pergi sulit, bertahan sakit.

"Kita adalah narasi yang tak pernah selesai, dan berakhir menjadi tumpukan naskah yang tidak pernah terpakai🥀"

"sayang kamu bicara apa?" ucap Brian dengan terkejut.

"gak bisa, kita udah pernah bahas ini sebelumnya. Ayo pulang, kamu gak sehat, makanya bicaranya nyeleneh!" sambung Brian lagi masih kekeh membawa Raina bersamanya.

"enggak!"

"aku bilang enggak!"

"aku mau pulang sama Rico," jawab Raina dengan frustasi, kedua tangannya menghempaskan genggaman Brian dengan kuat, kemudian Raina terduduk dengan memegangi kepalanya yang mulai terasa berputar.

"udah, kali ini nurut aja."

"biar Rain gue yang bawa, Lo liat sendiri gimana kondisinya." ucap Rico akhirnya dengan membuang nafasnya kasar.

kemudian, Rico membawa Raina masuk kedalam mobil. Raina menolak, karena dia mengira Rico memintanya untuk pulang bersama Brian.

"aku yang bawa mobilnya, gak mungkin kan kamu naik motor ku dengan kondisi begini?" ucap Rico pelan, hingga akhirnya Raina terdiam dan bersedia masuk kedalam mobil.

sementara itu, Brian yang kesal dan marah mengoceh tidak jelas, hingga beberapa saat kemudian Rico melemparnya dengan kunci motor milik Rico.

"gue bawa mobil Lo," ujar Rico datar, sebelum akhirnya mobil itu melaju dengan kecepatan sedang.

"sial!"

"Raina, sorry!" teriak Brian dengan keras, saat mobilnya sudah melaju, namun teriakannya masih bisa di dengar oleh Raina yang berada di dalam mobil bersama dengan Rico.

mendengarnya, Raina hanya tersenyum getir. Menertawakan dirinya yang saat ini, berapa bodohnya dia yang berjuang sendirian. Andaikan rasanya bisa memilih, Raina akan memilih untuk tidak pernah merasa, karena pada kenyataanya perasaanya justru membuatnya terjebak dalam lubang hampa terlalu lama.

Raina mengutuk dirinya sendiri, bagaimana bisa dia berdiam diri terlalu lama selama ini, jika rasa cintanya membuatnya tak berdaya. Mengapa dia harus jatuh cinta , takdir membuatnya benar-benar merasa patah untuk yang kesekian kalinya.

"kita ke rumah sakit dulu Rain," ucap Rico datar.

"tidak, aku ingin rumah ku." jawab Raina dengan sisa-sisa tenaganya.

"okey," ujar Rico pasrah, kedua matanya memeriksa Raina sesekali sembari menyetir mobil yang mereka kendarai.

Rico memang sudah terbiasa akrab dengan Raina, dia bahkan memiliki panggilan sendiri untuk Reina yaitu Rain. Sedangkan Brian, dia biasanya memanggil Reina dengan panggilan Rara.

Rico salah satu saksi perjalan kisah cinta Raina, yang menemani Raina dengan Brian sejak duduk di bangku pertama sekolah mereka.

Raina yang tidak memiliki keluarga sama sekali, sangat membuat Brian tertarik saat itu. Akan tetapi, Brian tidak benar-benar mencintai Reina saat itu. Dan sementara Reina, dia sudah jatuh hati pada Brian saat pertama kali melihatnya.

Mengetahui bahwa Reina sering memperhatikannya dari jarak jauh, Brian mencoba untuk mendekatinya. Tentu saja, Reina yang saat itu sedang jatuh hati padanya tidak menolak sama sekali, saat Brian memintanya menjadi kekasihnya.

Meski pada akhirnya, Reina kecewa ketika tidak sengaja mendengar percakapan Brian dengan Rico, bahwa Brian masih memiliki seorang kekasih saat itu.

Namun, tak selang beberapa lama, Brian mengatakan bahwa keduanya sudah berpisah. Dan mengatakan bahwa Brian mencintai Reina.

***

"Rico, maaf ya. Aku selalu membuat mu repot." ucap Reina lirih.

"kamu bicara apa, aku gak suka Rain. Kamu juga tahu, kamu juga sama berharganya seperti Brian. Kalian teman baik ku." ucap Rico pelan, sebelum akhirnya membantu Reina turun dari mobil dan mencoba membantu Reina untuk naik ke punggungnya lagi. Reina terlihat tidak memiliki tenaga sama sekali. Rico sangat baik, dia bahkan mengerti apa yang harus di lakukan tanpa perlu di minta.

"aku gak tahu, bagaimana aku harus membalasnya. Semoga, suatu hari nanti aku bisa membalas semua kebaikan mu." ucap Raina dengan sendu.

"pasti, suatu saat nanti aku akan menagih kebaikan ku, makanya, kamu harus sehat terus. supaya bisa balas kebaikan ku." jawab Rico dengan tersenyum.

"kamu istirahat sebentar, aku periksa isi kulkas mu ada yang bisa di makan atau tidak." ujar Rico, ketika sudah mengantar Reina ke kamarnya. Dan Reina hanya mengangguk pelan.

"Lo, pulang!"

"gue yang tungguin Reina!"

Pesan yang di kirim oleh Brian pada Rico, namun Rico tidak membukanya. Karena, Rico sedang mencari-cari isi kulkas Reina. Tak sabar, akhirnya Brian menelponnya.

"apa?" ujar Rico, sambil memeriksa isi kulkas.

"pulang Lo! Gue di luar!" ujar Brian tak sabar.

"ck, dasar pemaksa!" kata Rico dengan menggelengkan kepalanya pelan, sahabatnya itu selalu saja berbuat seenaknya. Namun, akhirnya Rico menurut. Dia tak ingin membuat keributan, sudah sejak di depan gerbang sekolah tadi, Brian tampak marah kepadanya. Rico tak ingin memperpanjang, apa lagi ini urusan dua hari teman baiknya.

"Reina dari pagi gak sarapan, Lo sih gak izinin dia sarapan tapi gak beliin dia makan." ujar Rico ketika sampai di teras rumah Reina.

"apa?"

"jadi, dia gak makan dari pagi." ucap Brian dengan terkejut.

"gue tadi lagi cari bahan makan di kulkas, belum juga Nemu. Lo udah resek aja, kalau gue balik, berarti Lo yang bikinin dia makan!" ujar Rico dengan meraih kunci motornya yang berada di sebelah Brian.

"awas ya, kalau besok pagi Rein belum juga baikan!" sambung Rico lagi sebelum meninggalkan Brian.

"anjir Lo!"

"yang pacarnya gue, kok malah Lo yang sewot!" jawab Brian dengan kesal.

Namun, Rico sudah melaju dengan cepat meninggalkan rumah Reina. sementara Brian segera masuk kedalam rumah Reina, dan menutup pintunya. Sebelumnya Rico sudah izin dengan satpam di sana, bahwa Reina sedang sakit, dan dia ingin menunggunya.

Brian segera menuju dapur kecil Reina, namun dia tidak mengerti harus membuat apa. Dia hanya bisa menggoreng telur, itu juga karena saat itu dia melihat Reina sedang menggoreng telur. Dia mana bisa memasak. "ah sial! harusnya tadi biar Rico memasak dulu untuk Reina, biar aku gak kebingungan begini." ujar Brian dengan kesal.

Brian membuka rice cooker milik Reina, yang masih berisi penuh nasi. Dengan menghela nafas panjang, dia menuangkan nasi kedalam piring, lalu memasukan telur ceplok yang tadi di goreng olehnya. Dia juga tadi sempat membuat sup yang dia sendiri tidak tahu apa rasanya.

"sayang, bangun makan dulu ya." ucap Brian pelan, kemudian dia mencoba membantu Reina untuk duduk.

"Rico mana?" tanya Reina lirih,

"pulang!" jawab Brian singkat. Dia merasa kesal, karena Reina masih saja menanyakan Rico, dan tidak memperhatikannya.

"maaf ya, aku cuma bisa bikin ini." ujar Brian dengan pelan.

"gak papa, makasih." jawab Reina dengan segera membuka mulutnya, untuk menerima suapan dari Brian. Selama makan, Reina tidak berkata apa pun. Begitu juga dengan Brian, keduanya sama-sama terdiam dalam hening.

"makasih, silahkan pulang. Dan, tolong tutup pintunya." ujar Reina ketika sudah selesai.

"aku tunggu kamu sampai pagi ya," kata Brian pelan.

"tidak perlu, aku sudah biasa." jawab Reina mencoba acuh.

"aku minta maaf, aku bikin kamu kecewa lagi?"tanya Brian dengan pelan.

"apa pun yang terjadi, aku gak akan pernah mau kita selesai, kamu harus ingat Ra!"

"kita udah sampai sejauh ini, kamu juga tahu, aku cinta sama kamu, aku sayang sama kamu." ujar Brian berusaha meyakinkan Reina. Sementara Reina memalingkan wajahnya, menghadap jendela kamarnya." tidak be, di sini hanya aku yang memiliki rasa untuk mu. Kalau kamu perduli, kamu tidak akan menyakiti." batin Reina dengan sedih.

Reina membenci saat seperti ini, saat dirinya tidak berdaya di hadapan Brian. Apa lagi, saat Brian memohon kepadanya. Reina selalu saja luluh, saat Brian berusaha meyakinkannya seperti ini. Namun, di lain waktu Brian akan kembali menyakiti perasaanya.

Terpopuler

Comments

Bella syaf

Bella syaf

Riko kenapa sweet banget ya

2025-01-27

0

Bella syaf

Bella syaf

🥹🥹🥹

2025-01-27

0

Muliana

Muliana

iklan dan mawar untuk mu

2024-08-04

1

lihat semua
Episodes
1 Jangan berhenti mencintai ku
2 mari selesai
3 pergi sulit, bertahan sakit.
4 apa ini semacam perpisahan?
5 sakit yang tak pernah sembuh.
6 boleh peluk sekali saja?
7 aku menyerah
8 tulus mu tak berguna
9 pertama namun terakhir
10 mulai lelah
11 Takdir apa lagi tuhan?
12 ini tidak lucu
13 Hati yang sama lelah
14 Biarkan mengalir
15 Apa kita senasib?
16 Apa lagi tuhan?
17 karena cinta yang tersisa
18 Derita seakan tanpa jeda
19 Ukurannya berapa?
20 perihal lalat dan lebah
21 adik ipar yang ternyata
22 Berhenti sendirian.
23 melepas mu aku patah
24 Dusta berbalut luka
25 bahaya kalau lapar
26 Bukan pena tanpa tinta
27 Sepasang Rindu
28 sebaiknya mulai menerima
29 pipi merah?
30 bahagia atau tidak
31 kehadiran Kekasih lama mu
32 Selamanya dengan ku
33 teraniaya sunyi
34 Rindu terlarang
35 bukan gagal mencintai
36 Apa masalah mu?
37 Berapa harga mu?
38 kita yg tak pernah untuk kita
39 Cinta bukan Canda
40 Salahkan Aku!
41 bukan buka segel
42 patah hati
43 Noda Merah
44 sedikit ada cahaya
45 Jangan sekarang, aku mohon!
46 sendiri dalam sendu
47 aku lapar!
48 aku, kamu selesai.
49 berdarah dan sakit
50 Aku pergi, untuk dia.
51 Jiwa yang patah
52 trauma yang terungkap
53 sakit yg tak pernah berakhir
54 tak ingin mengulang
55 kita butuh waktu berdua
56 patah hati
57 lupa kalau sakit.
58 Takdir yang sama menyakitkan
59 Jangan menjadi aku, dalam versi apapun.
60 tentang hati yang luka
61 Semesta punya cara
62 Menemukan mu
63 sakit ku tak pernah sembuh.
64 Melupakan atau merelakan
65 luka yang paling nyata
66 siapa manusia beruntung
67 lepas kesekian kalinya
68 Kemustahilan itu adalah kita
69 Luka, sampai berapa lama?
70 Siapa kejam sesungguhnya
71 terlalu mudah untuk selesai
72 Berhenti sejenak, dan nikmatilah kerinduan ku
73 Drama di bayar drama
74 Hasrat Rindu Terlarang
Episodes

Updated 74 Episodes

1
Jangan berhenti mencintai ku
2
mari selesai
3
pergi sulit, bertahan sakit.
4
apa ini semacam perpisahan?
5
sakit yang tak pernah sembuh.
6
boleh peluk sekali saja?
7
aku menyerah
8
tulus mu tak berguna
9
pertama namun terakhir
10
mulai lelah
11
Takdir apa lagi tuhan?
12
ini tidak lucu
13
Hati yang sama lelah
14
Biarkan mengalir
15
Apa kita senasib?
16
Apa lagi tuhan?
17
karena cinta yang tersisa
18
Derita seakan tanpa jeda
19
Ukurannya berapa?
20
perihal lalat dan lebah
21
adik ipar yang ternyata
22
Berhenti sendirian.
23
melepas mu aku patah
24
Dusta berbalut luka
25
bahaya kalau lapar
26
Bukan pena tanpa tinta
27
Sepasang Rindu
28
sebaiknya mulai menerima
29
pipi merah?
30
bahagia atau tidak
31
kehadiran Kekasih lama mu
32
Selamanya dengan ku
33
teraniaya sunyi
34
Rindu terlarang
35
bukan gagal mencintai
36
Apa masalah mu?
37
Berapa harga mu?
38
kita yg tak pernah untuk kita
39
Cinta bukan Canda
40
Salahkan Aku!
41
bukan buka segel
42
patah hati
43
Noda Merah
44
sedikit ada cahaya
45
Jangan sekarang, aku mohon!
46
sendiri dalam sendu
47
aku lapar!
48
aku, kamu selesai.
49
berdarah dan sakit
50
Aku pergi, untuk dia.
51
Jiwa yang patah
52
trauma yang terungkap
53
sakit yg tak pernah berakhir
54
tak ingin mengulang
55
kita butuh waktu berdua
56
patah hati
57
lupa kalau sakit.
58
Takdir yang sama menyakitkan
59
Jangan menjadi aku, dalam versi apapun.
60
tentang hati yang luka
61
Semesta punya cara
62
Menemukan mu
63
sakit ku tak pernah sembuh.
64
Melupakan atau merelakan
65
luka yang paling nyata
66
siapa manusia beruntung
67
lepas kesekian kalinya
68
Kemustahilan itu adalah kita
69
Luka, sampai berapa lama?
70
Siapa kejam sesungguhnya
71
terlalu mudah untuk selesai
72
Berhenti sejenak, dan nikmatilah kerinduan ku
73
Drama di bayar drama
74
Hasrat Rindu Terlarang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!