Bela sungguh kesal mendapatkan jika Nella seperti tidak di didik pada suaminya, padahal bela berharap Nella diasuh suaminya menjadi anak yang baik dan tumbuh dengan baik namun ternyata semua tidak ada di benaknya. Nella dengan sikap yang parah, dan banyak menyakiti semua orang termasuk ibunya sendiri.
Fatma mendapati jika ibunya tengah kesal atas perbuatan Nella, adik ia sendiri. Dan Fatma ingin menghampiri ibunya namun di senggol lengan tangan Fatma yang tidak mengetahui apa sebab dan akibat bagi Fatma. Nella yang mengunyah permen di mulutnya langsung di tempelkan pada gamis Fatma yang baru saja di ganti, namun siapa sangka jika Maya melihat itu dan menghampiri Nella ia bahkan sudah geram perbuatan Nella yang kurang ajar terhadap saudaranya.
"Apa yang engkau lakukan Nella, ambil dan bersihkan permen itu di gamis kak Fatma. Kamu tahu kan, itu sangat jorok apa tidak bisa kamu buang di tempat sampah, Nella jawab kak Maya kenapa kamu sangat ceroboh melakukan hal yang tidak pernah dilakukan, seharusnya kamu tahu, kamu saja anak mahasiswa dan seharusnya kamu paham mana yang baik, juga salah,"ucap tegas Maya ia muak dengan sikap Nella yang berlebihan dan di manjakan oleh ayahnya.
"Udah nanti kak Fatma bisa bersihkan, sudah jangan urusin dan jangan banyak debat. Kamu tahu ayah kan, jika ayah sampai tahu kita bertengkar hanya gara hal sepele yang kak fatma takutkan adalah amarah ayah, ayo kita pergi dari sini," lembut suara Fatma ia tahu konsepnya dan menarik lengan tangan adiknya untuk bersamanya.
"Tapi kak, Nella yang salah kenapa kita yang repot. Dasar anak ga tahu malu, awas kamu Nella kamu hari ini lolos, kalau tidak baik budi perkataan kak Fatma jangan harap kamu tidur hari ini,"ancam Maya yang kesal dengan perbuatannya.
"Kasihan, ga mampu kalian melawan diriku. Tapi maaf tadi cari tong sampah ga ada, lagian kalian pantas menjadi saudaraku untuk menjadi pembantu, terlebih kalian ga usah kerja sekalian, dasar cupu", ucap Nella yang spontan mengatakan hal tak baik pada kedua saudaranya.
Namun pada akhirnya bela menampar kedua pipi Nella sebanyak 2X , namun nyatanya Nella tak jera dengan sifat yang melekat pada dirinya.
Plak
Plak
"Tamparan ibu lebih parah daripada tamparan ayah, terimakasih atas tamparan ibu, Nella sungguh benci pada ibu, selama ini Nella ingin mendapatkan kasih sayang ibu, tapi ibu hanya pilih kasih terhadap Fatma, juga Maya! Entah apa sebabnya, andaikata dulu jika Nella di bimbing oleh ibu mungkin Nella akan lebih parah daripada ini," ucap Nella ia pergi, namun ayahnya pulang dan mendapati jika ibunya tengah menampar anaknya.
Emosi didalam diri Rafael memuncak, ia menarik tangan istrinya secara paksa. Dan Nella tersenyum puas saat ibunya di tarik secara paksa. Maya juga Fatma segera mengikuti langkah ibunya kemanakah ayahnya membawa ibunya. Dan lebih parahnya, Ayah ini menghabisi nyawa istrinya sendiri.
Suami macam apa ini, ini berani ingin membunuh istrinya di depan anaknya karena hal yang sepele. Lagi pula, dalam kondisi genting seperti ini bisa kita selesaikan dengan cara baik. Namun karena Rafael udah bersifat kesetanan otomatis ia ingin menghabisi nyawa istrinya yang malang.
Sementara Nella mendengarkan musik di kamarnya, ia menyetel musiknya memakai earphone agar tidak kebisingan yang membuat dirinya stress.
Fatma tak bisa berkata apa lagi, bagaimana seorang Ayah kenapa bisa seperti orang diluar batas. Ia tak menyangka jika ayah nya tak sadar siapakah yang bersalah dalam hal ini.
Merujuk pada perbuatan Nella yang termasuk perbuatan tercela harus di rubah, namun saat itu ayahnya sudah di ujung tanduk. Fatma melerai mereka berdua, rasanya Fatma tak ingin Ayahnya kasar dengan ibunya.
Rafael seharusnya sebagai kepala rumah tangga ia harus bisa mengayomi bukan menghajar istrinya sampai babak belur. Apakah ini seorang Ayah yang berperan sebagai kepala rumah tangga. Maya tak bisa membendung air matanya, ia kehabisan energi untuk memberhentikan perbuatan ayahnya.
"Ayah hentikan perbuatan ayah, kenapa ayah selalu ingin bunuh ibu! Apakah, ayah sebagai kepala rumah tangga hanya diam saja saat Nella bertindak kasar pada ibu, Ayah jawab maya, Kalau ayah masih kasar pada ibu maka sakiti hati kami ayah," hardik Maya ia tak percaya jika ayahnya ingin melakukan sesuatu pada ibunya.
"Hentikan katamu, anak pembawa sial. Jangan campuri urusan ayah dengan ibumu. kalian juga mau ayah siram seperti yang ni," ucap Rafael ia bahkan tertawa sendiri seperti orang mabuk.
Setelah kepergian Rafael, mereka berdua langsung memeluk ibunya yang seluruh tubuhnya basah disiram air di pancuran kamar mandi. Entah mengapa jika sifat Ayahnya tak dewasa, ia rela bahkan mengurung istrinya di gudang hanya karena membela Nella sebagai anaknya.
Bela tak percaya jika suaminya bisa melakukan hal yang buruk dalam hidupnya. Mengapa suaminya tak sadar jika perbuatan sangat tidak baik di tiru seperti Nella yang tidak baik di tiru. Omong kosong apa ini, suaminya lebih prihatin kepada Nella daripada kedua anaknya juga istrinya.
Kedua anaknya mendekat dan menangis di pelukan ibunya, mereka menangis karena ibunya diperlakukan di depan mereka. Mengapa pikiran suaminya selalu tak masuk akal, padahal ia terus kepikiran anaknya yang berada di kamar.
"hiks,, hiks,,,hiks,,
"Ibu maafkan kami berdua karena kesalahan kami melebihi batas, Bu ayo kita segera ganti baju, kami selalu ada untukmu,"ujar Fatma yang sedih menanggung beban semuanya bagaimana tidak ibunya diperlakukan dengan cara tidak baik.
"Tidak sayang, kalian ada peri peri ibu. karena ibu sayang kalian. Maafkan ibu, ibu tak bisa melawan ayah kalian menjadi ayah yang baik, doakan ayah kalian menjadi ayah yang baik untuk ketiga anaknya," jawab bela ia menghapus airmata kedua anaknya dan mereka berjalan perlahan lahan menuju kamar ibunya.
Semuanya kembali runyam, tidaklah Rafael baru saja masuk ke dalam kamar anaknya. Namun, karena Rafael mendapati jika anaknya berpakaian sangat seksi membuat jakun Rafael naik turun.
Apa sebenarnya terjadi, bagaimana bisa seorang ayah yang bisa menyukai anaknya. Dan mengapa Rafael tak memilih istrinya malahan anaknya yang harus jadi mangsanya. Pikiran negatif sudah jelas nampak di kepala Rafael, iya membayangkan jika Nella ialah Bela. Dan kagetnya, Nella mencium mulut ayahnya jika Ayahnya sedang mabuk.
Tak percaya untuk apa Rafael mabuk, dan mengapa ia seperti ini. Dan parahnya Ayahnya tak bangun di kamar anaknya. Apa yang mereka lakukan, Nella mengangkat tubuh Rafael secara perlahan di dalam kamarnya. Ia sengaja memanggil ibunya yang sedang berganti pakaian yang ditemani oleh Fatma.
Nella rasanya ingin pergi dari rumahnya ia sudah jenuh, tak ada orang pun menyahut perkataan dirinya. Namun, pada akhirnya Maya yang keluar dan mendengar suara Nella yang sedang menjerit sekeras mungkin.
"Kamu ngapain sih jerit jerit segala! udah mau jadi bos di dalam rumah ini, dasar ga tahu malu udah bersalah malah libatkan orang lain, kamu harus tahu ibu sakit hati gara ayahmu".
"Apa! Gue ga kedengaran, lu ngomongin apa sih. Sekarang kamu bawa ayah ke kamarnya".
"Ogah, kan kamu anaknya paling di sayang, gue malas urusin ayah kamu yang sudah keterlaluan mencela ibu di dalam kamar mandi, oh ya, itu pakaian kurang seksi sekalian aja telanjang."
"Biarkan aja lah, mau gue telanjang kan bukan urusan mu. Oh ya, cepat bawa ayah ke kamar dong," pinta Nella ia merasakan berat pada tubuh ayahnya.
Maya tak ingin mengurus ayahnya apalagi penyebab ibu adalah ayahnya, Maya rasanya sedih jika rumahnya penuh drama bohongan. Apalagi Nella yang banyak bicara, dan ia berpakaian secara tidak sopan di dalam rumahnya.
Kesal dengan kehadiran Maya, maka Nella sengaja menyeret ayahnya di kamar ibunya. Namun, Bela yang sudah rapi berganti pakaian tak sengaja bertemu dengan suaminya. Namun, Rafael di seret seperti mainan tapi hal yang tak wajar jika anaknya memakai pakaian kurang bagus.
Fatma sebagai anak paling tua ia hanya mengucap istighfar berulang ulang, ia cukup dengan kondisi ini. pikiran Fatma yang tidak ingin negatif, tapi mengapa ayahnya langsung pingsan saat Nella berpakaian minim seperti itu. Ditambah jika Bela tak suka anaknya memakai pakaian terlalu minim.
Walaupun hati Bela dongkol tetapi ia masih memiliki hati nurani,ia mengangkat tubuh suaminya kedalam kamarnya. Maya ingin menghentikan langkah ibunya, namun ibunya ingin Maya memaklumi nya.
Tak lama Nella pergi dan ikut masuk di kamarnya, ia lalu menyetel musiknya kembali. Maya yang geram ingin sekali ia menggunting earphone milik Nella hancur berkeping keping.
Tak sadarkah, jika Rafael tengah diangkat oleh istrinya dan bagaimana bisa Rafael mengkhayal istrinya dikala ia diangkat oleh istrinya.
Hanya kata indah yang keluar dari mulut suaminya, dan bela menyadari hal tersebut.
"Maafkan mas sayang, udah banyak menyakiti mu! Tapi kuharap jangan marah karena mas juga tidak mau kehilangan dirimu".
Itulah yang keluar dari mulut suaminya, Bela tak percaya jika suaminya tengah romantis saat ia dalam keadaan mabuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments