Dua

Hari sudah mulai sore Diaz pun sudah selesai pelatihan nya, ternyata bukan hanya Diaz saja yang ikut pelatihan itu. Tapi ada 3 orang lagi yang ikut pelatihan, mereka semua wanita dan sama-sama fresh graduate.

Diaz pulang melewati jalan yang sama dengan yang tadi pagi, berharap bisa bertemu dengan wanita itu lagi.

Diaz hampir tiba di taman itu, kali ini jantung nya berdegup kencang mengikuti irama langkah kaki nya. Sesampai nya di taman itu Diaz tidak melihat ada satu orang pun di sana, dia kurang beruntung rupanya.

Tapi dia yakin pasti akan bertemu wanita itu lagi di sini.

Jantung Diaz sudah agak stabil sekarang dan melanjutkan perjalanan nya dengan wajah lesu dan agak sedikit kecewa.

***

Sesampai nya di apartemen Diaz pun langsung bergegas mandi untuk menghilangkan sedikit rasa lelah nya.

"Ternyata begini rasanya tinggal sendiri?" Ucap Diaz mengeluh saat masuk kamar mandi.

Terdengar suara shower deras sekali, suara nya sesekali berhenti tidak lama kemudian menyala kembali. Tiba-tiba smartphone Diaz berbunyi, sangat terdengar mengganggu.

Diaz segera menyelesaikan mandi nya, "Yaaa tunggu... Siapa sih yang nelfon?" Teriak Diaz dari kamar mandi.

Diaz yang baru saja selesai mandi langsung segera mengambil smartphone milik nya, dan ada notifikasi panggilan tak terjawab dari nomer yang belum di simpan oleh nya.

"Siapa sih ini, iseng banget!" Ucap Diaz menggerutu dan melemparkan smartphone nya ke kasur.

Lalu Diaz mengenakan pakain nya dan segera merebahkan badan ke kasur sambil memainkan smartphone nya, sampai akhirnya mata yang sayup-sayup itu pun terpejam dengan sendiri nya.

***

Diaz membuka mata nya, kemudian mengambil smartphone nya yang tertindih badan nya. Diaz memeriksa semua notifikasi nya, dan menganggap tidak ada yang penting kali ini.

"Ahh udah pagi ya, dingin banget sih!" Ucap Diaz menggigil.

Diaz bangun dari tempat ternyaman nya dan mengambil remot AC dan kemudian mengubah suhu nya dari 17°C ke 23°C.

Diaz pun berjalan ke dapur untuk memasak air "mungkin secangkir kopi bisa menghangat kan nya pagi ini".

Ctekkk...

"Kompor udah, air udah, tinggal kopi nya," ucap Diaz berbicara sendiri.

Sambil menunggu air mendidih Diaz melihat dari jendela apartemen nya, dan ternyata pagi ini turun hujan.

"Hujan nya masih sama seperti kemarin, setiap tetesan air nya membawa pesan yang dingin. Seolah mengisi lubang dengan genangan, dan menutup rapat segala kenangan." Ucap Diaz berbisik dalam hati.

Fhuuuttt...

Suara teko yang berbunyi menandakan air sudah matang pun terdengar, spontan Diaz berlari menuju dapur.

Setelah kopi sudah siap, Diaz duduk dekat jendela balkon dengan posisi menghadap keluar, melihat awan gelap Jakarta sambil menghisap sebatang rokok.

Sudah 30 menit berlalu, Diaz yang menatap ke luar sudah mulai bosan rupanya. Kopi yang tadi di seduh nya tinggal sedikit lagi habis, dan sudah habis pula 4 batang rokok Diaz hisap sendirian. Akhirnya Diaz bangun dari duduk nya, kemudian bersiap-siap untuk berangkat kerja.

Diaz berharap bisa bertemu dengan si wanita pemilik senyum indah itu lagi.

***

Setelah sudah rapih dengan kemeja warna merah nya, Diaz pun berangkat dengan semangat. Seperti biasa nya dia memang berangkat lebih awal.

Di luar pun gerimis masih saja turun, tapi kali ini Diaz menggunakan payung dan mulai berjalan perlahan.

Saat di perjalanan Diaz berharap agar bisa bertemu wanita itu lagi, tapi harapan nya seakan luntur tersapu oleh air hujan. Diaz yang melewati taman kota itu pun kecewa, kecewa karena tidak melihat satu orang pun di sana.

"Huhft, mungkin dia udah selesai dengan gambar nya," keluh Diaz lemas sambil meneruskan jalan nya.

Setelah melewati taman itu beberapa langkah entah kenapa Diaz penasaran, dan menoleh ke belakang sambil terus berjalan perlahan.

Dugaan nya tepat sekali, terlihat ada seorang wanita berjalan menghampiri tempat itu, dengan tangan kanan memegang payung yang sudah terbuka, dan tangan kiri nya memegang skecth book, yang di dekap kan di dadanya.

"Tidak salah lagi itu pasti dia!" Seru Diaz

Diaz pun memutar arah nya, dan menghampiri wanita yang sudah berada di saung tersebut. Nampak dari jauh si wanita itu sedang menutup payung nya, kemudian menyandarkan payung itu di sisi saung dengan skatch book yang tidak berpindah posisi nya, tetap berada di dekapan nya.

"Segitu berharganya kah buku itu?" Tanya Diaz dalam hati.

***

"Hai," sapa Diaz tersenyum, "lo kesini lagi?"

Tapi lagi-lagi seperti kemarin, wanita itu tidak menjawab dan langsung sibuk dengan gambar-nya.

"Padahal lagi ujan gini, tapi lo masih ke sini buat gambar gedung itu lagi?" Tanya Diaz sambil menutup payung dan duduk di hadapan nya.

Suara gesekan dari pensil dan buku yang di iringi suara rintik hujan, menjadi backsound yang tepat untuk mereka kali ini.

Diaz yang sesekali mencuri pandang ke wanita itu, memalingkan wajah nya saat wanita itu balas melihat ke arah Diaz, Diaz pun mulai salah tingkah.

"Lo hobi menggambar ya?" Tanya Diaz yang masih tidak melihat ke arah wanita itu.

Jari si wanita pun berhenti bergerak dan melihat ke arah Diaz dengan tatapan dingin, lalu melemparkan senyuman indah kepada Diaz.

Diaz yang melihat senyuman itu mengartikan "IYA" untuk jawaban dari pertanyaan nya tadi.

"Gue boleh lihat hasil gambar lo gak?" Tanya Diaz

Wanita itu menggelengkan kepala nya dan terus menggambar tanpa melihat ke arah Diaz.

"Gue juga hobi gambar loh, siapa tahu kita bisa sharing tentang gambar-gambar kita," ucap Diaz yang melihat respon wanita itu menggelengkan kepala nya.

Tiba-tiba wanita itu menjawab dengan nada sinis, "Kita berbeda! Kau baru mulai berenang, tapi aku sudah menyelam jauh ke dasar lautan."

Diaz terkejut, "Akhirnya lo mau ngomong juga sama gue, walaupun gue gak ngerti apa yang barusan lo bilang."

Lagi-lagi wanita itu hanya tersenyum dan menghentikan gerak jari nya.

Kemudian wanita itu bangun dari duduk nya, dan mengambil payung yang tersandar di sisi saung.

Tanpa menoleh ke arah Diaz, wanita itu pun pergi.

Diaz bangun dari duduk nya dan berteriak "HEI... NAMA LO SIAPA?"

Wanita itu tidak menoleh sama sekali malah mempercepat langkah nya.

"Ahh sial... Bahkan buat tahu namanya nya aja gue gak bisa," ucap Diaz kesal dalam hati, "mungkin selain menggambar, hobi nya pasti bikin orang penasaran."

Diaz yang sedang kesal bergegas pergi meninggalkan tempat itu, dengan perasan yang bercampur aduk.

•••

Terpopuler

Comments

Mommy Gyo

Mommy Gyo

2 like hadir thor salam cantik tapi berbahaya

2021-08-18

0

Lestari

Lestari

meskipun daku ketinggalan jauh tetap di kebutin

salam perkenalan dari " Menjadi Istri Kedua "

2021-05-17

0

Indraqilasyamil

Indraqilasyamil

keten

2020-09-21

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!