Terkadang Tuhan hanya mempertemukan bukan mempersatukan:"
Dan kamu tau apa yg aku takutkan?Nyaman dengan mu dan jatuh cinta sendirian (Silvilia Rahma)
-
-
-
Setelah aku memikirkannya semalam aku memutuskan untuk melepas perasaan ini, perasaan yang seharusnya tidak pernah ada, aku menyakinkan diriku untuk tidak menumbuhkan perasaan ini lebih dalam lagi.
Hari ini aku menggunakan sepeda bututku untuk pergi kesekolah karna aku tidak mau terus merepotkan ayahku jika terus mengantarku kesekolah terlebih dulu, aku mengayuh sepedaku dengan lebih cepat karna aku tidak mau terlambat sampai kesekolah.
Sampai disekolah aku bergegas memarkirkan sepedaku ditempat parkir aku sengaja menempatkan sepedaku di pojok paling belakang karna aku tidak mau mengganggu kendaraan siswa lain, setelah memastikan sepedaku aman, aku berjalan dengan tergesah-gesah melewati lobi sekolah untuk menuju kelasku.
dug
" Aduh sakit! " teriak ku saat aku merasakan sakit dibagian keningku, karna tidak sengaja menabrak seseorang
" Haduh sakit banget, ini dada apa beton kok bisa keras banget? " pikirku sambil mengelus keningku yang masih sakit
" Ehem, " aku mendengar seseorang berdehem, aku terkejut saat tahu siapa orang yang aku tabrak
" Astaga!! Maaf pak, saya nggak sengaja, sa-saya tadi buru-buru mau masuk ke kelas pak, " aku gugup, tidak tahu apa yang harus aku lakukan, aku hanya bisa mematung tidak bisa bergerak.
" Ya tuhan bagaimana aku bisa ada diposisi seperti ini? Hiks...Hiks "
" Sampai kapan kamu akan ada disini, tidak mau masuk kelas? "
" I-iya pak, saya ke–kelas dulu pak! " aku berjalan lebih cepat, meninggalkan Pak Fian sambil merutuki diri sendiri, ceroboh sekali diriku ini, sungguh aku malu jika harus bertemu Pak Fian lagi.
Hah Hah
aku berusaha mengatur nafasku yang masih terengah-engah, setelah nafasku mulai stabil aku masuk kedalam kelas yang sudah ramai, mereka seperti membuat kelompok sendiri-sendiri tanpa memperdulikan kehadiran diriku, walaupun mereka seperti tidak menganggapku mereka bersikap cukup baik padaku, aku duduk dan menyiapkan buku yang akan dipelajari
Bel istirahat berbunyi seperti biasa aku memakan bekal yang sudah ku siapkan dari rumah agar aku tidak usah membeli makanan dikantin sekolah, setelah menghabiskan makananku, aku pergi ke perpustakaan sekolah untuk meminjam buku yang akan aku baca dirumah.
Saat aku berjalan menuju perputakaan, aku tidak sengaja mendengar para siswi perempuan sedang membicarakan Pak Fian
" Hei kamu tahu ternyata Pak Fian sudah punya pacar, "
" Beneran? kamu gak lagi bohong kan, "
" iya, aku gak lagi bohong, "
" Yahh sayang sekali Pak Fian sudah punya pacar, "
Aku menghela nafas dalam-dalam. Menekankan hatiku untuk tidak sakit hati. Tapi apa yang harus kulakukan. Hatiku tak mau menuruti ku. Aku berlari ke taman belakang sekolah dimana tidak ada siapapun disana. Menahan air mataku untuk tidak jatuh. Ini sungguh memalukan. Bagaimana bisa seorang siswa sepertiku menyukai guruku sendiri terlebih lagi dia adalah anak pengusaha besar. Tangisku pecah. Bodoh sadarkan dirimu Lia. Kamu bukan siapa - siapa. Sadar Lia sadar.
Memang seharusnya dari awal aku tidak menumbuhkan perasaan ini. Rasa kagumku akan ketampanannya. Sudah berubah haluan.
Kini dirikulah yang menderita karna perasaan yang ku bangun sendiri. Keputusanku untuk melepaskan perasaan ini adalah keputusan yang benar. dan sepertinya harus benar - benar aku jalani saat ini.
Hiks,, Hiks Aku tidak pernah menyangka cinta pertamaku akan seperti ini. Aku menangisi kebodohan diriku sendiri. Sakit sangat sakit. Hiks,, Hiks
" Huu.... Huu... Hiks... Hiks" Aku menangis terisak-isak. Aku sudah tidak perduli jika suaraku mulai mengeras. Tohh tidak akan ada yang mendengarnya.
Kresek( suara ranting yang terinjak)
Aku terkejut dengan suara itu. Aku memalingkan wajahku untuk bisa melihat siapa yang datang.
" Kamu menangis, Kamu ada masalah apa?"
Pak Fian berdiri tepat didepanku. Raut wajahnya nampak tidak terbaca. Aku segera menghapus air mataku.
" Hiks... Hiks... Sa saya tidak menangis, " Ucapku menyisakan isakan kecil. Aku gugup dan malu ketahuan sedang menangis.
"Kamu lagi ada masalah?"
" Hah" Aku melongo. Masa iya aku cerita kalok aku sedang menangisi dia. Bisa - bisa aku dianggap tidak waras.
" saya tidak papa. Saya ke kelas dulu pak. Permisi! " Aku menghindari pertanyaan Pak Fian. Aku memilih untuk kembali ke kelas. Karna jam istirahat sudah berakhir.
Aku duduk dikursi dan menelungkupkan wajahku. Berusaha menenangkan diriku dan yang paling utama aku harus menenangkan hati.
" Selamat siang. Saya akan melanjutkan pembelajaran yang kemarin. Silahkan buka buku kalian, " Suara seseorang yang sangat aku kenal. Aku mengangkat kepalaku mata kami bertemu. Mata indah itu sedang menatapku. Aku mengalihkan pandanganku darinya.
Memang sulit untuk tidak terus menatapnya. Secara dia guru yang berada didepan untuk menerangkan materinya.
*****
Bel pulang berbunyi. Aku bergegas menuju parkiran dimana aku menaruh sepedaku. Aku mulai mengayuh sepedaku.
TIN...TIN... TIN...
Bunyi klakson mobil membuatku terkejut. segera aku meminggirkan sepeda dan menoleh.
" Liaa ayo masuk. Saya antar, " Aku melihat Pak Fian yang ada dalam mobil itu. Pak Fian menurunkan kaca mobilnya dan berbicara padaku.
Aku terdiam. Bingung harus menjawab apa. Pak Fian meminggirkan mobilnya dan keluar dari mobil. Dan berjalan ke arahku
" Ayo saya antar kamu. Sepeda kamu titipkan saja diparkiran. Nanti saya akan suruh orang untuk mengambilnya. "
" Ehh... Ngg..nggak usah pak. Saya bisa pulang sendiri, " Aku menolak demi kebaikan hatiku. kalau aku terus berdekatan dengan Pak Fian bagaimana aku bisa melupakannya.
" Jangan membantah. akan sampai jam berapa kamu jika mengayuh sepeda seperti itu"
" Sa–saya nggak papa pak, " Pak Fian memegang sepedaku dari belakang sehingga aku tidak bisa berbuat apa apa
" Cepat. Masuk ke mobil! " Aku merasakan aura tubuh Pak Fian yang mendominasi membuatku merasa takut. Aku menganggukkan kepala tanda bahwa aku setuju.
didalam mobil aku hanya diam untuk menutupi rasa gugupku memalingkan wajahku kearah lain.
" Ehem " Pak Fian berdehem untuk memecahkan kecanggungan diantara kami.
" Tadi kamu kenapa menangis?" Tanya pak Fian
" Ahh. itu itu saya hanya kemasukan debu " Sepertinya Pak Fian tidak puas dengan jawabanku.
Tak terasa sudah sampai gang rumahku. Aku segera turun setelah mengucapkan terima kasih.
" Untuk Sepedamu nanti saya akan suruh orang untuk mengambilnya dan mengantarkannya kesini, " jelas Pak Fian menurunkan kaca mobilnya
" Terima kasihh pak, "
" Hmmm " Aku masih menunggu hingga mobil Pak Fian sudah tidak terlihat lagi. Lalu aku berbalik dan menyusuri gang rumahku
" Tuhan kenapa harus dia yang selalu berbuat baik padaku. Kenapa aku harus bersedih dan senang karna dia. kenapa kau membuat diriku jatuh cinta padanya. kenapa? "
Semua pertanyaan itu selalu perputar dalam pikiranku.
*****
Happy reading 😊
Vote yang banyak yahh
salam cinta dari aku😅(Eakkk)
terima kasih🍁🍁🍁
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Atika Mustika
kreeennnn
semangat ya..
feed back..
2020-12-30
0
Caramelatte
jangan kasi kendor thorr
semangat terosss
2020-11-23
0
Dal Wanti
kyaknya nanti lia sm p vian dech,aku suka ceritany👍
2020-11-21
1