apa ini semacam perpisahan?

"kita adalah dua orang yang gagal, meski rasa ku tak pernah berubah. Tetapi itu tidak merubah kita yang tetap terpisah🥀"

Padahal, tadinya Brian ingin mengatakan bahwa dia akan melanjutkan studinya ke Amerika. Akan tetapi, keadaan keduanya saat ini sama-sama buruk. Brian baru menyadari, bahwa selama ini memang hanya Raina yang selalu perduli padanya.

Tetapi, Brian juga sebenarnya sangat mencintai Raina. Akan tetapi, caranya menyampaikan perasaannya terkadang salah, bahkan terlihat kasar untuk di rasa.

Begitu juga dengan Raina, saat ini dia telah sampai pada titik jenuhnya. Di mana dia merasa sangat sakit, dan memilih berakhir. Meski begitu, Raina tetap tidak bisa ketika melihat Brian memohon kepadanya, membuatnya berada dalam dilema.

"sayang, gimana keadaan mu? Udah lebih baik?" tanya Brian pelan, dan menghampiri Raina yang masih menatap keluar jendela.

"hmmmm, aku ingin tidur." jawab Raina pelan.

"tidur lah, aku akan menunggu di sini." ujar Brian dengan tersenyum.

"gak usah, kamu pulang aja. Nanti di cari, karena gak pulang ke rumah, belum lagi satpam di depan, besok pagi aku bisa di depak dari sini." ujar Raina dengan mengusap wajahnya kasar, mengusap sisa-sisa air matanya.

"aku udah susah dari dulu, aku gak siap kalau besok pagi harus di usir juga dari sini." sambung Raina dengan lirih, suaranya hampir tidak terdengar. Air matanya kembali mengalir, dia bahkan teringat bagaimana perjuangannya mendapatkan rumah kecil yang di tempati olehnya saat ini. Seketika Raina teringat jika selama beberapa bulan ini, pemilik rumah yang di tempati olehnya tidak menagih uang bulanan. Harusnya, dia sudah di tagih, karena ini sudah lebih dari tiga bulan dari terakhir dia membayar uang sewa.

"Sayang, jangan bicara begitu. Maaf, okey aku salah, aku minta maaf." jawab Brian merasa bersalah.

"bagaimana mungkin aku tega, membuat mu berada di luar, dan tidak memiliki tempat tinggal." sambungnya lagi dengan mendekat, meraih Raina yang masih berusaha menahan tangisnya.

"tapi, kamu hampir setiap hari tega membuat hati ku sakit, dan kamu selalu mengulangi hal yang sama." batin Raina dengan memeluk kedua lututnya erat.

"aku tadi meminta Rico mengantar sesuatu untuk mu, di letakan di mana sama dia ya." ujar Brian pelan, teringat bingkisan yang di minta olehnya untuk di berikan kepada Raina. Kedua matanya mencoba mencari di sudut kamar kecil itu tetapi tidak ada.

"apa yang ingin kamu tunjukan?" tanya Raina tak semangat.

"hasil pemeriksaan dia lagi?" tambahnya dengan membuang nafasnya kasar.

Brian memang pernah beberapa kali menunjukan hasil pemeriksaan Alicia, wanita yang selama ini selalu bersama Brian.

Brian bahkan rela berbohong kepadanya hanya demi Alicia. Brian mengatakan bahwa Alicia sedang sakit keras, sehingga dia membutuhkan Brian untuk selalu menemaninya.

Tetapi, Brian juga lupa bahwa Raina juga sama membutuhkan dirinya. Apa lagi, akhir-akhir ini keadaanya sangat buruk. Dia tidak tahu harus ke mana harus berbagi cerita.

"Ra... Gak gitu," jawab Brian dengan menghela nafasnya panjang.

"aku berapa kali sih, harus jelasin?" tanya Brian mencoba menahan suaranya agar tidak terlalu keras dan juga meninggi.

"iya, aku ngerti. Sekarang pergilah, tuh tuan putri sudah menghubungi sejak tadi." jawab Raina dengan menunjukan ponsel Brian yang di letakan di meja yang tak jauh dari posisinya saat ini. Raina bahkan melihat sejak tadi, ponsel Brian berkedip sejak kedatangannya.

Mendengar ucapan Raina yang terdengar dengan serak, sudah di pastikan dia sedang menahan tangisnya lagi. Dengan segera, Brian menghampirinya dan membawanya dalam dekapnya.

"lepas!"

"aku sudah bilang, pulang lah!" ujar Raina hampir berteriak hingga akhirnya tangisnya kembali pecah.

Brian tidak beranjak, dia tetap memeluk Raina dengan erat, meskipun dengan keras Raina menolak. Hingga beberapa saat kemudian, Raina sedikit lebih tenang, baru lah Brian mulai melonggarkan dekapannya.

"sudah jangan nangis lagi, ini untuk yang terakhir ya nangisnya. Pokoknya, setelah ini aku gak mau lagi kamu nangis." ujar Brian dengan mengusap pelan sudut matanya.

"karena titipan itu gak tahu di mana, aku kasih tahu langsung saja deh, selamat ya sayang, kamu lulus masuk perguruan." ucap Brian dengan tersenyum.

"apa?"

"kamu jangan bercanda, aku belum daftar apa pun, kalau kamu lupa." jawab Raina pelan.

"kata siapa? Aku sudah mendaftarkan nama mu di beberapa universitas yang bagus. Sementara ini baru dapat satu informasi sih, nanti yang dua menyusul." jawab Brian dengan tersenyum.

"kamu serius?" tanya Raina dengan tidak percaya.

Brian memang sengaja mendaftarkan Raina di beberapa perguruan secara online, karena Raina salah satu siswi yang cukup berprestasi. Apa lagi, Raina tidak terlalu tertarik dengan berita online, dia bahkan kadang lupa fungsi ponselnya untuk apa.

Tadinya, Brian ingin memberitahu Raina lebih dulu sebelum dia mendaftarkan namanya. Akan tetapi, entah karena apa, dirinya justru lupa untuk memberitahunya.

"iya, aku serius. Dan aku juga mau ngasih tahu, aku bakal lanjut ke Amerika. Seperti yang kamu tahu, aku tidak bisa menolak permintaan Papa." ujar Brian dengan kembali memeluk Raina sekali lagi.

"jadi, ini semacam perpisahan?" tanya Raina dengan lirih.

"aku tidak tahu, tapi aku masih berharap kita masih memiliki banyak waktu." jawab Brian dengan pelan.

"Kalau memang ini adalah akhir tentang kita, aku harusnya sudah terbiasa. Karena aku memang sudah terbiasa tanpa kamu. Meskipun tetap merasa sakit, setidaknya aku sudah terbiasa sakit sejak lama." batin Raina lagi dengan sendu.

Meskipun tidak segala hal menyakitkan, pada kenyataanya perpisahan selalu berakhir menjadi kerinduan. Walau tidak jarang, hanya berlaku untuk sebelah saja, dan tak jarang juga keduanya sama-sama merasa kerinduan yang sama.

Namun, meski beberapa orang berharap perpisahan bukan akhir dari segalanya, tetap saja jejak itu menimbulkan luka rindu untuk Dia yang dengan tulus merasa. Dan parahnya, terkadang rela menunggu untuk waktu yang lama. Padahal, belum tentu kerinduan itu di balas dengan kerinduan yang sama.

"kita tetap seperti ini ya, meski nanti jarak di antara kita semakin jauh." ujar Brian dengan pelan, sementara Raina yang berada dalam dekap Brian tidak merespon apapun. Karena dia sendiri sudah sibuk dengan pikirannya yang semakin kacau, tubuhnya juga merasa sakit.

Sudah di pastikan, besok pagi dia tidak bisa beraktivitas seperti biasa. padahal, Minggu adalah jadwalnya untuk masuk kerja pagi.

Ya, Raina memilih untuk bekerja menjadi waiters di sebuah rumah makan. Karena hanya pekerjaan itu yang memiliki shift untuk anak sekolah seperti dirinya. Dan yang paling penting, di sana Raina merasa memiliki keluarga, karena semua teman kerjanya kebanyakan sudah dewasa. Dengan mudah, selalu memberinya banyak pengalaman, serta membantunya saat kesulitan.

Meskipun hingga saat ini, dia masih enggan untuk berbagi perihal kisah hidupnya yang rumit.

Terpopuler

Comments

Muliana

Muliana

Jangan percaya Raina, itu semua bullshit

2024-08-05

1

lihat semua
Episodes
1 Jangan berhenti mencintai ku
2 mari selesai
3 pergi sulit, bertahan sakit.
4 apa ini semacam perpisahan?
5 sakit yang tak pernah sembuh.
6 boleh peluk sekali saja?
7 aku menyerah
8 tulus mu tak berguna
9 pertama namun terakhir
10 mulai lelah
11 Takdir apa lagi tuhan?
12 ini tidak lucu
13 Hati yang sama lelah
14 Biarkan mengalir
15 Apa kita senasib?
16 Apa lagi tuhan?
17 karena cinta yang tersisa
18 Derita seakan tanpa jeda
19 Ukurannya berapa?
20 perihal lalat dan lebah
21 adik ipar yang ternyata
22 Berhenti sendirian.
23 melepas mu aku patah
24 Dusta berbalut luka
25 bahaya kalau lapar
26 Bukan pena tanpa tinta
27 Sepasang Rindu
28 sebaiknya mulai menerima
29 pipi merah?
30 bahagia atau tidak
31 kehadiran Kekasih lama mu
32 Selamanya dengan ku
33 teraniaya sunyi
34 Rindu terlarang
35 bukan gagal mencintai
36 Apa masalah mu?
37 Berapa harga mu?
38 kita yg tak pernah untuk kita
39 Cinta bukan Canda
40 Salahkan Aku!
41 bukan buka segel
42 patah hati
43 Noda Merah
44 sedikit ada cahaya
45 Jangan sekarang, aku mohon!
46 sendiri dalam sendu
47 aku lapar!
48 aku, kamu selesai.
49 berdarah dan sakit
50 Aku pergi, untuk dia.
51 Jiwa yang patah
52 trauma yang terungkap
53 sakit yg tak pernah berakhir
54 tak ingin mengulang
55 kita butuh waktu berdua
56 patah hati
57 lupa kalau sakit.
58 Takdir yang sama menyakitkan
59 Jangan menjadi aku, dalam versi apapun.
60 tentang hati yang luka
61 Semesta punya cara
62 Menemukan mu
63 sakit ku tak pernah sembuh.
64 Melupakan atau merelakan
65 luka yang paling nyata
66 siapa manusia beruntung
67 lepas kesekian kalinya
68 Kemustahilan itu adalah kita
69 Luka, sampai berapa lama?
70 Siapa kejam sesungguhnya
71 terlalu mudah untuk selesai
72 Berhenti sejenak, dan nikmatilah kerinduan ku
73 Drama di bayar drama
74 Hasrat Rindu Terlarang
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Jangan berhenti mencintai ku
2
mari selesai
3
pergi sulit, bertahan sakit.
4
apa ini semacam perpisahan?
5
sakit yang tak pernah sembuh.
6
boleh peluk sekali saja?
7
aku menyerah
8
tulus mu tak berguna
9
pertama namun terakhir
10
mulai lelah
11
Takdir apa lagi tuhan?
12
ini tidak lucu
13
Hati yang sama lelah
14
Biarkan mengalir
15
Apa kita senasib?
16
Apa lagi tuhan?
17
karena cinta yang tersisa
18
Derita seakan tanpa jeda
19
Ukurannya berapa?
20
perihal lalat dan lebah
21
adik ipar yang ternyata
22
Berhenti sendirian.
23
melepas mu aku patah
24
Dusta berbalut luka
25
bahaya kalau lapar
26
Bukan pena tanpa tinta
27
Sepasang Rindu
28
sebaiknya mulai menerima
29
pipi merah?
30
bahagia atau tidak
31
kehadiran Kekasih lama mu
32
Selamanya dengan ku
33
teraniaya sunyi
34
Rindu terlarang
35
bukan gagal mencintai
36
Apa masalah mu?
37
Berapa harga mu?
38
kita yg tak pernah untuk kita
39
Cinta bukan Canda
40
Salahkan Aku!
41
bukan buka segel
42
patah hati
43
Noda Merah
44
sedikit ada cahaya
45
Jangan sekarang, aku mohon!
46
sendiri dalam sendu
47
aku lapar!
48
aku, kamu selesai.
49
berdarah dan sakit
50
Aku pergi, untuk dia.
51
Jiwa yang patah
52
trauma yang terungkap
53
sakit yg tak pernah berakhir
54
tak ingin mengulang
55
kita butuh waktu berdua
56
patah hati
57
lupa kalau sakit.
58
Takdir yang sama menyakitkan
59
Jangan menjadi aku, dalam versi apapun.
60
tentang hati yang luka
61
Semesta punya cara
62
Menemukan mu
63
sakit ku tak pernah sembuh.
64
Melupakan atau merelakan
65
luka yang paling nyata
66
siapa manusia beruntung
67
lepas kesekian kalinya
68
Kemustahilan itu adalah kita
69
Luka, sampai berapa lama?
70
Siapa kejam sesungguhnya
71
terlalu mudah untuk selesai
72
Berhenti sejenak, dan nikmatilah kerinduan ku
73
Drama di bayar drama
74
Hasrat Rindu Terlarang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!