Langsung memburu. Walau temannya sudah ada yang terkapar, tapi Sebagian yang lain, yang belum merasakan apapun, terus saja mendekati si Wanita, sembari mempergunakan senjatanya. Yang membawa panah, terus merentangkan busur hingga panahnya melesat mengarah pada si Wanita. Yang membawa pisau lempar juga menderu untuk bisa melukainya. Dan yang membawa pedang membabat dengan ganasnya. Semua bekerja. Tanpa terkecuali. Dan masing-masing diantara mereka terus saja memburu. Tak perduli pada teman yang sudah terjungkal. Atau diri sendiri yang sudah terluka. Mereka terus saja melancarkan serangan. Selagi musuh tidak banyak, serta mereka masih berlipat ganda jumlahnya. Sehingga masih sanggup memberikan serangan.
Namun, tak urung membuat beberapa mengenai dan membuatnya luka. Karena memang sangat gencar serangannya. Dari jauh melempar, dan yang dekat menggunakan senjata jarak pendeknya. Jika itu pemanah, maka senjata lain yang terselip di pinggang, semisal pedang atau kapak, terus di gunakan untuk melakukan pemukulan jarak pendek. Kalau kena, tentu saja fatal. Musuh bisa langsung tertusuk atau terbelah. Namun lawan Tangguh itu, sejauh ini masih sanggup bertahan, serta melakukan serangan balik, walau sementara. Dimana sebagian besar musuh kemudian ada yang terjungkal akibat getok senjata, atau sodokan dari pusaka yang diperebutkan itu pada tangan yang lain dan di buntal menggunakan kain kuat.
“Nah, terkurung kamu ya,” ujar mereka yang sudah kembali mengepung wanita pendekar itu. Dimana kuda-kuda itu terus merangsek maju. Mencecar musuh. Pokoknya sampai mereka terjungkal. Bila belum maka akan terus saja melangsung perkelahian yang mengerikan. Sehingga nantinya bakalan bisa menjadikan musuh terdesak hebat.
Sementara bagian yang berjalan kaki terus menghadangnya. Mereka mengejar dari samping, kanan dan kiri. Sesekali terkena sepakan si Perempuan penunggang kuda itu, juga sabetan pedang tipisnya. Sehingga membuat pengejaran terhenti.
Dan melewati pepohonan mereka juga melakukan serangan ganas. Dengan begini mereka mencoba mendahului, lalu naik ke atas pohon dengan cepat, dan melontarkan pusakanya. Bahkan ada yang membawa jala besi, supaya mempersulit musuh. Bahkan kalau tidak mempunyai ilmu akan langsung tewas terperangkap jala itu. Tapi kalau punya ilmu bahkan mumpuni, dia hanya terganggu saja akan keberadaan senjata aneh musuh. Inilah yang di harap lawan, supaya bisa mengganggu gerakan si sakti itu, sehingga ada celah baginya untuk menghantamkan senjata lain, semisal kapak atau pedang. Atau kalau tidak, dengan beberapa orang penyerbu, bakalan di bantu yang lain untuk menangkap atau membabatkan senjata ke orang terperangkap itu. Sehingga hidup atau mati manusia tadi bakalan kena.
“Rasakan ini.”
Tiba-tiba satu senjata mengarah padanya. Dengan Gerakan kebingungan, langsung menangkis pedang. Hanya kuda di belakang memepetnya, sehingga tangannya sibuk mengganti posisi serangan itu. Dan pada bagian lain, sudah melontarkan pisau pusaka itu.
“Ah…”
Hongli terjatuh. Pisau itu menembus tubuhnya. Pertahanannya lagi lemah sehingga serangan mendadak dan berbarengan tadi mengakibatkan banyak yang lolos dari tangkisan. Padahal serangan tadi juga sudah banyak yang di tangkis, tapi untuk kesemuanya tidak sanggup. Sehingga mau tidak mau, tubuh akhirnya terkena senjata musuh. Yang bisa jadi beracun. Atau penuh dengan penyakit. Walau kalaupun tidak, akibat tajamnya pedang, juga membuat luka robekan itu sakit rasanya.
Dan beberapa mengepungnya. Mereka tak menyia-nyiakan kesempatan ini. Sehingga ada yang ingin langsung membabatnya, atau memukulkan senjata mengerikannya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 218 Episodes
Comments