosip
61 60. Istri Resmi
62 61. Melamar
63 Maaf
64 62. Izin Kuliah
65 63. Cincin
66 64. Serius
67 65. Lakukan Nanti
68 66. Sudah Menikah
69 67. Permainan Tangan
70 68. 20 Keluarga
71 69. Dari Pagi Sampai Malam
72 70. Yang Sempat Tertunda
73 71. Menantuku
74 72. Menyiapkan Stamina
75 75. Huft
76 76. Honeymoon
77 77. Mengganti Ingatan
78 78. Tidak Bisa Menolak
79 79. Berpapasan
80 80. Bagasi
81 81. Tak Puas
82 82. Apa Maksudmu?
83 83. Mual
84 84. Hah?
85 85. Bakso dan Mie Ayam
86 86. Mie Instan
87 87. Penyakit
88 88. 7 Bulan
89 89. Mobil
90 90. Negatif
91 91. Sate
92 92. Ending 1
93 93. Ending 2
94 Promo novel baru
Episodes

Updated 94 Episodes

1
1. Anindya
2
2. Menikmati
3
3. Ujian CPNS
4
4. Hari Pertama Bekerja
5
5. Garis 2
6
6. Andra Cedera
7
7. Andra
8
8. Tes DNA
9
9. Menikah Siri
10
10. Pulang Lebih Cepat
11
11. Menjelajah Mall
12
Maaf...
13
12. Dongkol
14
13. Ada apa denganmu?
15
14. Menggunakan Pelindung
16
15. Melahirkan
17
16. Aqiqah
18
17. Ibu Anindya Pulang
19
18. Kecelakaan
20
19. Tak Ingin Terpuruk
21
20. Awal Merenggang
22
21. Diamnya Anindya
23
22. Ban Bocor
24
23. Family Gathering
25
24. Mengantar Ardio
26
25. Andra Menggoda
27
26. Hujan
28
27. Melakukannya
29
28. Air Terjun
30
29. Meminta Cerai
31
30. Tak Tahu Malu
32
31. Pengadilan Agama
33
32. Resmi Janda
34
33. Aku juga Istrimu
35
34. Mencari Kontrakan
36
35. Kontrakan Baru
37
36. Faris dan Andra
38
37. Skandal
39
38. Faris Limbung
40
39. Martabak
41
40. Goyah
42
41. Mimpi
43
42. Usus Buntu
44
43. Rima
45
44. Tidak!
46
45. Bertemu
47
46. Libur
48
47. Mendekap
49
48. Mutasi
50
49. Berangkat
51
50. Playground
52
51. Sudah Beristri
53
52. Berkat Kamu
54
53. Bagaimana Bisa?
55
54. Anak Siapa?
56
55. Janda Beranak 1
57
56. Taman Wisata
58
57. Pinjam Uang
59
58. Gara-gara Kamu
60
59. Gosip
61
60. Istri Resmi
62
61. Melamar
63
Maaf
64
62. Izin Kuliah
65
63. Cincin
66
64. Serius
67
65. Lakukan Nanti
68
66. Sudah Menikah
69
67. Permainan Tangan
70
68. 20 Keluarga
71
69. Dari Pagi Sampai Malam
72
70. Yang Sempat Tertunda
73
71. Menantuku
74
72. Menyiapkan Stamina
75
75. Huft
76
76. Honeymoon
77
77. Mengganti Ingatan
78
78. Tidak Bisa Menolak
79
79. Berpapasan
80
80. Bagasi
81
81. Tak Puas
82
82. Apa Maksudmu?
83
83. Mual
84
84. Hah?
85
85. Bakso dan Mie Ayam
86
86. Mie Instan
87
87. Penyakit
88
88. 7 Bulan
89
89. Mobil
90
90. Negatif
91
91. Sate
92
92. Ending 1
93
93. Ending 2
94
Promo novel baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!