Hujan

"Enak aja! gue kan udah bilang tadi, jangan ada yang satu kamar sama beda jenis!" tegas lelaki itu yang langsung mendorong tubuh Riko untuk segera ke luar.

Riko langsung memegang pundak Aldi, lelaki itu menatapnya dengan satu alis yang terangkat, "elo bukan cowok tulen?" tanya lelaki itu yang langsung menutup mulutnya tidak menyangka.

Aldi berdecak, tanpa aba-aba dirinya langsung memukul kepala Riko, "sembarangan mulut lo!"

Riko merotasikan matanya, "lah terus maksud lo apa! jangan bilang lo nyangka kalau gue yang kathoey!" ujar lelaki itu dengan memicingkan matanya.

Aldi tergelak, "bukan gue yang ngomong. Gua cuma mau bilang lo jenis cowok galau, kalau gue kan jelas, cowok yang sedang bahagia," ucap lelaki itu yang kini mengangkat salah satu ujung bibirnya.

Riko menekuk bibir bawahnya, lelaki itu langsung melangkah, merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

"Woy! lo budek ya? jangan tidur di kamar ini gue bilang!" ucap Aldi dengan tegas.

Dengan menulikan telinganya, Riko memakai headset di telinganya, "kalau gak mau satu kamar sama gue, lo aja yang pindah!" ketus lelaki itu.

"Gue woy! yang punya Vila ini!"

****

Setelah selesai makan siang, dengan hidangan yang ternyata sudah di siapkan oleh orang suruhan Aldi, dan membereskan peralatan bekas makan mereka, empat orang gadis itu mulai merasa bosan.

"Kita jalan-jalan yu," ajak Rani yang langsung di angguki oleh ketiga sahabatnya itu.

Empat orang gadis itu berjalan menuju perkebunan teh yang tidak jauh dari vila itu.

"Disini pas nih buat photo-photo, angel nya keren banget," teriak Nakisya yang berada sedikit jauh dari tiga orang temannya.

Tak jauh dari tempat itu, seorang lelaki diam-diam mengambil gambar Nakisya yang sedang berselfie.

Mereka melangkah menuju tempat Nakisya dan mulai mengambil photo, dengan satu orang bergantian menjadi phtografer dadakan.

"Bener kata lo, Sya. disini pemandangannya lebih indah, hasil gambarnya jadi lebih keren, langitnya juga masya Allah banget ya, instagrammable banget nih," ujar Vani sambil melihat hasil gambar dari ponselnya.

"Gue langsung upload ah, biar gak keduluan sama lo pada," imbuh gadis itu kemudian. Membuat tiga orang gadis itu langsung berlomba saling berebut siapa dulu yang berhasil meng upload.

Sedangkan Nakisya yang tidak terlalu suka eksis di sosmed, gadis itu lebih tertarik pada taman bunga yang berada tak jauh dari kebun teh itu.

Belum sampai ke taman itu, namun dari arah depan, Nakisya berpapasan dengan Angga.

"Ini buat kamu." Satu tangkai mawar merah di berikan oleh Angga untuk gadis itu.

"Jangan mikir macem-macem, aku gak ada maksud lain kok. Tadi aku lihat ini, terus aku petik dan kebetulan ada kamu di sini," ujar lelaki itu saat melihat raut bingung dari gadis itu.

"Kalau gak suka, boleh di buang," imbuh lelaki itu kemudian.

Nakisya tersenyum, "makasih ya, aku emang suka bunga, jadi gak mungkin di buang," jawab gadis itu yang langsung melangkah dari tempat itu.

Cuaca yang semula cerah, kini perlahan mulai gelap, rintik hujan mulai turun membasahi bumi.

****

Aldi yang sedang menyiapkan sesuatu untuk Nakisya di vila, mengerutkan keningnya, saat melihat tiga orang gadis pulang tapi tidak ada Nakisya di antaranya.

"Kisya mana?" tanya Aldi yang mulai panik, pasalnya di luar hujan turun semakin lebat.

Rani mengedarkan pandangannya, "loh aku kira, Kisya udah pulang lebih dulu," jawab gadis itu semakin membuat Aldi panik.

Tanpa membuang waktu lagi, Aldi langsung membawa payung untuk mencari kekasihnya.

Nakisya yang berteduh di bawah pohon, membuat tubuhnya masih bisa terkena air hujan, namun tiba-tiba satu buah payung berhasil melindunginya dari air hujan itu.

"Ayo kita pulang," ajak lelaki itu yang berhasil membuat Nakisya mendongak.

"Eh, Angga, kamu ngapain repot-repot kesini?" tanya gadis itu yang mulai kedinginan.

Angga menatap Nakisya, "Kamu tahu hal yang paling romantis dari hujan? Dia selalu mau kembali, meski tahu rasanya jatuh berkali-kali".

"Maksud kamu?" tanya gadis itu yang kini mengerutkan keningnya, pertanda tidak mengerti dengan kalimat yang baru saja terlontar dari mulut lelaki itu.

"Kisya?"

Suara dari lelaki yang baru datang, membuat Nakisya tersentak. Gadis itu langsung menatap pada sosok lelaki yang baru datang.

Aldi langsung melangkah, memegang pergelangan tangan gadis itu. Nakisya langsung mengikuti langkah Aldi, meninggalkan Angga yang masih berdiri di tempatnya.

“Ketika melupakanmu sama rumitnya dengan melupakan hujan. Ketika merasa bahagia dan sakit di waktu bersamaan. Apakah ini yang disebut jatuh cinta? apa aku salah mencintai orang yang sudah mencintai orang lain?” Kalimat itu lolos begitu saja dari mulut Angga, saat melihat gadis yang dia cintai kini sudah melangkah jauh dari pandangannya. Benar-benar jauh, dan mungkin dirinya sudah tidak ada harapan untuk mendapatkan gadis itu.

Aldi dan Nakisya sudah sampai di Vila. Nakisya menatap Aldi yang tidak seperti biasanya. Dari tadi lelaki itu hanya diam, tanpa ada satu kalimat pun yang keluar dari mulutnya.

"Kamu marah?" tanya gadis yang kini menatap ke arah kekasihnya.

Aldi menggeleng, senyuman yang nampak di paksakan, terlihat dari wajah tampan lelaki itu.

Nakisya menyentuh tangan lelaki itu, "kamu cemburu, ya?" tebak gadis itu.

"Aku gak ngapa-ngapain kok tadi sama Angga," lanjut gadis itu yang tidak ingin kalau Aldi salah paham kepadanya.

"Enggak," jawab lelaki itu.

Nakisya menekuk bibir bawahnya, "terus? kok diam terus dari tadi?" tanya gadis itu dengan memicingkan matanya.

Aldi sekilas menatap gadis itu, kemudian kembali memalingkan pandangannya ke arah lain.

"Baju kamu basah, keliatan dalam nya," jawab lelaki itu datar.

Nakisya membulatkan matanya, setelah baru menyadari kalau dirinya memakai kaos berwarna putih dan memang benar kalau bagian dalamnya terlihat karena berwarna hitam, gadis itu langsung menutupnya dengan menyilangkan tangan di atas dadanya.

"Aku mandi dulu!" teriak gadis itu yang sudah berlari menuju kamarnya

Senyum Aldi terbit saat menyaksikan tingkah kekasihnya itu, namun saat teringat dengan sorot mata yang terpancar dari lelaki yang tadi bersama Nakisya, tiba-tiba senyum itu pudar. Aldi tau tatapan seperti itu, tatapan penuh cinta, dan dirinya tidak rela kalau ada orang lain yang mengharapkan cinta dari orang yang di cintainya.

Aldi melangkah ke arah jendela, "kedatangan hujan benar-benar menyejukkan hati, begitu juga padamu. Tapi ketika hujan pergi pamit, aku takut apakah kamu juga akan begitu?"

"Ngomong apaan sih, lo?"

Aldi melirik tajam ke arah lelaki yang kini duduk santai di kursi yang berada di samping dirinya.

"Kepo banget lo!" sentak Aldi yang langsung mengambil secangkir kopi milik lelaki itu.

Riko berdecak, "eh kampret! balikin punya gue! gue sumpahin kalau lo gak balikin, suatu saat punya lo bakal di ambil orang lain."

-

-

-

Nanti aku up lagi. Minta dukungannya ya, Like + Rate bintang 5 + Koment.

Kritik dan Saran di tunggu🤗🤗

Hatur Nuhun🙏🙏

Terpopuler

Comments

evita19

evita19

sumpahnya bg Riko bikin ngakak, ribut Mulu nih Riko ma Aldi gak ingat umur, tp aku suka 😅😅😅

2021-05-21

0

Fryy Sweet

Fryy Sweet

Seruan Aldi dan Riko sepertinya thor 😅

2021-04-17

0

Taengo

Taengo

kasihan angga. sama aku aja de aku juga jomblo

2020-10-14

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!