saat ini aku sedang menunggu suruhan Pak Fian untuk mengantarkan sepedaku.
Tok Tok Tok
aku mendengar seseorang mengetok pintu rumahku. Mungkin itu orang yang disuruh Pak Fian.
" Lia tolong buka pintunya nak" suara ibuku dari dapur. Aku berjalan dan membuka pintu rumahku.Saat aku membuka pintunya.
Deg. Ternyata Pak Fian sendiri yang mengantarkan sepedaku.
" Pa Pak Fian kenapa bapak yang nganterin sepada saya" tanyaku
" Ohh. Iya karna saya masih ada urusan didaerah sini. sekalian nganter sepeda kamu" Segera aku mengambil alih sepeda ku dan menaruhnya dengan aman.
" Lia kenapa tamunya gk disuruh masuk. Sini nak masuk dulu" suara ibuku keluar dari dapur yang sudah siap membawa camilan dan minuman.
" Haduh ibu, niatnya kan tadi aku mau ngusir Pak Fian biar dia gk lama-lama disini" ( Wah gk ada akhlak kamu Lia 😂)
" Silahkan masuk pak" dengan terpaksa aku mempersilahkan Pak Fian masuk kedalam rumahku. entah kenapa saat ini aku hanya ingin menghindar. Pak Fian duduk di kursi yang ada diruang tamu, yahh bisa dibilang masih layak lah buat diduduki. sementara aku memilih duduk didekat ibuku.
" Iya bu maaf merepotkan"
" Tidak masalah nak. Emm maaf sebelumnya anda siapa ya?" tanya ibuku.
" Saya gurunya Lia bu disekolah. Nama saya Fian. Saya cuma mau nganter sepedanya Lia "
" Ohh ibu pikir Lia buat masalah disekolah"
" Nggak bu Lia anak yang pintar. Lia juga anaknya rajin" puji Pak Fian. Kata-kata itu berhasil membuat diriku tersipu malu." Ya ampun semoga pipiku tidak memerah "
" Maaf saya tidak bisa lama-lama disini. Karna masih ada kerjaan bu. Saya pamit dulu dan terima kasih atas suguhannya "
" Sama sama pak. Harusnya saya yang berterima kasih sama bapak. Sudah mau repot-repot nganterin sepeda anak saya"
" iya bu sama sama. Assalamualaikum"
" Waalaikumsalam" Aku menatap kepergiannya. Walaupun hatiku sedikit goyah untuk melepaskan perasaan ini. Tapi aku yakin dengan keputusanku. Aku tidak mau tersakiti oleh perasaanku sendiri.
Malam hari
Keluargaku berkumpul. Bercerita dari topik ketopik yang lain. Hingga tiba-tiba ibuku menceritakan tentang kedatangan Pak Fian.
" Yah, tadi gurunya Lia kesini Yah. Orangnya sepertinya masih muda ganteng terus sopan lagi Yah. Iya kan Lia" Waduhh kenapa ibu bahas itu. Aku bingung harus menjawab bagaimana. Aku hanya mengangguk membenarkan perkataan ibuku.
" Ayah jadi pengen tau orangnya gimana bu" saat ayahku tengah berbicara tiba-tiba adiku memotong perkataan ayah.
" Atak, ibu, ayah nino antuk yahh"
" Biar aku aja bu yang nemenin nino. Lia juga udah ngantuk bu" sengaja aku berkata seperti itu supaya pembahasan tentang Pak Fian tidak dilanjutkan lagi.
" Ya sudah selamat tidur anaknya ibu" ucap ibuku sambil mengecup pipiku dan adiku.
*****
Hari ini badanku terasa lemas tidak bertenaga. aku paksakan diriku bangun dari tempat tidur dan pergi ke sekolah
Sampai disekolah. Aku berjalan menyusuri lapangan sekolah. Badanku makin tidak bisa diajak kerja sama. Aku merasa pandanganku mulai terlihat samar. kepalaku mulai berdenyut. sekitarku lambat laun menggelap. Aku jatuh dan tak sadarkan diri.
Saat aku membuka mata. Aku melihat sekelilingku sepertinya ini ruang kesehatan. hingga mataku menangkap sosok yang familiar bagiku. Dia sedang berdiri didepanku. Iya dia adalah Pak Fian.
" Kamu sudah bangun. Kata dokter kamu Anemia."
" I Iya maaf merepotkan bapak"
" Tidak papa. Lebih baik kamu istirahat saja disini. Saya temani kamu disini"
" Tidak perlu pak. memangnya Pak Fian tidak mengajar hari ini" tolakku. Jantungku terus berdetak dengan sikap perhatian dari Pak Fian. Perasaanku campur aduk. aku ingin melepaskannya tapi perhatiannya membuatku luluh.
" Tidak papa. Saya ingin menemanimu" Pak Fian tersenyum kepadaku. aku tidak kuat lagi. Senyumannya sungguh manis. Aku tidak bisa menghentikan tatapanku darinya. Sepertinya aku tidak bisa melepaskan perasaan ini. Baiklah, biarkan saja. Tuhan sudah menghadiahkanku dengan perasaan ini. Aku harus menerimanya. Walau mungkin perasaan ini tidak akan mendapatkan balasan.
" Saya tadi sudah beli makanan dikantin sekolah. Kamu belum makan kan" ujarnya sambil mengambil makanan
" Ini kamu makan" Dia memberikan makanan itu padaku. Dengan senang hati aku menerimanya. Karna dari tadi perutku sudah berteriak minta makan. Aku Kesulitan memegang sendoknya. Tanganku masih terasa lemas. Untuk mengangkatnya saja aku tidak bisa. ( Modus kamu Lia😒)
" Sini saya bantu. Saya suapi kamu " Dia mengambil sendoknya dari tanganku. Dan menyuapiku. Dengan malu-malu tapi mau aku membuka mulutku. Aku suka perhatiannya. Entah kenapa aku merasa Pak Fian sedikit perhatian padaku dari siswi lainnya. Atau mungkin akunya aja yang kegeeran. Iya kali ya akunya aja yang kegeeran.
Tak terasa makanan itu sudah habis aku makan. Pak Fian tersenyum. Aku tidak tau arti dari senyuman itu. Aku membalas senyumannya. dan berterima kasih kepadanya karna sudah membantuku.
" Lebih baik kamu pulang lebih cepat. Saya akan antar kamu pulang. Saya takut kamu pingsan ditengah jalan" Aku menuruti perkataannya.
Diperjalanan kami saling diam. Hingga dia menanyakan kenapa aku sampai terkena Anemia. Aku merasa sedang diomeli ibuku. Aku tidak tau ternyata Pak Fian bisa secerewet ini. Hihihihi
" Kamu harus dengar perkataan saya tadi. Jaga kesehatan kamu. Jangan sampai pingsan lagi seperti tadi"
" Iya Pak" Aku suka perhatiannya. Seolah olah aku wanita paling berharga dalam hidupnya. Hehe geer dikit boleh dong.
" Sudah sampai pak. terima kasih atas tumpangannya"
" Sama sama. Jangan pingsan lagi. Kalau bisa makan yang banyak"
" Saya bukan sapi pak" Batinku
Setelah dia berpesan. Dia melajukan Mobilnya kembali. Aku merasa bahagia. Rasa sakit lemas semuanya hilang. Pak Fian bagaikan obat mujarab bagiku. Aku bersenandung riang sampai kerumahku. Mungkin karna aku sudah menerima keadaan ini. Menerima kenyataan bahwa perasaanku tidak bisa kulepas.
" Assalamualaikum ibu"
" Waalaikumsalam. Ada apa nih. Ibu perhatiin dari tadi. Anak ibu yang satu ini senyum-senyum sendiri" tanya ibuku
" Ahh ibu. Lia nggak papa kok bu" ucapku sambil tersenyum.
" Lia masuk dulu ya bu" lanjutku
" Bisa-bisa aku gila nih. senyum-senyum terus" Aku tersenyum mengingat kejadian saat Pak Fian menyuapiku.
Aku bahagia.
Bahagia
Kubahagia
Hanya denganmu kesayangannya aku.
Kesayangannya aku
Gangguan sedikit dari author😂oky lanjutttt..
Senyuman tak lepas dari wajahku. Mungkin yang melihatku akan mengira aku orang gila. Aku tidak tau bahwa dengan membiarkan perasaanku dan tidak menekannya lagi bisa membuatku sebahagia ini. Aku akan membiarkannya untuk saat ini. Walaupun resikonya aku akan sangat sakit hati untuk kedepannya. Tapi tidak papa ini jalan yang aku pilih.
Aku terpengaruh oleh keadaan. Aku terpengaruh sikap perhatiannya. Aku sadar bahwa kenyataan tidak sesuai dari apa yang aku bayangkan. Tapi biarkan aku mencintainya dalam diam. Karna tidak seharusnya aku menyalahkan perasaan yang telah tuhan berikan.
-
-
-
Happy Reading
Kubutuh komen, vote, dan like dari kalian udah itu aja gak tau mau ngomong apa😂
Makasiihhh🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Caramelatte
semangat thor!
Salam dari "Belong to Esme"
2020-11-23
0
Deska wu
keereen...
2020-11-17
1
J.Lux❣️🗝️❄️
sepertinya si pak juga cinta deh sama Lia.
2020-11-17
1