Supir

Aldi langsung merangkul tubuh Nakisya, melangkah menuju mobilnya.

Angga terus memperhatikan kedua orang yang kini berjalan meninggalkannya. "Aku telat," batin pemuda itu dengan menjatuhkan setangkai bunga mawar merah yang di simpan di balik jas yang di kenakannya.

"Kisya" teriak Rani yang sedang berjalan bersama dua orang sahabatnya.

Nakisya dan Aldi yang hampir sampai ke mobilnya, seketika menoleh, "iya," jawab gadis itu, yang langsung melepaskan tangan Aldi yang masih melingkar di belakang tubuhnya.

Rani tertawa saat melihat wajah Nakisya yang terlihat merah, "udah santai aja kali, iya gak gaes?"

Semua sahabat Nakisya tersenyum, "iya gapapa, calon manten mah bebas kok, mau gimana juga, kan dunia milik kalian berdua," ujar Vani sambil terkekeh.

"Kita-kita mah cuma numpanh, iya gak gaes?" imbuh gadis itu kemudian, yang berhasil membuat semuanya tertawa.

Nakisya semakin bersemu, "apa sih kalian!" gerutu gadis itu yang kini menjadi salah tingkah.

"Ciye, blushing tuh wajah," teriak semua sahabatnya nyaris kompak.

Weni satu langkah maju ke arah Aldi, "jadi ini yang namanya Bang Al? kenalin aku Weni, sahabat Kisya yang paling cantik dan imut, yang paling penting, aku masih jomblo loh, Bang," ucap gadis itu dengan mengedipkan sebelah matanya.

Vani menarik sanggul gadis itu dengan kasar, membuat sang empunya nyaris terjungkal ke belakang.

"Bar bar banget sih lo," gerutu Weni yang kini memegang sanggulnya yang sudah berantakan.

Vani tersenyum canggung ke arah Aldi, "maafin ya, Bang. Dia mah emang gesrek," ucap gadis itu sambil mendelik ke arah Weni.

"Jangan jadi pelakor lo," bisik Vani di samping telinga Weni.

"Siapa juga yang mau jadi pelakor, gue kan cuma kenalan," jawab gadis itu dengan suara yang keras.

"Berisik kalian!" ucap Rani yang merupakan sahabat Nakisya yang sedikit agak waras.

Rani tersenyum ke arah Nakisya, "jadi gini, Sya, maksud kita-kita manggil elo tuh, mau ngajak elo buat ngerayain keberhasilan kita," ujar gadis itu.

"Lo bisa ikut kan?" tanya gadis itu, terlihat raut wajah penuh harap dari gadis itu.

Nakisya melirik Aldi. Seolah langsung mengerti dengan tatapan kekasihnya itu, Aldi langsung mengangguk, "boleh, tapi ada syaratnya," ujar lelaki itu, dengan senyuman yang menghiasi wajah gantengnya.

"Ya ampun, Sya, lo dapat dari mana sih yang kek begitu, bagi ke gue dong kalau masih ada," cicit Vani tanpa sadar, yang berujung mendapat satu pukulan di kepala gadis itu.

Vani melotot tajam ke arah Weni, "sakit Markonah!" gerutu gadis itu, yang hendak membalas perlakuan Weni.

****

Keesokan harinya, sesuai persyaratan yang diajukan Aldi, yaitu Nakisya boleh ikut asalkan Aldi juga boleh ikut, dan Aldi yang mengatur tempatnya, yaitu salah satu vila milik keluarganya yang berada di puncak.

Nakisya sudah siap dengan kaos putih, bawahan navy, dan sepatu yang warnanya senada dengan pakaiannya. Terlihat simple namun tidak mengurangi kesan manis pada gadis itu.

"Sya, ayo! nanti keburu macet" teriak 3 orang gadis yang baru saja sampai ke rumahnya.

"Iya bentar, aku masih nunggu Bang Al," jawab gadis itu sambil mengecek kembali ponselnya.

Suara mesin mobil yang baru sampai langsung membuat Nakisya keluar, "loh kalian?" tanya gadis itu yang mengira kalau itu adalah Aldi.

Dua orang lelaki yang baru turun dari mobilnya, langsung melangkah menuju para gadis yang sedang duduk di kursi yang berada di luar.

Nakisya membalas senyum dari kedua lelaki itu, kemudian dirinya langsung melirik ke arah Rani, meminta jawaban dari sahabatnya itu.

Rani menggaruk tengkuknya, "sorry, Sya, gue gak di bolehin nyetir sendiri sama bokap gue, jadinya gue ngajakin Rizky sepupu gue, terus gara-gara dia gak mau sendirian jadinya dia ngajakin Angga.

Nakisya memang mengenal kedua lelaki itu, karena mereka satu sekolah, namun yang dia bingung, bagaimana cara dia minta ijin sama kekasihnya yang ternyata belakang ini berubah jadi semakin posesif.

Nakisya hanya mengangguk. Tak lama kemudian mobil Range rover memasuki halaman rumahnya.

Nakisya mendadak gelisah saat melihat siapa yang datang itu, dirinya takut kalau kekasihnya akan menolak keras dua orang lelaki itu, "Bang Al," ucap gadis itu pada lelaki yang sekarang ada di hadapannya.

Aldi melirik ke arah dua orang lelaki yang usianya seumuran dengan Nakisya. Aldi ingat betul, salah satu dari lelaki itu merupakan lelaki yang kemarin bersama Nakisya.

Nakisya terus mengikuti tatapan kekasihnya, yang terlihat datar saat memandang Angga dan Rizky.

Namun ternyata jauh dari dugaan Nakisya, Aldi tersenyum ramah saat membalas senyum kedua lelaki itu.

Aldi kembali melirik ke arah Nakisya, "pacarnya sahabat kamu ya?" tanya santai lelaki itu.

Nakisya sempat melirik ke arah tiga orang sahabatnya, "iya, mereka pacarnya Vani sama Weni," jawab gadis itu dengan cepat.

"Mereka boleh ikut kan, Bang?" tanya gadis itu kemudian.

Aldi mengangguk sebagai jawaban, "yaudah aku mau pamit dulu sama Om dan Tante, mereka ada kan?" tanya lelaki itu yang hendak melangkahkan kakinya ke dalam rumah.

"Mereka gak ada, lagi keluar," jawab gadis itu yang seketika langsung membuat langkah lelaki itu terhenti.

Aldi menatap gadis itu, "terus gimana? kita gak mungkin berangkat, kalau belum dapat ijin dari orang tua kamu."

Nakisya tersenyum saat melihat perubahan raut wajah kekasihnya, seolah mengerti, gadis itu langsung melontarkan kalimatnya, "tenang aja, Ayah sama Bunda udah ngasih ijin kok, apalagi saat mereka tau kalau Bang Al ikut."

"Woy cepetan!" teriak lelaki yang ternyata ada di dalam mobil Aldi.

"Kak Riko?" terik Nakisya yang langsung melangkah ke arah kakak sepupunya.

****

Mereka berangkat dengan dua mobil yang berbeda. Ketiga sahabat Nakisya juga Angga berada di mobil yang di kendarai oleh Rizky, sedangkan Nakisya bersama Aldi dan kakak sepupunya.

Sebelumnya Aldi menyuruh Riko untuk mengendarai mobil yang di tumpangi sahabatnya Nakisya, namun Riko menolak, dengan alasan gak suka gabung sama anak kecil.

Namun pilihannya untuk satu mobil dengan Aldi dan Nakisya juga rupanya tidak tepat.

"Kalau aja gue tau, gue cuma mau di jadikan supir, naji* gue minta ikut sama lo!" gerutu Riko yang kini sedang mengemudikan mobil milik Aldi.

Aldi yang duduk di bangku belakang bersama gadis tercintanya, hanya terkekeh, "inget, bukan gue yang minta lo buat ikut," ledek lelaki itu sambil menarik kepala Nakisya yang sudah tertidur untuk di sandarkan di pundaknya.

Riko mendelik, "awas lo, jangan macam-macam sama adik gue!" ancam lelaki itu kemudian, saat melihat Aldi mengelus pipi gadis itu.

"Yaelah, siriko aja lo!" ucap lelaki itu, seolah tidak takut dengan ancaman lelaki yang ada di hadapannya, Aldi dengan sengaja terus melanjutkan aksinya.

Riko berdecak, "sirik gak pake o!" ujar lelaki itu dengan kesal.

"Kalau beg*, baru pake!" imbuhnya kemudian.

Aldi tergelak, "iya dan yang ***** itu elo!" jawab lelaki itu dengan seringai yang terlihat menyebalkan untuk Riko.

Riko mendelik, "gue beneran laporin, dan gue bakal jamin lo di pecat jadi calon mantu," ucap lelaki itu dengan salah satu ujung bibirnya yang terangkat.

-

-

**Buat visualnya, kalau kalian kurang suka, boleh pake imajinasi sendiri ya😍😍

Like + Koment + Rate bintang lima ya

Hatur Nuhun**🤗🤗

Terpopuler

Comments

Mamahe Bila

Mamahe Bila

baca novel klo bnyk tmn nya itu seneng jdi rame ketawa2 ga tegang

2020-11-02

1

Yani SNA

Yani SNA

lanjuut

2020-10-02

1

S.Anggara

S.Anggara

riko knp gk ngajak Nia skalian..biar kgak jd obat nyamuk

2020-09-14

4

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!