Hari ke dua

Seperti biasa, hari ini, aku berangkat pagi sekali. Sekolah pun masih sepi. Tanpa ragu aku mulai melangkahkan kakiku menuju kelas.

Sesampainya di kelas, aku pun langsung duduk dan mengeluarkan buku agenda kecilku. Ya, memang aku ini selalu tertutup untuk masalah pribadiku. Jika dirasa perlu, mungkin aku hanya akan memberitahukan pada buku kecilku itu. Karena aku selalu berpikir untuk tidak menyusahkan siapa pun, terlebih lagi orang tuaku.

Perihal untuk sekolahku pun, aku tidak banyak menuntut. Jika aku menginginkan sesuatu pun aku diam-diam mengumpulkan uang jajanku sendiri, sedikit demi sedikit.

Aku menjadi pribadi seperti itu karena aku merasa seberapa pun usaha yang aku capai, aku akan selalu di banding-bandingkan oleh adikku yang jenius dan dari situlah aku menjadi cuek dalam pelajaran.

Ketika aku sedang asyik menulis, tiba-tiba Nara merangkulku.

“Halo cantik, lagi apa?” tanya Nara berusaha mengintip tulisanku.

“Eh...bukan apa-apa.” Jawabku sambil menutup buku itu rapat-rapat dan memasukkannya.

“Eh, ada apa, kamu kok tumben sudah 2 hari ini datangnya agak lebih pagi?” tanyaku heran. Bagaiman tidak heran, si Nara itu dari dulu selalu datangnya mepet jam masuk kelas.

“Kamu terlalu cinta ya sama aku, sampai-sampai kamu tidak sabar untuk ketemu denganku?! hihihi...😁” godaku.

“Ya ampun ini makhluk 1. Kamu tu ya bukannya senang kalau temanmu berubah, malah di ledek begitu..😒” jawab Nara sewot.

“Oo...begitu..😮. Btw, kamu berubah jadi apa sih?" tanyaku pura-pura tulalit

“Berubah jadi wonder woman. Puas kamu..” celetuk Nara, tambah sewot.

“Memang enak di godain?! Hihihi...😁” kataku sambil senyum meledek.

“Au ah...” jawab Nara singkat.

Aku yang melihat tingkah Nara seperti itu, akhirnya tertawa lepas. Tapi ya tidak terlalu keras juga sih. Lagi seru-serunya menggoda Nara, tiba-tiba saja si ketua kelas, Gilang, datang menghampiri kami berdua.

“Hai Ai, kemarin kamu tidak lupa kan buat menyerahkan daftar nama pengurus kelas ke pak Candra ?” tanya Gilang untuk memastikan kalau aku tidak akan lupa. Seketika aku terhenyak sesaat.

“O ya, aku kan masih punya hutang jawaban ke pak Candra. Kenapa aku bisa sampai lupa sih?” gerutuku dalam hati.

“Aduh bagaimana nih !? Aku harus jawab apa ya !?” keluhku bingung dalam hati sambil sedikit menggaruk kepala walau tidak gatal.

“Eh kamu kenapa, Ai? Kok malah tidak fokus begitu.” Tanya Gilang heran.

“Eh ya, tadi kamu tanya apa?” tanyaku karena tadi sempat nge blank.

“Hadeuh Ai, aku tadi tanya, kamu tidak lupa kan buat menyerahkan hasil pemungutan suara yang kemarin!?” tanya Gilang mengulangi pertanyaan yang tadi sambil terlihat jengkel denganku

“Oh itu... Iya.. iya... Sudah kok. Sudah aku serahkan. Lalu Pak Chandra kemarin bilang kalau kamu juga jangan lupa untuk membuat pembagian jadwal tugas kelas. Lalu di tempel di dinding kelas agar semua bisa lihat dan mengerjakannya.” Jelasku berhati-hati agar dia tidak curiga.

Urusan ini bisa aku bilang nanti saja waktu aku ketemu lagi dengan pak Candra. Tak disangka dia pun percaya. Hihihi...😜 Ai gitu loh. Begini-gini juga pernah jadi anggota kepengurusan kelas.

‘tet..tet..tet..’ bel masuk sudah bunyi.

Baiklah kalau begitu. Kita bertempur.... ’semangat..💪’ ucapku dalam hati. Hari ini benar-benar panjang.

“Kenapa mata pelajarannya harus full ada semua sih?! Kan baru hari ke 2.” Gerutuku lirih.

Aku yang memang terlalu cuek dalam pelajaran, merasa sangat penat sekali jika harus duduk berjam-jam mendengarkan guru sedang menerangkan.

‘tet...tet..tet..’ bel istirahat berbunyi.

“Ai, ke kantin yuk..” ajak Nara sambil berdiri dan menggandeng tanganku.

“boleh deh, ayo atuh...” seruku kemudian. “Ai, kamu mau makan apa? Biar aku yang pesankan sekalian.” Ucap Nara menawarkan jasa.

“Tidak usah Nar. Terimakasih. Biar aku sendiri saja.” Jawabku sambil langsung menuju tempat roti yang 2000an dan air gelas yang 500an.

“Kamu bisa kenyang cuma makan itu?” tanya Nara sambil duduk di sampingku.

“Ya mau bagaimana lagi, Nar. Jatah jajanku kan cuma 5000 saja. Dan yang 10ribu buat naik angkot.” Jelasku sambil melahap roti.

Nara yang mendengarkan penjelasanku itu tiba-tiba diam. Entah apa yang sedang dipikirkannya tentang aku. Tapi memang aku sudah terbiasa seperti ini. Mau di apakan lagi 😔.

Tak selang berapa lama, makanan yang di pesan oleh Nara pun akhirnya datang. Sementara dia pun masih tetap sama. Hanya diam tak bergerak dan bersuara.

“Woi, Nar, kamu kenapa? Kamu kesambet ya? Aku perhatikan diam saja dari tadi.” Tanyaku khawatir.

“Ai, maaf banget kalau aku sudah buat kamu sedih dengan bertanya seperti tadi.” Ucap Nara menyesali perkataannya itu.

“Nar, jujur aku memang sedih. Tapi aku tidak apa-apa. Keadaanku yang kaya begini itu sudah biasa dari dulu. Jadi kamu tidak usah merasa bersalah lagi ya. Ini bukan salah kamu kok.” Jawabku mencoba menenangkan Nara.

“Iya. Terimakasih, Ai.” Ucap Nara.

“Nah begitu donk. Sudah, sekarang kamu makan gih makanan kamu. Keburu dingin. Nanti tidak enak loh. Lagi pula sebentar lagi bel masuk loh.” Kataku mengingatkan.

“Ok.. Kamu mau tidak? Nih kita setengah-setengah.” Tawar Nara sambil menyodorkan makanannya ke aku.

“Tidak usah. Terimakasih, Nara. Aku sudah kenyang kok. Sudah buat kamu saja. Kenyangin 😊.” Bujukku supaya dia cepat menghabiskan makanannya.

Katika beberapa saat kemudian, bel masuk pun berbunyi. Kami yang sudah kenyang akhirnya masuk ke dalam kelas dan belajar lagi seperti biasa.

Lanjut👇

Terpopuler

Comments

Kristina Damayanti

Kristina Damayanti

aku dulu uang jajan 5 ribu kadang kurang 2 ribu ojek 3 ribu jajan , kadang iri juga liat temen pada banyak jajannya.
tapi yasudah lah masa itu sudah lewat

2022-01-22

0

Sri Rejeki

Sri Rejeki

Aku dulu malah sering gak jajan, karena gak ada uang saku... 😭

2022-01-12

1

Umi Jasmine

Umi Jasmine

mmg nya org tua nara, pas2a

2021-06-16

0

lihat semua
Episodes
1 Hari pertama
2 pemungutan suara
3 Lamaran dadakan
4 Hari ke dua
5 Jawaban
6 Sedikit kepedihan
7 ujian dadakan
8 Cerita tentang Ai
9 sisi lain Ai
10 awal pertengkaran
11 permintaan maaf
12 Masih marah
13 Pingsan
14 Ciuman pertama
15 Nilai ujian
16 kau segalanya
17 murid pindahan
18 Caper
19 Gosip
20 Cemburu
21 saling jujur
22 Tulisan Cinta Ai
23 Balasan tulisan Ai
24 Jebakan
25 Terungkap
26 Terungkap 2
27 hukuman dan penjelasan
28 hampir saja
29 kepedihan hati Ai
30 acara sekolah
31 Masa lalu pak Chandra
32 Tak tau malu
33 penolakan tegas
34 Diculik
35 upaya penyelamatan
36 antara hidup dan mati
37 tak terduga
38 kepastian
39 mendaftar nikah
40 dipingit
41 akad nikah
42 Akhirnya
43 rencana perpisahan kelas
44 acara
45 kesepakatan
46 upacara penerimaan
47 dari hati
48 panik
49 kepo
50 teman lama
51 guru heboh
52 Minggu
53 bagaimana ini ??
54 ngaku-ngaku
55 rencana ujian
56 belajar
57 masalah
58 saingan
59 permintaan maaf 1
60 permintaan maaf 2
61 gelisah
62 teror
63 strategi 1
64 strategi 2
65 terulang lagi
66 yang sesungguhnya
67 clear
68 menghafal
69 usaha ketemu
70 batal belajar
71 Hamil
72 ngidam
73 insiden
74 penyesalan
75 penyesalan 2
76 tidak ingat 1
77 tidak ingat 2
78 keluar rumah sakit
79 cerita tentang pak Chandra
80 hobi baru
81 sedikit ingat
82 ingatan pulih
83 ga betah
84 kerja sampingan
85 dimaafkan dengan syarat
86 pengumuman kelulusan
87 lamaran yang ke tiga
88 pesta kelulusan
89 pengumuman Auth
Episodes

Updated 89 Episodes

1
Hari pertama
2
pemungutan suara
3
Lamaran dadakan
4
Hari ke dua
5
Jawaban
6
Sedikit kepedihan
7
ujian dadakan
8
Cerita tentang Ai
9
sisi lain Ai
10
awal pertengkaran
11
permintaan maaf
12
Masih marah
13
Pingsan
14
Ciuman pertama
15
Nilai ujian
16
kau segalanya
17
murid pindahan
18
Caper
19
Gosip
20
Cemburu
21
saling jujur
22
Tulisan Cinta Ai
23
Balasan tulisan Ai
24
Jebakan
25
Terungkap
26
Terungkap 2
27
hukuman dan penjelasan
28
hampir saja
29
kepedihan hati Ai
30
acara sekolah
31
Masa lalu pak Chandra
32
Tak tau malu
33
penolakan tegas
34
Diculik
35
upaya penyelamatan
36
antara hidup dan mati
37
tak terduga
38
kepastian
39
mendaftar nikah
40
dipingit
41
akad nikah
42
Akhirnya
43
rencana perpisahan kelas
44
acara
45
kesepakatan
46
upacara penerimaan
47
dari hati
48
panik
49
kepo
50
teman lama
51
guru heboh
52
Minggu
53
bagaimana ini ??
54
ngaku-ngaku
55
rencana ujian
56
belajar
57
masalah
58
saingan
59
permintaan maaf 1
60
permintaan maaf 2
61
gelisah
62
teror
63
strategi 1
64
strategi 2
65
terulang lagi
66
yang sesungguhnya
67
clear
68
menghafal
69
usaha ketemu
70
batal belajar
71
Hamil
72
ngidam
73
insiden
74
penyesalan
75
penyesalan 2
76
tidak ingat 1
77
tidak ingat 2
78
keluar rumah sakit
79
cerita tentang pak Chandra
80
hobi baru
81
sedikit ingat
82
ingatan pulih
83
ga betah
84
kerja sampingan
85
dimaafkan dengan syarat
86
pengumuman kelulusan
87
lamaran yang ke tiga
88
pesta kelulusan
89
pengumuman Auth

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!