Bab 3

udara di pagi hari sangat cerah, matahari sudah menonjol kini ketiga anak untuk pergi bekerja dan berkuliah. Namun ingatan Bela tak percaya jika ucapan suaminya membuat ia jatuh hati padanya, namun Bela tak ingin menampakan semangat bahwa ia baru di puji kemarin.

Ada apa dengan ibunya, Fatma juga Maya saling berpandangan. Apakah diantara mereka sudah reda, dan tidak saling menjatuhkan satu sama lain. Tetapi, Fatma tak pernah yakin apakah 100 % ayahnya akan tidak melakukan perbuatan itu lagi, dan ia lebih percaya dengan hati nurani sendiri.

Mereka berempat sudah menunggu kehadiran Nella, entah kenapa Nella tak kunjung keluar dari kamarnya. Fatma merasa curiga, entah apa yang di dalam kamar adiknya yang merasa ia ingin bertanya namun Fatma segan terhadapnya.

Senyum Rafael membuat mereka salah tingkah, terutama Bela yang tak puas dengan senyuman nya. Apakah Rafael sengaja membuat kegaduhan seperti malam kemarin. Itu tidak akan terjadi lagian Bela sudah mengawasi diri suaminya agar ia lebih berhati hati ada apa niat dalam benak suaminya.

Rafael yang tak terbiasa melihat jika istrinya sedikit aneh? Yang tak pernah lepas dari senyuman itu membuat Rafael bertanya di depan kedua anaknya.

"Ada apa senyum sendiri sih Bu, udah kayak pengantin baru baru menikah saja. Oh ya, hari ini ayah mau ajak nanti sore kalian jalan jalan".

"Serius yah, wah Maya terasa senang. Tapi ayah ga berdusta kan, Maya takut ayah akan berdusta, dan mencari anak orang lain" ujar Maya ia pernah melihat ayahnya sedang berjalan dengan seorang wanita lain.

"Tentu tidak sayang, kalian berdua kan anak ayah paling ayah sayangi, banggakan, maafkan ayah yang kemarin. Entah mengapa, ayah suka marah tidak jelas," jawab Rafael ia bertanya pada kedua anaknya yang sedang makan.

"kalau begitu sekalian di Ruqyah aja biar setan pada keluar, dan ga bersemayam di dalam tubuh kita yah? "lagian Ayah bukannya mendidik malah mengajar ibu di dalam kamar mandi," ucap Maya yang keceplosan melihat tingkah laku ayahnya.

Tak salahkah jika anak jujur pada seorang ayah terhadap perilaku ayahnya yang kurang perhatian kepada anaknya. Bela mengingat kalimat yang dilontarkan pada Maya siapakah wanita yang dimaksud. Dan Bela akan mengikuti kemana suaminya akan pergi. Dan bagi Bela ia sebagai istri selalu di rendahkan, di campakkan walaupun terkadang ngobrol dengan kedua anaknya.

Kecurigaan Bela lolos, apakah yang dimaksud itu adalah Nella yang berpakaian minim saat suaminya tengah mabuk. Sangat tak masuk akal, padahal suaminya langsung mabuk saat masuk di kamar Nella. Bela akan mencari sendiri penyebab mengapa suaminya lebih betah dengan Nella, ketimbang dengan dirinya sendiri.

Fatma tak sadar jika ibunya tengah melamun, namun ke senggol dengan Nella yang sengaja baru keluar dari kamarnya. Rasa aneh menyelimuti seluruh tubuh Fatma, kenapa Nella selalu menampilkan pakaian kurang bahan terhadap ayahnya sendiri.

Fatma menyudahi makan bersama, ia pamit dan mengkode ibunya akan segera pergi kerja. Maya sebagai anak kedua masih saja berbincang seru dengan Rafael, beginilah jadinya kalau Fatma dan ibunya bakal bongkar apakah yang di ucapkan adiknya yang kedua, wanita itu adalah Agnes Anella.

"Bu, Fatma pergi kerja. Oh ya, nanti Fatma naik angkot saja ya Bu."

"Tapi nak, kan ada mobil ibu kenapa ga di pake. Hari ini ibu lagi libur karena ibu sakit, tapi pake aja mobilnya".

"Enak saja, Nella mau bersenang senang dengan ayah."

Tak lama setelah Fatma pergi, Fatma mengikuti arahan ibunya dan mengajak adiknya. Nella menolak di ajak bertiga dengan mereka, lagian ia merasa risih bila temanya datang bersamaan dan tidak mau melihat wajah saudaranya.

Nella sengaja menyenggol lengan sikut ayahnya, dan Rafael langsung berubah pikiran rasanya ia akan menggunakan mobil milik istrinya, baginya ia akan menuruti kemauan Nella.

Rafael langsung berubah pikiran, ia memanggil anaknya yang sudah sampai di gerbang dan betapa terkejutnya jika ayah memberikan ongkos untuk kedua anaknya.

"Tunggu Fatma, kalian hari ini naik taksi aja soalnya ayah mau naik mobil ibu, kalian bisa kan naik taksi, untuk hari ini aja".

"Tapi ayah, kita udah terlambat tahu! Ayah pikir kerjaan kita ga jauh, beda dengan Nella ia kuliahan hanya dekat juga Sampek, jadi adik itu ga usah manja juga, udah lah yah, pokonya Fatma ga mau tahu, kami berdua ingin naik mobil".

Namun karena emosi Rafael meningkat ia menampar anaknya, dan tamparan itu terdengar cukup kuat oleh istrinya. Namun, Nella hanya mengokang kaki sambil menyuap makanan kedalam mulutnya.

"Drama di mulai, aduh kalau kalian ribut seperti ini rasanya hidup ini adem, nyaman. Eh tapi Nella akan menyingkirkan wanita tua itu, tapi sayang wanita tua itu masih mencintai ayahku, dasar wanita tua, kamu akan mati dalam waktu yang akan di tentukan, Nella ga akan pernah kasih ampun untukmu Bela," ucap Nella ia akan memainkan drama ini untuk kepentingan bersama ayahnya.

Jahat sekali pikiran Nella kepada ibunya, dan lebih parahnya jika ibunya akan mengetahui siapa dibalik ini semua. Bagaimana bisa, ia akan mencari informasi lebih lanjut baginya Bela tak sendirian ia bersama kedua anak yang sayang padanya.

"Kenapa Ayah menampar Fatma, apa salah Fatma ayah! Katakan ayah, lagipula Ayah bisa juga kan numpang taksi, biasanya ayah memesan taksi, karena ada bodyguard ayah".

"kurang ajar! Dasar anak ga tau diri, kamu berani membentak ayah itulah kamu yang ayah tampar. Kamu sama ibu sama saja, ga ada bedanya".

Tamparan Bela lebih menyakitkan, tak sadar jika anak dibesarkan kini di bentak oleh ayahnya sendiri. Selama ada Nella kehidupan mereka hancur, dan lebih tepatnya apakah ia berselingkuh dengan Nella. Tidak mungkin, karena Nella lebih mengetahui ayahnya bagaimana.

"Puas kamu mas membentak anak sendiri, kamu kenapa dengan hari ini, kamu ga capek dengan sikap mu yang terlebih seperti anak anak. Kamu itu udah jadi kepala rumah tangga, seharusnya kamu lebih menghargai anak kamu, ketimbang Nella".

"Cukup Bela, ia juga anakmu. Atau selama ini, kamu tak mengangap Nella sebagai anakmu hanya sebagai pelampiasan saja. Jawab Bela," hardik Rafael ia bertanya pada istrinya sambil mengertak namun Nella sudah tak berhenti terkekeh dengan dirinya sendiri.

"Anak?"Aku selama ini mengangap Nella hanya seorang pembantu,kamu paham hal itu. Kamu selama ini banyak bersandiwara denganku. jawab yang jujur siapakah wanita yang sering bermalam denganmu, jawab mas, kamu tidak bisa menjawab".

"Hentikan omong kosongmu yang tak berguna bela, sudah kukatakan jika Nella adalah teman setia yang setiap malam aku incar, ia lebih menggoda dan kamu hanya sudah keriput dan suami tak Sudi selera dengan gairah mu,"jawab Rafael ia sudah emosi ditambah ia jujur atas permintaan istrinya.

jdeerrrtt,,,

Tak percaya, jika selama ini wanita itu adalah anaknya sendiri. Bagaimana bisa!

apa yang terjadi kelanjutannya?

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!