Erik dan Erika saling berpandangan, bisa dilihat dengan jelas kalau Ethan merasa kesal karena tidak bisa mendapatkan yang di inginkannya sejak lama
"Hei itu hanya bangunan tua, kenapa kau selalu menginginkannya dari dulu, masih banyak bangunan mewah lain" Erik menepuk punggung Ethan dengan keras secara sengaja
"Aku hanya ingin itu Erik" Ethan berbicara dengan tegas
------------------
TOK TOK TOK pintu di ketuk oleh pelayan perempuan yang di suruh mengawasi Elise
"Ada apa Bi?" Erika bertanya dengan suara cerianya dan langsung mengantongi kembali kalung giok dan foto kecil itu
"Pasien sudah mulai sadar Nona"
Erik dan Erika saling menatap, sedetik kemudian mereka dengan cepat berlari keluar dari ruangan seperti sedang melakukan pertandiangan maraton
Ethan yang mendengar itu juga ingin pergi kesana tapi dia hampir selesai mencari identitas Elise
"DAPAT!" Ethan menemukan foto profil yang mirip dengan Elise dan berhubungan dengan bangunan tua tapi isinya kosong
"Apa? Kenapa bisa kosong?!" Ethan menutup komputernya dengan kesal dan pergi menyusul Erik dan Erika
---------------------
Elise membuka matanya dengan pelan dan berkedip beberapa kali karena merasa silau dengan cahaya lampu di kamar itu
"Apa yang terjadi?" Alice melihat langit-langit ruangan yang terlihat mewah itu dengan kening yang berkerut karena pandangannya buram
"Nona kau bisa melihatku?" Erika datang mendekat ke arah Elise
"Siapa..?" Elise menyipitkan matanya akan bisa melihat dengan jelas
"Tidak apa-apa Nona kau sudah ada di tempat yang aman sekarang.." Erik ikut berbicara saat memperhatikan aliran infus yang masuk melalui tangannya
Elise menutup kembali matanya, dia merasa pusing sesaat dan tiba-tiba bangun terududuk dengan cepat sampai membuat Erik dan Erika terkejut
"Di mana aku?! Siapa kalian?! Matikan semua kameranya!" Elise melihat orang sekitarnya dengan panik dan mundur kebelakang dan menegnai kepala tempat tidur
"Nona tenanglah kami ini dokter dan tidak ada kamera disini" Erik mencoba mendekati Elise
"Kalung! diamana kalungku? kalian yang mengambilnya kan?!" Elise menatap kedua dokter itu dengan tajam dan mengintimidasi
Erik dan Erika yang merasa terancam langsung mundur dengan cepat untuk memberi ruang pada Elise
"Nona kami tidak mencurinya, kami hanya menyimpannya, jadi tenanglah" Erika mengulurkan tangannya yang berisi kalung dan foto ke arah Elise
Elise mengambil kalung itu dan memakainya, dia terdiam beberapa saat melihat foto kecil itu, lalu kembali melihat ke arah Erik dan Erika
"Maaf aku membuat kalian terkejut, terimakasih sudah membantuku dan merawatku" Elise menundukkan kepalanya dalam
"Tidak apa-apa Nona, nama saya Erika dan ini saudara kembar saya Erik" Erika memperkenalkan dirinya pada Elise dengan semangat
"Kalian bisa memanggilku Elise" Elise tersenyum lembut pada Erika
Erika dan Erik terkesima melihat senyuman manis dan tulus itu sampai dunia mereka terhenti sesaat
"SREEET!" Suara cabutan infus dan beberapa alat yang menempel padanya
"Elise apa yang kau lakukan?!" Erika sadar dan panik seketika melihat darang yang menetes dari bekas infus yang di cabut paksa
Elise turun dari kasur dengan begitu santai dan tidak memperdulikan darah yang terus menetes dari tangannya
"Dimana pakaian dan sepatu yang kupakai kemari? aku harus segera pergi dari sini" Elise melihat mereka berdua dengan wajah polos
"Kau belum bisa pergi sekarang, kau belum sembuh Nona!" Erik menahan Elise yang ingin keluar dari ruangan itu
"Tuan, aku baik-baik saja dan luka kecil seperti ini tidak berarti apa-apa untukku, kalau kalian merawatku seharusnya kalian sudah melihat semua luka yang ada dan aku masih hidup sampai sekarang"
Elise melepas tangan Erik yang menahannya
"Kenapa terburu-buru Nona?" Ethan berdiri di depan pintu
Elise terkejut melihat Ethan tiba-tiba berada di depan pintu, dan reaksinya itu tertangkap mata tajam Ethan yang mengundang rasa curiganya kalau Elise mengetahui identitasnya
"Ethan dia baru saja bangun, jangan langsung mengintimidasinya begitu" Erika memprotes Ethan yang muncul tiba-tiba
"Siapa kau?" Elise mundur perlahan saat Ethan berjalan mendekat kearahnya sampai dia tidak bisa bergerak lagi karena jendela besar di belakangnya
"Seharusnya aku yang bertanya, siapa kau? Ini adalah mansion milik ku dan melihat dari reaksimu,Kau mengenalku bukan?" Ethan melihat mata Elise dengan lekat dan memberikan aura mengintimidasi
"Aku tidak mengenalmu, terimakasih sudah membantuku dan merawatku , aku akan membayarmu jadi aku harus pergi sekarang" Elise mendorong Ethan perlahan dan keluar dari jarak dekat itu
Erik dan Erika yang melihat itu saling melihat dan membuat semnyum simpul di bibir mereka
"Nona Elise tinggallah disini sebentar lagi sampai lukamu mengering" Erika mengikuti Elise
"Tidak terimakasih Dr Erika, aku benar-benar harus pergi sekarang. Diamana barang - barang milikku? Elise melihat ke arah Erika dan Erik secara bergantian
"Sebentar biar aku memintanya pada pelayan" Erik keluar dari ruangan itu
"Apa anak yang di foto itu adikmu Nona Elise?" Erika mencoba dekat pada Elise
Ethan yang mendengar Erika menyebut nama Elise merasa akrab tapi dia menepis perasaan itu dan melihat Elise dengan tajam
"Bukan, dia bukan adik ku, tapi dia yang menjadi alasanku untuk tetap hidu" Elise melihat foto kecil dalam tangannya dengan senyuman rindu
"Kalau begitu temui saja dia" Erika berbicara dengan penuh keyakinan
"Hahahah...Apa kau baru saja menyuruhku untuk mati? dia sudah mati 5 tahun yang lalu di bangunan tua itu" Elise tertawa tanpa sadar di sana
Erika yang mendengar itu merasa tidak enak dan melihat Elise dengan canggung, sedangkan Ethan hanya diam saja memperhatikan setiap geraknya dan dia sedikit hanyut dalam suara tawa yang merdu di telinganya itu
"Maaf aku tidak tahu" Erika menunduk
"Tidak masalah, sudah lama aku ga merasa lucu seperti ini" Elise tersenyum lembut pada Erika
" Dan kenapa Kau melarikan diri dari bangunan tua yang kau maksud itu?" Ethan bertanya dengan serius pada Elise
Elise tidak menjawab apa-apa dia hanya melihat Ethan dengan waspada. Ada rasa senang di hatinya karena bisa melihat Ethan tapi di satu sisi dia harus membunuh perasaan itu
Bohong jika dia mengatakan tidak mengenal Ethan, karena Elise melihat sendiri bagaimana Ethan di usir Ayah kandungnya sendiri dari keluarganya semenjak Ibu nya meninggal
Ethan tidak bisa menangkap maksud dari diamnya Elise, dan dia tidak mengerti arti tatapan dalam yang di berikan padanya, jadi dia hanya melihatnya dengan binggung
"Permisi ini pakaian anda Nona" Pak An dan Erik datang membawa barang-barang Elise yang sudah di bersihkan
Elise melihat Pak An dengan tatapan sedihnya, dia ingin sekali berbicara pada Pak tua itu, tapi bisa saja Pak An sudah melupakannya
"Terimakasih Pak" Elise tersenyum pada Pak An dan mengambil semua barangnya dengan cepat lalu pergi kekamar mandi untuk mengganti pakaiannya
Pak An yang merasa akrab dengan Kalung dan suara Elise, terlihat memikirkan sesuatu dan memastikannya lagi sambil menunggunya keluar dari kamar mandi
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 140 Episodes
Comments