Riko mendelik, "gue beneran laporin, dan gue bakal jamin lo di pecat jadi calon mantu," ucap lelaki itu dengan salah satu ujung bibirnya yang terangkat.
****
"Siapa yang di pecat?" tanya Nakisya yang baru bangun dari tidurnya.
Aldi mengusap puncak kepala gadis itu, "bukan siapa-siapa kok. Kenapa bangun hum?" tanya lelaki itu yang kini tersenyum menatap wajah kekasihnya.
Nakisya mengedarkan pandangannya ke arah luar, dan menengok ke arah belakang, memastikan apakah mobil sahabatnya itu masih mengikutinya atau tidak. "Ini masih lama gak, nyampenya?"
"Bentar lagi kok," jawab Aldi yang langsung mendapat anggukan dari gadis itu.
Nakisya mengambil dan langsung membuka snack yang dia bawa dari rumahnya. "Kak Riko kok ikut gak ngajak Kak Nia?" tanya gadis itu sambil memasukan kripik ke mulutnya.
Gadis itu memang sudah mengetahui hubungan Riko, bahkan dirinya juga sudah kenal dekat dengan Nia.
"Dia sibuk," jawab Riko dengan cepat, terlihat raut wajah malas dari lelaki itu.
"Otw duda sebelum waktunya dia," celetuk Aldi yang langsung mendapat timpukan tisu dari lelaki yang sedang duduk di depan kemudi.
Nakisya membulatkan matanya, sampai tidak sadar kalau kripik yang hendak dia masukan ke mulutnya, sudah di serobot oleh Aldi, membuat gadis itu merengut tidak ikhlas.
"Kakak mau putus?" tanya gadis itu yang terlihat shock.
Riko berdecak, "sembarangan! enggak lah, cuma lagi gak akur aja," jawab lelaki itu seolah takut apa yang di tanyakan gadis itu menjadi kenyataan.
Aldi mencebik, "buruan nikah lo! masa mau keduluan sama adiknya," ujar Aldi dengan salah satu ujung bibir yang terangkat.
"Mon maaf ya Bambang, ngaca! siapa yang udah keduluan," ucap lelaki itu dengan senyum penuh kemenangan.
Nakisya mengerutkan keningnya, "oh iya, Bang Al kan di langkahin sama Kak Naura ya? malah udah punya anak satu," ujar gadis itu.
Aldi menghela napas, "makanya kamu cepetan dong putuskan, mau kapan kita nikahnya," ujar lelaki itu dengan sorot mata penuh harapan.
.
****
Mobil yang di tumpangi mereka sudah sampai tempat tujuan. Kedatangan mereka semua langsung di sambut oleh sepasang suami istri yang berlari dari arah samping Vila.
Pria paruh baya itu membungkukan tubuhnya, "Den Aldi selamat datang di Vila milik Aden sendiri. Selamat datang juga semuanya. Ada yang bisa saya bantu, Den?" tanya pria paruh baya yang langsung memberikan kunci vila itu.
Aldi langsung mengangkat pundak pria itu, "tidak ada, Pak. Nanti kalau ada saya panggil. Sekarang kalian pulang saja, istirahat. Terima kasih sudah mempersiapkan semuanya," ujar lelaki itu dengan nada bicara yang sangat ramah.
Meskipun Aldi berasal dari keluarga kaya, bahkan sudah mapan dengan kerja kerasnya sendiri, namun tidak membuat lelaki itu sombong, dan itu yang semakin membuat Nakisya kagum dengan calon suaminya itu.
"Ternyata Vila nya besar banget ya? design nya juga unik, jadi gak sabar pengen lihat dalamnya," ujar Vani yang terlihat bersemangat, dengan kaki yang hendak melangkah ke arah pintu.
"Sabar dong Turkiem! malu-maluin banget sih lo!" sinis Weni yang langsung menarik kerah baju gadis itu.
Aldi terkekeh, "gapapa kok, yu kita masuk. Ayo sayang," ajak lelaki itu pada gadis yang sedang mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru bangunan itu.
Nakisya menjinjitkan tubuhnya, "jangan manggil aku dengan kata sayang dong, aku malu tau," bisik gadis itu, tepat di samping telinga Aldi.
Aldi menepuk pelan puncak kepala Nakisya, "gapapa dong, kan mereka juga udah pada tau."
"Iya, tapi kan tetep aja akutuh malu tau!" ujar gadis itu dengan menekuk bibir bawahnya.
"Woy! kapan nih kita harus berdiri di sini, menyaksikan drama kalian berdua?" teriak Riko dengan melipat kedua lengannya di atas dada.
Aldi mendelik sebal, "siapa yang nyuruh elo berdiri di situ! kenapa gak langsung masuk?" tanya lelaki itu yang langsung di balas tatapan takjub dari semua orang, kecuali Angga, lelaki itu masih mengarahkan pandangannya pada sosok gadis yang masih berada di hatinya.
Riko mulai geram, "pintunya masih di kunci, dan kuncinya di elo, ogeb!" ujar lelaki itu hendak memukul wajah sahabatnya.
Aldi terkekeh, dirinya yang sibuk dengan Nakisya, seolah lupa dengan keberadaan orang di sekitarnya."Oh," jawab Aldi dengan santai. Lelaki itu langsung melemparkan kuncinya, yang dengan sigap di tangkap oleh Riko.
"Disini ada 5 kamar, kalian boleh pilih kamar kalian masing-masing ya, tapi awas! jangan ada yang satu kamar sama beda jenis," perintah Aldi yang langsung di angguki oleh semuanya.
Weni melangkah mendekat ke arah Nakisya, "gue satu kamar sama lo ya, Sya."
"Jangan mau sama dia, Sya, dia suka ngorok, berisik. Mending sama gue aja," ujar Vani yang sudah menggeser tubuh Weni.
Weni melotot tajam ke arah Vani, "enak aja, eli tuh yang suka ileran kalau tidur, jorok! jangan mau Sya, sama gue aja ya?" pinta gadis itu yang kini memegang tangan kiri Nakisya.
Terjadi perebutan antara kedua gadis itu, membuat Rani geram menyaksikan keduanya, "kenapa kalian malah ribut sih? kenapa gak ada yang mau sama gue?" tanya gadis itu dengan tatapan tajam yang menyorot kearah keduanya.
"Ogah!" jawab kedua gadis itu dengan kompak, membuat Rani semakin geram dengan kedua sahabat laknatnya itu, sedangkan Nakisya hanya diam dengan tubuh yang mulai miring kekiri dan kekanan, akibat ulah kedua sahabat yang menarinya.
Rani langsung menarik kedua rambut sahabatnya dari belakan, "kenapa gak mau!"
"Elo galak!" jawab Vani yang lebih dulu terlelap dari tangan Nakisya.
"Elo bawel!" tambah Weni kemudian, yang kini mengaduh karena tarikan di rambutnya yang semakin kencang.
Rani langsung melepaskan rambut keduanya, saat kedua gadis itu sudah mengaduh, "oke, kalau gitu gue yang satu kamar sama Kisya."
Rizky dan Angga berada di satu kamar yang sama. Rizky melangkah menuju jendela, dan langsung membuka benda itu. "Untung kita ikut kesini ya, udaranya seger bener," ujar lelaki itu dengan menghirup dalam-dalam udara dari taman yang masuk ke kamar itu.
Angga menghela napas, "gue malah nyesel ikut kesini, makin sakit hati gue," jawab lelaki itu dengan tatapan kosong.
Rizky memang sudah tau tentang Angga yang menyukai Nakisya, "udah lah, kan elo sendiri yang bilang, yang penting bisa dekat udah bikin lo seneng, makanya gue ajak lo kesini," ujar lelaki itu dengan menepuk pundak sahabatnya.
"Kalau lo kurang nyaman sama cowoknya Kisya, kita bikin acara berdua aja nanti," imbuh lelaki itu kemudian.
Aldi sudah masuk ke kamarnya, lelaki itu hendak menutup pintu, namun tiba-tiba seseorang mendorong benda itu dari luar.
"Ngapain sih lo kesini!" ketus Aldi pada lelaki itu.
"Ya gue mau masuk, kan kita satu kamar," jawab lelaki itu yang langsung menyerobot masuk saat pintunya terbuka.
"Enak aja! gue kan udah bilang tadi, jangan ada yang satu kamar sama beda jenis!" tegas lelaki itu yang langsung mendorong tubuh Riko untuk segera ke luar.
-
-
Hah! maksudnya Bang Al pa'an ya? emang mereka beda jenis? jangan-jangan Bang Al, cowok KW??🤔🤔😂😂
Rate + Like + Koment ya, Vote nya sumbangin buat Vino Naura aja🙏🤗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 84 Episodes
Comments
Mamahe Bila
hahahaaaa aldi ada" aja 😂😂
2020-11-02
1
Naoki Miki
Haii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
Cuss bacaa jan lupa tinglkan jejaakk🤗
tkn prfil q aja yaa😍
vielen danke😘
2020-10-24
1
Endang Astuti
😂
2020-10-20
1