Setibanya Arsen dan Amey di aula resepsi, mereka disambut para tamu yang menghadiri pesta. Mereka yang merupakan rekan bisnis Michael Winston dan sebagian juga merupakan teman-teman Arka dan Amey.
Alunan musik mengiringi pengantin baru yang memasuki gedung itu. Senyuman kebahagiaan mengembang di wajah Amey. Tapi tidak dengan Arsen. Wajahnya datar dan kaku sehingga membawa aura dingin di antara kehangatan yang tercipta di ruangan itu.
“Arka! Ayo tersenyum,” bisik Amey.
Dengan keterpaksaan Arsen mencoba menarik bibirnya untuk membentuk lekukan di pipi. Tapi justru senyuman Arsen terlihat sangat kaku. Tentu saja karena ia tidak pernah memperlihatkan senyuman kepada orang lain selain keluarganya.
Amey berjalan menggandeng lengan Arsen dengan penuh percaya diri. Wanita itu terlihat sangat cantik apalagi wajahnya yang memang dari sananya sudah cantik alami telah dibumbui sedikit riasan sehingga mempertegas aura kemolekannya.
Gaun yang ia kenakan memiliki lengan transparan bercorak kembang dan panjang terurai lebar menyapu lantai membuat Amey terlihat bak ratu kerajaan. Ditambah lagi badannya yang ideal sangat menopang keanggunan Amey.
Para tamu kalangan atas memuji perawakan keduanya. Ada juga yang iri karena melihat keserasian Amey dan Arsen. Walaupun tidak ada yang tahu bahwa pria yang berjalan berdampingan dengan Amey adalah Arsen, kembaran Arka. Hanya Arsen dan orangtuanya saja yang tahu akan hal itu.
“Selamat atas pernikahan Tuan dan Nyonya Winston. Sebagai hadiah dari saya, silahkan mengunjungi resor saya yang ada di Paris untuk berbulan madu. Kualitasnya terjamin pelayanannya pun sangat memuaskan,” tutur pria paruh baya yang bernama George.
Arsen memasang senyuman tipis di ujung bibirnya. Tentu saja Arsen mengenali pria bule itu. George adalah seorang pengusaha tajir dari perusahaan Diamond Group. Perusahaan terbesar kedua setelah WS Group di dunia perbisnisan.
“Thank you Mr. George.” ucap Arsen.
“Tidak usah terlalu sopan. Panggil saja saya George.”
“Baiklah George. Jika ada waktu mari kita mengobrol sebentar seusai pesta,” ajak Arsen
“Tentu Tuan Winston.”
Percakapan pun berlalu. Amey yang sedari tadi berdiri di situ, tidak tahu-menahu dengan pria yang bernama George yang menawari hadiah eksklusif untuk mereka. Di mata Amey yang pasti pria itu adalah rekan bisnis Arka.
Pesta pun masih berlanjut. Arsen terlihat sibuk berbincang dengan pria-pria bule sebaya dengannya. Sedangkan Amey juga sibuk dengan urusannya bercakap-cakap dengan teman-teman terdekatnya.
“Apakah saudara kembarmu tak akan datang?” tanya Kaisar rekan bisnis WS Group juga sekalian teman dekat Arka dan Arsen.
Arsen meneguk anggurnya dan menatap Kaisar sinis. “Mungkin dia sedang memanjakan juniornya.”
“Yang benar saja kau. Haha. Aku salut sama keperkasaan saudara kembarmu. Satu malam bisa menghajar puluhan wanita sekaligus. Memang bener-bener lelaki perkasa sekaligus br*ngsek Haha,” ketus Kaisar tak menyadari kalau pria yang di depannya adalah Arsen.
“Gila! Aku juga kasih jempol empat buat dia. Aku mah nggak sanggup menghajar puluhan wanita dengan durasi satu malam saja. Tiga aja udah buat napasku ngos-ngosan!” timpal Jayden.
“Aku sih nggak percaya kalau kau bisa melakukan itu Ark. Haha, secara kau bucin sama Amey. Ehh, anyway apa kau sudah mencicipi si Amey sebelum kau menikahi dia? Kalau diperhatiin tubuhnya begitu menggoda,” tanya Kaisar sembari tersenyum licik.
Mendengar ucapan Kaisar, Arsen mengeluarkan anggur dari dalam mulutnya yang baru saja ia teguk. Arsen mengepalkan tangan mulai geram dengan tingkah usil kedua sahabatnya. Ia menatap Jayden dan Kaisar dengan tatapan tajam mematikan.
“Kau kenapa Ark? Kok segitunya liatin kita,” tukas Jayden.
“Kalian ingin mengetahui sebuah rahasia?” tanya Arsen.
“Rahasia?”
“Apa tuh?”
“Kemarilah,” menjentikan jarinya ke arah Kaisar dan Jayden.
Keduanya pun mendekat. Mereka melihat mimik Arsen yang tidak biasanya. Rasa penasaran pun menggebu di benak keduanya.
“Ada apa sih Ark?! Kok wajahmu kelihatan sangat serius ?” lontar Kaisar.
“Aku sebenarnya Arsen! Pria perkasa sekaligus br*ngsek yang kalian julid tadi!” tukasnya dengan sindiran.
“Pefff--- bwuhaha,” Jayden dan Kaisar terbahak.
Arsen mengangkat alis setengahnya. “Apa yang lucu, hah?”
“Arka, Arka! Selera humormu mulai ada perkembangan. Aku salut,” celutuk Kaisar.
“Maksudmu, kau menikahi Amey pacar kembaranmu? Terus Arka kau buang ke mana? Apa kau meracuninya atau membunuhnya? Haha. Ini sangat lucu. Mirip sinetron-sinetron yang memperebutkan seorang gadis. Lebih parahnya lagi pria yang memperebutkan satu wanita ternyata saudara kembar. HAHA,” ledek Jayden tak kuasa menahan tawa.
“SHUT UP!” ketus Arsen murka.
Kaisar dan Jayden segera menghentikan gelak tawa mereka saat dua kata pedas menggerogoti gendang telinga mereka. Kaisar termangu saat melihat Arsen murka. Mereka tidak pernah melihat Arka semurka ini. Kai mulai berpikir kalau lelaki di depan mereka memang adalah Arsen.
“Ohh goshhh! Kau benar Arsen. Aku tak pernah melihat Arka murka seperti ini. Dan sekarang aku melihat sisi Arsen bukan Arka,” celutuk Kaisar sembari terkejut.
“Kalau kau memang Arsen, di mana Arka? Kenapa bisa tertukar seperti ini? Apa yang terjadi Ars?” tanya Jayden penasaran.
Kedua sahabat Arsen terperanjat saat mengetahui bahwa ia adalah Arsen. Deretan pertanyaan dilontarkan mereka pada Arsen yang mematung di depan mereka dengan tatapan membunuh. Mereka memang tidak dapat membedakan mana Arka dan mana Arsen, mereka berdua begitu mirip. Hanya tempramenlah yang bisa membedakan Arsen dan Arka.
“Arka meninggal.” ucap Arsen dingin.
“WHAT?! Are you kidding me?” (APA?! Apa kau sedang bercanda?) pekik Kaisar.
“I’m not lying!” (Aku tidak berbohong!)
Kaisar mengusap rambutnya kasar. Jayden pun terlihat tegang dan tak dapat berucap lagi. Ucapan Arsen memang benar adanya. Matanya yang tajam serta dagu yang tegas membuat raut wajahnya begitu meyakinkan sehingga kedua sahabatnya percaya bahwa Arsen tidak berbohong.
“Arka meninggal tadi siang. Penyakit kankernya kambuh. Aku disuruh Arka menggantikannya di pelaminan mendampingi kekasihnya. Awalnya aku menolak, tapi karena itu adalah permintaan terakhir Arka, maka dengan penuh keterpaksaan aku menyetujui keinginannya,” jelas Arsen.
“Aku turut bersedih Ars.” lirih Jayden.
“Aku juga. Aku tidak menyangka bahwa nasibnya akan seperti ini. Kematian di hari spesial merupakan kepedihan yang menyakitkan bagi Amey,” gumam Kai dengan raut pias.
“Jangan beritahu siapa pun tentang kejadian ini.”
“Apa Amey termasuk?” tanya Kai.
Arsen menganggguk.
“Kau gila! Bagaimana kalau Amey tahu dari orang lain. Oh gosh! Aku tak bisa membayangkan raut Amey yang malang itu!” sergah Kaisar.
“Aku akan memberitahunya. Tapi tidak sekarang. Mungkin nanti.”
“Apa kau akan meninggalkan Amey yang malang itu ketika dia sudah mengetahui kalau kau bukan Arka?”
“Tentu saja! Sebentar malam aku akan kembali ke New York. Ada proyek yang harus aku urus.”
“Jadi, kau akan meninggalkan Amey di malam pertama kalian? Kau akan membiarkan dia sendiri di malam pernikahan yang seharusnya menjadi kenangan menyenangkan bagi pasangan menikah?” tanya Jayden.
“Hmmm,” mengangguk.
“Wahhh parah banget! Apa kau tidak bisa menunda pekerjaanmu? Hanya untuk malam ini saja. Apa kau tidak kasihan dengan Amey? Secara dia tahu kalau kamu itu adalah Arka bukan Arsen.
“Aku tidak perduli dengan perasaannya! Aku tidak ingin mencampuri urusan Arka. Biarkan saja dia bersama orangtuaku. Tugasku selesai malam ini. Jadi keputusanku sudah bulat. Aku akan kembali ke New York malam ini juga!”
“Kenapa kau ingin ke New York malam ini?” tukas Amey tiba-tiba.
To be continued ...
LIKE, KOMEN, VOTE 😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 212 Episodes
Comments
Mistin Mistin
kasian amey
2022-03-13
0
@asya.33#
oh gost casper... vampir... valak... dedemit
2021-10-24
0
Yatik Elram
sabar ya amey
2021-10-08
0